04. STEAK

828 60 12
                                    

TING! Lift yang dinaiki oleh Satya tiba tepat di lantai yang memang menjadi tujuannya. Bukan lantai teratas, melainkan satu lantai dibawah yang teratas. Langkah tegap lelaki itu melangkah menuju sebuah unit yang sudah sangat dia hapal

Tentu saja begitu, unit itu adalah milik Satya. Dia juga sering datang ke tempat ini. Satya menekan angka ke atas tombol kunci.

2410, itu adalah password dari griya tawang milik Satya sekaligus tanggal pernikahannya dengan Hanita, sang istri

Begitu pintu terbuka, Satya menyunggingkan senyuman kala ia mengendus aroma sedap yang berasal dari pantry.

"Dia pasti sedang memasak" gumam Satya senang

Lelaki itu meneruskan langkahnya kian jauh ke dalam, bisa dia lihat keberadaan seorang wanita yang tengah memunggunginya.

Wanita itu tengah sibuk berkutat dengan pan dan beberapa peralatan memasak lain. Rambut yang dijepit ke atas menandakan betapa serius wanita itu sekarang

"Shanum..." sapa Satya

Merasa terpanggil, wanita yang diketahui bernama Shanum itu pun menoleh. Senyuman merekah sempurna , senang melihat kedatangan Satya.

"Satya, kupikir kamu tidak jadi datang" sahut Shanum

Satya tersenyum tipis, "Kamu mengundangku, tentu saja aku harus datang kan?"

"Ck, aku tahu kalau kamu tidak akan rela melewatkan steak buatanku" ejek Shanum

Satya dan Shanum terkekeh bersama, jelas kalau kedua orang itu akrab dan dekat satu sama lain. Satya bahkan setia menunggui Shanum yang masih perlu menyelesaikan masakannya.

"Sabarlah sebentar lagi, Satya. Ini tidak akan lama" ujar Shanum

"Pernahkah aku protes apapun padamu, Shanum?" Tanya Satya geli

Shanum memutar kedua bola matanya dengan jengah, "Kurasa sejauh ini tidak."

Tidak berselang lama, Satya sudah duduk diatas kursi pada ruang makan. Shanum menyusul, wanita itu membawa dua porsi steak untuknya dan Satya

Shanum meletakkan kedua piring itu ke tempatnya masing-masing, lalu dia duduk ke atas kursi yang berada di samping Satya.

"Ini terlihat enak, Shanum" ujar Satya seraya menatap damba makanan di depannya

Shanum mengangguk seraya tersenyum, dia juga tidak lupa menuangkan wine ke dalam gelas milik Satya.

"Makanlah, ini adalah hadiah ulang tahun dariku" ucapnya

Satya diam, dia mengeadahkan kepala. Menatap haru ke arah Shanum, "Aku bahkan tidak ingat kalau ini adalah hari ulang tahunku. Tapi kamu mengingatnya, Shan"

Shanum memotong daging untuk Satya kemudian menyuapkan sepotong kecil untuk lelaki itu. Sialnya lagi, Satya tidak menolak , dia justru terlihat sangat bahagia menerima perlakuan manis ini dari Shanum.

''Selamat Hari Ulang Tahun yang ke 28, Satya Dewantara. Semoga kebaikan dan kebahagiaan selalu menyertaimu" ucap Shanum terdengar tulus, tatapan matanya bahkan terlihat sangat teduh

Satya menganggukkan kepala, lelaki itu menarik tangan Shanum kemudian mengusapnya

"Terimakasih, Shanum. Memang hanya kamu yang bisa mengerti aku" sahut Satya

Tidak ada pembicaraan apapun lagi, Satya dan Shanum meneruskan makan malam mereka. Sesekali, Satya tampak menggoda Shanum dengan mentoel hidung mancung wanita itu

Setelah menyelesaikan makan malam mereka, Satya mengajak Shanum bersantai diruang keluarga. Menonton film yang merupakan kesukaan Satya.

Shanum dengan setia menemani lelaki itu, bahkan menyandarkan kepala ke atas dada bidang Satya.

King Of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang