1 Bulan Kemudian,
"Permisi, Dokter Hanita." Seorang perawat mendekati Hanita, berdiri was-was di depan meja kerja wanita itu
Hanita hanya memberi tanggapan berupa anggukan pelan, membiarkan perawat itu menyampaikan apa yang dia bawa.
"Diluar ada Tuan dan Nyonya Besar Dewantara, beliau memaksa masuk ingin menemui anda" ujar perawat itu
Gerakan tangan Hanita yang sedang sibuk memindai catatan medis dari komputer pun langsung terhenti. Hanita memicingkan mata ke arah perawat di depannya
"Katakan kalau aku sibuk" sahut Hanita
"Saya sudah mengatakan seperti itu, tapi beliau terus memaksa bahkan mengancam akan memanggil polisi" ungkap sang perawat
Hanita menghela nafas lelah, belum sempat dia meminta sang perawat keluar dan membawa kedua mertuanya masuk tapi kedua orang itu sudah lebih dulu menerobos masuk ke dalam ruang kerja Hanita
"Mulai lagi" gumam Hanita pelan, lalu meminta sang perawat untuk keluar duluan
Erisa terlihat sangat marah dan kesal, bahkan menatap Hanita dengan sangat tajam
"Kurang ajar sekali kamu jadi menantu ya, Hanita. Sudah berapa kali kami berdua datang kemari dan kamu tidak pernah mau menemui kami?" Erisa berkacak pinggang
"Kami datang ke mansion tapi kamu juga tidak pernah ada disana. Kami datang ketempat orang tuamu tapi mereka juga tidak pernah mau menemui kami" celetuk Erisa
Arya yang berdiri disamping Erisa pun tidak berniat menghentikan sang istri, karena menurutnya Hanita memang sudah keterlaluan. Menantunya itu seolah sengaja ingin memutuskan hubungan dengan mereka
Sepanjang Erisa menggerutu, Hanita hanya menanggapi dengan sangat tenang. Menatap kedua mertuanya seolah tidak merasa bersalah sama sekali dan itu membuat Erisa semakin kesal
"Kenapa diam saja, Hanita? Kamu tidak punya mulut?!" Sungut Erisa
"Maaf, Mama. Tapi bukankah menjawab perkataan orang tua itu berdosa?" Hanita menaik turunkan alisnya
Erisa berdecak kesal, Hanita selalu bisa membalikkan kata-katanya dengan cara yang santai.
"Katakan pada kami, Hanita. Dimana Satya berada sekarang? Sudah sebulan lebih tapi dia menghilang seperti ditelan bumi. Datang ke kantor pun tidak, mengabaikan tanggung jawabnya begitu saja" giliran Arya yang berucap
"Kamu pasti tahu dimana Satya kan, Hanita? Tidak mungkin jika kamu tidak tahu dimana keberadaan suamimu" cecar Erisa
"Suami?" Gumam Hanita pelan dengan seringai kecilnya
Hanita berdehem kemudian mengibaskan rambutnya kebelakang. Wanita itu menatap mertuanya bergantian, jujur saja dia sudah sangat jengah dengan keluarga Satya yang menurutnya terlalu toxic selama ini. Yang selalu menuntut kesempurnaan dalam setiap aspek, tidak jarang mereka menggunjingkan Kenzie yang dulu penyakitan karena memang menderita penyakit bawaan jantung dari lahir.
Rasanya Hanita sudah tidak bisa lagi untuk menyembunyikan keberadaan Satya dari keluarga lelaki itu. Hanita juga sudah jengah terus dicecar. Menurutnya akan lebih baik kalau mereka tahu kondisi Satya yang sebenarnya
Yang Hanita yakini kalau itu akan menjadi sebuah pukulan besar untuk kedua mertuanya. Hanita juga bisa sedikit memberi pelajaran pada mereka yang selama ini selalu menghina Kenzie, bahkan menyebut Hanita sebagai Ibu yang tidak becus. Biar mereka tahu bagaimana rasanya punya anak yang penyakitan.
"Hanita, kenapa kamu diam terus begini?! Katakan pada kami, dimana Satya?! Kemana putra kami pergi?!" Sungut Erisa mulai emosi
"Tidak bisakah Mama bersabar sedikit?" Balas Hanita yang membuat bibir Erisa menganga
KAMU SEDANG MEMBACA
King Of Tears
RomanceHanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kala...