12. STROKE

1.8K 92 27
                                    

Satya dilarikan ke rumah sakit pada saat itu juga, Hanita sendiri yang menghubungi ambulance lalu menemani sang suami.

"Sat! Dengarkan aku! Aku belum memaafkanmu, kamu tidak boleh mati sekarang!" Gugu Hanita

Hanita berucap sembari berusaha mengimbangi laju brankar yang saat ini membawa Satya, mendorongnya masuk ke dalam ruang UGD

Hanita hendak ikut masuk namun salah satu perawat langsung menghentikannya. "Anda tunggu diluar dulu,Dokter. Kami akan berusaha menyelamatkan Tuan Satya."

Meski sebetulnya kesal dan tidak terima, tapi Hanita tidak bisa membantah. Dia adalah seorang Dokter dirumah sakit ini, jadi dia tahu kalau hal tersebut sudah merupakan sebuah aturan.

Hanita mondar-mandir tidak tenang, wajahnya bahkan sudah sangat basah karena air matanya sendiri. Dia mengelurkan ponsel dari dalam sakunya, berniat mengabarkan berita ini pada keluarga Satya

Tapi niat itu urung dia lakukan, tidak sampai dia tahu kondisi Satya didalam sana seperti apa.

Hanita memilih duduk ke atas kursi yang ada di depan ruang tunggu, wanita itu menggigit jari jemarinya sendiri, kebiasaannya setiap kali dia merasa panik dan gugup akan suatu hal.

"Kamu tidak boleh mati,Satya. Tidak sebelum kamu mendapat balasan yang setimpal atas perbuatanmu padaku." Gumam Hanita

Wanita itu menyatukan kedua tangannya ke depan dada, berdoa pada sang pencipta.

"Tuhan, engkau tahu kalau aku adalah umatmu yang selalu taat. Aku adalah anakmu yang lemah dan tidak berdaya. Tuhan, jika engkau memang adil maka kumohon. Jangan ambil Satya dariku, dia harus hidup lebih lama lagi bersamaku." Pinta Hanita tulus

Tepat 40 menit setelah Hanita menyelesaikan doanya, pintu ruang UGD akhirnya terbuka lebar. Dokter Sean keluar dari dalam sana bersama dengan seorang Dokter Senior lainnya

Hanita langsung berdiri dan menghampiri kedua orang itu. "Sean, Dokter Alex, apa yang terjadi pada suamiku? Dia baik-baik saja?" Tanya Hanita penuh harap

Dokter Alex dan Dokter Sean saling berpandangan, Sean mengalah dan membiarkan Dokter Alex yang menjelaskan keadaan Satya kepada Hanita

"Kenapa kalian diam? Hal buruk terjadi pada suamiku? Tidak,kan?" Tuntut Hanita

"Tenanglah,Dokter Hanita. Biar aku yang menjelaskan padamu" ungkap Dokter Alex

Hanita mengangguk, ia memberikan eksistensi penuh pada Dokter Alex, Dokter Spesialis Bedah Saraf dan penyakit dalam dirumah sakit ini.

"Tuan Satya sedang berada dalam kondisi yang kurang baik,Hanita. Tekanan darahnya tinggi sampai melampaui batas normal, dan ini yang menyebabkan terjadinya beberapa komplikasi" Dokter Alex menjeda perkataannya

"Komplikasi? Apa itu?" Tuntut Hanita lagi

"Suamimu saat ini berada dalam keadaan stroke ringan,Hanita." Lanjut Dokter Alex

Hanita tidak bisa tidak terkejut mendengarkan berita ini, tubuhnya hampir terhuyung ke samping. Untung saja Dokter Sean menahannya dengan cepat

"Hanita, are you okay?" Tanya Dokter Sean

Hanita bergeming, wanita itu menggelengkan kepalanya. "Stroke? Satya terkena stroke? Tidak mungkin!"

"Dia selalu sehat selama ini! J-adi bagaimana bisa dia stroke?! Suamiku kena stroke?!" Sergah Hanita tidak terima

"Kamu tenang saja,Hanita. Ini hanya stroke ringan, meski gejalanya sama tapi tidak akan berlangsung lama. Bisa segera pulih dengan pengobatan dan terapi yang akan kami berikan nanti." Dokter Alex menatap Dokter Sean, kedua lelaki beda generasi itu tampak ragu untuk menyampaikan hal lain pada Hanita yang saat ini masih dilanda keterkejutan besar

King Of TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang