Chapter 12

17 2 0
                                    

Pak Harto merasa frustasi. Ia tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi Galaksi, murid berprestasi sekaligus pembuat onar. Mau memarahi juga dia murid kesayangan, Ketua Osis, dan anak donatur terbesar sekolah. Namun, jika tidak dimarahi, kelakuan Galaksi sudah keterlaluan. Pasalnya Pak Harto melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana Galaksi berlaku kasar pada Eros sampai harus dirujuk ke klinik. Tadi petugas UKS mengabari kalau dahi Eros robek dan harus dijahit.

"Gal, Gal. Sampai bingung saya mau ngomong apa lagi."

Galaksi malah bungkam. Yang ia takutkan sekarang bukan lagi Pak Harto, tapi ayahnya yang sudah ditelepon Pak Harto untuk datang. Pasti ayahnya akan mengomel karena Galaksi mengganggu jam kerjanya.

Sebenarnya bisa saja Galaksi menyuruh Pak Harto untuk menelepon bundanya saja, selain karena Alhena punya banyak waktu, ia tidak akan mengomel seperti Althair nantinya. Tapi Galaksi tidak mau membuat Alhena khawatir dan ujung-ujungnya menangis karena kelakuan Galaksi yang ia sadari sudah sangat keterlaluan. Namun, Galaksi melakukan itu juga karena tidak mau wanitanya di rendahkan. Galaksi paling tidak bisa melihat bundanya menangis. Ia masih ingat dosa, apa jadinya jika bundanya yang cengeng itu menangis karena ulahnya. Bisa-bisa Galaksi masuk neraka jalur undangan.

"Kamu itu Ketua Osis BKS, Gal. Harusnya kasih contoh yang baik untuk adik kelas kamu." Omel Pak Harto.

"Lagian jabatan saya bentar lagi habis, Pak." Jawab Galaksi.

"Ada aja jawaban kamu! Memangnya ada masalah apa sampai kamu hajar Eros seperti itu?"

"Dia usik saya, Pak."

"Usik bagaimana?"

"Intinya mulut Eros kurang ajar. Saya kasih dia pelajaran untuk itu."

Bu Ani, guru BK yang duduk di meja sebelah Pak Harto ikut menyaut, "Tapi nggak bener kamu hajar dia, Galaksi. Bisa dibicarakan baik-baik."

Galaksi menoleh dan menjawab, "Orang kayak Eros, pantas dikasih pelajaran, Bu. Nggak bisa dibicarakan baik-baik kalo sama manusia macam dia."

Tok tok tok 

Baru saja Bu Ani hendak bersuara, tapi ketukan pintu menghentikannya. Ia bersulih untuk melihat ke arah seorang yang mengetuk pintu itu. Dia Althair, ayah Galaksi yang masih rapi mengenakan baju kantornya.

Pak Harto menyuruh Althair untuk duduk di kursi sebelah Galaksi. Sedangkan Galaksi semakin dalam menunduk, ia bisa merasakan tatapan tajam Althair saat ini, seolah berkata 'awas kamu!'

"Anak saya bikin onar apa lagi, Pak?" tanya Althair.

"Galaksi berantem, Pak. Dia memukuli temannya sampai babak belur dan menjadikan tontonan di hadapan semua murid." Jelas Pak Harto seraya menunjukkan foto dan video yang direkam beberapa murid saat di kantin tadi.

Semakin lebar Althair mendelik, "What's the problem?" tanya Althair kepada putranya.

"Eros bothered me." Balas Galaksi singkat.

"I know, but why? Give me a clear reasons!"

Galaksi melirik Pak Harto dan Bu Ani yang berfokus padanya untuk menunggu penjelasan yang akan diberikan kepada Althair, tapi Galaksi tidak bisa terang-terangan mengatakan bahwa Eros sudah merendahkan Tari dengan kata-katanya di hadapan mereka. Galaksi tidak mau membuat Tari malu karena penjelasannya itu. Alhasil, Galaksi berbicara bahasa Prancis dengan Althair untuk menjelaskan. Agar hanya Althair yang mengerti alasan ia menghajar Eros.

"Ce bâtard! Elle a insulté le petit ami d'Galaksi avec des mots durs. (Bajingan itu! Dia menghina pacar Galaksi dengan kata melecehkan)"

"Tu veux dire? (Maksudnya?)"

Galaksi: Extraordinary Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang