Ini waktunya, gumam Galaksi saat ia melihat seorang gadis yang baru saja memasuki kantin dan sedang asik bercengkrama dengan beberapa temannya itu.
Galaksi membuka pengait jam tangannya, ia berpura-pura hendak memasang jam tangan itu, kemudian menabrakkan dirinya pada gadis yang memang dari awal menjadi sasarannya.
Brak!
Sengaja, Galaksi membanting jam tangan mahalnya itu sampai pecah dengan gerakan seolah-olah tidak sengaja. Gadis yang ditabraknya juga sudah terduduk karena terjerembab ke belakang. Ternyata tubuh gadis mungil di depannya ini tidak sebanding dengannya. Mungkin Galaksi terlalu keras saat menabrak tadi.
"Tari, lo nggak apa-apa?" tanya beberapa teman gadis bernama Tari itu. Mereka membantu Tari untuk kembali berdiri.
Mata Tari menatap mata Galaksi, sadar siapa yang ditabraknya, atau lebih tepatnya orang yang menabrakkan dirinya sendiri adalah Galaksi Seavey, mata Tari membulat sempurna. Kedua temannya, Alana dan Tresa juga ikut terkejut melihat pria tinggi nan tampan di hadapan mereka. Bukan apa-apa, mereka tahu pria tampan itu adalah ketua osis yang galaknya minta ampun. Tak tersentuh sama sekali.
"M... maaf Kak Galaksi. Aku nggak sengaja nabrak Kakak." Tari sudah kelimpungan. Ia menggigit bibir bawahnya panik.
Wajah dingin Galaksi membuat Tari gelagapan. Satu kantin bungkam karena insiden itu. Tangan Tari terpaut karena panik. Matanya melirik kanan dan kiri untuk mencari bantuan. Tapi sepertinya ia tak bisa meminta bantuan siapa-siapa. Bahkan kedua temannya pun, Alana dan Tresa malah mundur beberapa langkah.
Hanya satu langkah Galaksi memajukan kakinya, tapi berhasil membuat Tari menahan napas. Jaraknya dan Galaksi semakin terkikis. Tari membeku dan semakin ketakutan. Ia jadi ingat saat masa orientasi siswa, ada murid baru yang melawan ucapan Galaksi dan tanpa segan, Galaksi menonjok siswa berpenampilan preman itu. Kalau tidak salah, siswa baru itu melawan ucapan Galaksi hanya karena Galaksi menegurnya untuk merapikan seragam.
"Ambil jam tangan gue." Suruh Galaksi dengan nada dinginnya. Seperti sedang menahan marah.
Dengan gerakan cepat, Tari menunduk dan mengambil jam tangan Galaksi yang kacanya sudah pecah di atas lantai. Dengan tangan gemetar, Tari menyodorkan jam tangan rusak itu. Bukannya tidak tahu, Tari tahu betul jam tangan Galaksi seharga mobil di rumahnya. Mobil yang papanya beli dengan menyicil setiap bulan. Dan Tari membuat jam tangan itu rusak sekarang. Wajar jika ia takut.
"Kak, Maaf." Ucap Tari menahan tangis karena takut Galaksi semakin marah besar, atau kemungkinan paling menyeramkan, Galaksi meminta Tari mengganti jam tangan mahal itu.
Bukannya menerima atau menjawab permintaan maaf Tari, Galaksi justru melipat kedua tangannya di dada. "Rusak tuh jam tangan gue." Ujar Galaksi.
"I... iya. Kacanya pecah." Balas Tari takut-takut.
"Bisa lo ganti sama yang baru? Jam tangan gue rusak gara-gara lo."
Ketakutan Tari terjadi. Tubuh Tari menegang, otaknya menjadi blank seketika. Tak sadar air mata yang ditahan Tari menetes. Aliran darahnya berdesir cepat, membuat suhu tubuh Tari panas seketika. Jantungnya apa lagi, jangan tanya seberapa cepat berpacu. Tari memberanikan diri menatap kedua mata Galaksi.
"Kalau aku ganti kacanya aja gimana, Kak? Aku... aku ...," belum selesai meneruskan ucapannya, Galaksi memotong.
"Harganya 25.000 dollar. Itu gue beli pas di Swiss bareng ayah bunda gue." Ujar Galaksi.
Bisakah aku mati sekarang? Malaikat maut, bisakah menjemput Tari sekarang?Bahkan mobil kredit Papa di rumah nggak sampai dua ratus juta harganya. Batin Tari berperang. Otaknya juga sedang sibuk menghitung jelasnya 25.000 dollar itu berapa.
"Jadi gimana? Mau benerin kacanya ke Swiss? Gue nggak mau jam tangan gue dibenerin di sini."
Tari semakin kebingungan. Ia tidak tahu harus bagaimana. Seisi kantin menatapnya iba, tapi tak ada yang berani menolong.
"Aku nggak punya uang sebanyak itu, Kak." Ucap Tari pelan. Hanya Galaksi yang bisa mendengarnya.
Uang saku Tari saja dua puluh lima ribu sehari. Bagaimana bisa ia mengganti bahkan hanya kaca jam tangan itu? Butuh waktu berapa abad untuk Tari mengumpulkan uang sebanyak itu?
Galaksi mengambil tangan Tari, pria itu menarik Tari keluar dari kantin. Ya, Galaksi ingin berbicara empat mata dengan gadis itu tanpa menjadi tontonan.
Di lorong bawah tangga yang sepi, Galaksi membawa Tari untuk berbicara berdua. Meski Tari tidak berani mengangkat wajahnya.
"Kak, maafin aku. Aku nggak sengaja tabrak Kakak tadi." Ujar Tari menahan isaknya. Ia takut sekali saat ini.
"Ya itu urusan lo, gue mau lo ganti jam tangan gue yang lo rusakin. Gimana gue bilang Ayah gue? Itu hadiah ulang tahun gue tahun kemarin."
"Tapi... tapi aku nggak ada uang sebanyak itu buat ganti jam tangan Kakak."
Santai, Galaksi mengendikkan bahunya seolah tak mau tahu.
Tari semakin panik. Gadis itu menggigit kuku dan bibirnya. Otaknya berusaha berpikir apa yang harus ia lakukan untuk menyelesaikan masalah yang ia buat. Ya meski tidak sepenuhnya ia buat karena memang hal ini sudah menjadi rencana Galaksi dari awal.
Sedangkan Galaksi? Pria itu sudah menahan rasa gemasnya. Ingin sekali ia mencekik Tari sangking gemasnya. Ia heran kenapa bisa ada manusia seimut gadis di hadapannya ini. Gadis yang sialnya juga takut padanya. Pada Galaksi yang terkenal galak seperti namanya.
"Kalo aku cicil gimana, Kak? Uang jajan aku buat Kakak semua."
"Uang jajan lo berapa?" tanya Galaksi.
"25 ribu." Cicit Tari. Ia tahu kalau butuh waktu berabad-abad untuk melunasi hutangnya dengan uang jajannya.
"Butuh waktu berapa juta tahun lo lunasi hah! Lo kira gue tukang kredit?"
"Terus gimana, Kak? Minta orang tua juga nggak mungkin."
Galaksi berdehem. "Lo mau ikuti cara gue?" tanya Galaksi.
Tanpa berpikir dua kali, Tari mengangguk. Seperti ada harapan saat Galaksi menawarinya solusi.
"Lo yakin?"
"Iya, Kak. Apa pun aku lakuin buat bisa gantiin jam tangan Kakak."
"Mau gak mau, lo," Galaksi menunjuk wajah Tari seraya menggantung ucapannya, "harus jadi asisten gue." Tambahnya kemudian.
"Hah? Asisten apa, Kak?"
"Pem-ban-tu"
![](https://img.wattpad.com/cover/366912397-288-k452380.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi: Extraordinary Love
Fiksi Remaja"Gue terima surat cinta lo." "Hah? Kak! Tapi surat itu dari...." "Hari ini kita jadian. Lo sama gue pacaran," tegas Galaksi seraya menampilkan smirk andalannya. *** Berawal dari kesalahpahaman surat cinta, Tari dipaksa menjadi kekasih seorang Galaks...