Empat belas

35 4 3
                                    

(Spesial POV Imelda)

Imelda, sebenarnya sudah terlalu pusing dengan semua teka-teki tak berujung ini. Terjawab satu munculnya seribu, Tak ada habisnya.

Sebagai hacker Arvhenza, Imelda harus selalu berurusan dengan yang namanya teknologi dan informasi. Tak jarang ia harus bergadang semalaman hanya untuk mencari suatu informasi, Contohnya pagi ini ia sudah berada di ruang tekno Arvhenza, duduk dengan tenang sambil mengutak-atik laptop nya.

Jika misi pertama adalah menemukan dalang di balik kematian karina, maka misi tambahannya adalah menemukan kebenaran tentang rakana yang diduga masih hidup.

Sejauh ini hanya beberapa teka-teki yang sudah terselesaikan. Tapi, itu gak akan cukup untuk mencari jawaban inti.

Kenapa semua terlihat rumit seolah-olah ini semua telah disiapkan? Semua tempat, teka-teki dan jawaban nya terlihat tersusun rapi dan terencana. Pertanyaan nya, siapa yang merencanakan, membuat dan melakukan semua teka-teki dan semua hal yang terkait ini?

Kalau lebih dipikir lagi, keberadaan raka yang belum diketahui kepastian nya juga terdengar sedikit janggal, bukankah raka di makamkan di samping makam karina?

Dan lagi, kenapa harus raka dan karina? Jika motif nya adalah dendam maka kemungkinan bukan cuma mereka yang menjadi korban bukan? Gue yakin ada motif lain, dan untuk semua itu gue harus membuat strategi baru!

Begitulah sekiranya pikiran Imelda sekarang, penuh akan pertanyaan. Setelah menyimpulkan hal tersebut, Imelda langsung keluar dari ruangan dan berjalan menuju ruang strategi.

Di ruang strategi sudah ada ashellyn dan Vincent yang juga ternyata sedang membicarakan tentang strategi yang harus mereka gunakan untuk selanjutnya.

Imelda ikut bergabung bersama mereka dan mulai membicarakan apa yang telah ia pikirkan tadi.

"Menurut gue, semua yang lo katakan tadi ada benarnya juga, ga mungkin teka-teki ada dengan sendirinya kan? Pasti ada yang udah nyiapin dan ngerencanain semua ini!"

Vincent menganggukkan kepalanya menyetujui apa yang di katakan oleh ashellyn barusan, "jadi, saran gue jangan terlalu terburu-buru. Kita masih remaja yang harus fokus pada sekolah, jangan bebankan pikiran dengan hal-hal yang seharusnya tidak kita pikirkan." Ucap Vincent dengan santai.

Imelda kembali membuka laptopnya, "kita fokus pada pencarian raka."

Ashellyn mengernyit bingung, "maksud lo? Kenapa harus fokus dengan pencarian raka? Sedangkan misi utama kita adalah karina."

"Kalian sadar ga? Selama menjalankan misi mencari dalang di balik kematian karina kita ga ada masalah lain? Bagus sih, tapi itu terdengar janggal, kenapa? Karena seperti yang kita tau, Arvhenza punya banyak musuh, sebelum ada misi ini arvhenza sering mendapat masalah. Contohnya, serangan dari geng Scorpio! Jika diteliti lebih lanjut, beberapa bulan terakhir kita ga pernah liat Scorpio lagi dan itu sedikit aneh?" jelas Imelda panjang lebar.

Vincent mulai menyadari sesuatu, Scorpio telah menghilang tanpa jejak, penyerangan terhadap arvhenza dari geng musuh juga tidak pernah terjadi lagi, semua seolah tampak tenang dan aman. Sangat janggal bukan?

Imelda mulai mengotak-atik laptopnya dengan lincah, lalu berdiri dan menulis sesuatu di papan tulis.

"Selanjutnya kita berhenti untuk mencari dalang dibalik kematian karina, fokus pada raka dan perketat penjagaan markas dan anggota. Keadaan yang mendadak aman dan tenang tidak menutup kemungkinan akan datangnya masalah baru yang lebih besar, Scorpio yang tiba-tiba menghilang, penyerangan terhadap kita juga berkurang drastis, terlebih lagi mulai bermunculan orang baru yang tampak terlibat dalam misi karina dan raka."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARVHENZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang