9. Menginap

151 17 0
                                    

Halloo~~~
maaf ya bru bisa update lagiii
hehe, enjoy guyss...

***

Haidan sudah mengambil posisi meringkuk di sofa panjang pada sudut ruangan rumah sakit, dengan selimut yang menutupi seluruh bagian tubuhnya kecuali bagian hidung dan jidat.

"Aji, jangan lupa bangunin gw jam 12 loh"

"iy-"

"inget pesen gw Ji, kita dirumah sakit gausah ngobrol sama tembok, takut mancing mancing"

"iyaa"

Jinan dan Haidan memang membagi shift mereka lagi, Jinan yang kebagian mulai dari jam 7 sampai jam 12 malam, dan Haidan mulai dari jam 12 malam sampai jam 5 pagi, dan setelahnya mereka bersiap untuk berangkat sekolah.

Jinan memainkan handphone nya, sedikit tertawa melihat beberapa video pendek yang terlihat lucu. menit demi menit berlalu, bosan melihat ponsel Jinan sedikit berjalan mengelilingi ruang rawat ini. kebetulan sekali dari dua brankar di ruangan ini hanya diisi oleh Ren, brankar sebelahnya kosong.

Berjalan dari sudut satu ke sudut lainnya, menyentuh tembok dan beberapa barang lainnya. Jinan menggelengkan kepalanya dengan cepat, mengusir pikiran aneh yang mampir dipikirannya.

"huft, hus hus... otak... jangan mikir yang aneh aneh dong... Ji takut" ucap Jinan pada dirinya sendiri.

Sejujurnya, Jinan memang anak yang penakut. sejak dulu, ia selalu ditakut takuti oleh ibunya jika sang ibu melarang sesuatu. ya, dengan alibi "Jinan, disana ada hantu loh! jangan dekat dekat!" atau "Jinan, ibu bilang gausah sentuh sentuh itu kalau pecah nanti kamu bisa dikejar hantu"

Jinan menghampiri sofa yang ditiduri Haidan, menurunkan sedikit selimut yang hampir menutupi seluruh tubuh Haidan dan mengambil tempat duduk disebelah kaki Haidan. Tangannya mengambil beberapa majalah yang menumpuk pada desk disamping sofa.
Halaman per halaman terbuka dengan cepat, tidak dibaca hanya dibolak balik.

Jinan sedang bosan.

Ia menarik nafas panjang, melihat ke ajah jam dinding yang baru menunjukkan pukul setengah sembilan. Kakinya ia bawa lagi melangkah ke arah pintu. mengintip pada jendela besar pada pintu. sepi. hanya beberapa suster lewat sambil membawa berkas atau nampan.

Perutnya berbunyi, mulai terasa lapar. pada awalnya ia ingin membangunkan Haidan untuk menawarkan membeli makanan, tapi niat tersebut ia urungkan. melihat Haidan yang tertidur sangat lelap, dengan sedikit mengorok. Jinan mengambil handphone dan dompet miliknya, memasukkannya kedalan kantong hoodie yang dipakainya.

malam ini terasa dingin.

"abang, mau nasi gorengnya dua bungkus ya"

"siap mas, silahkan duduk dulu mas, masih dua antrian lagi soalnya" jawab si pedagang dengan tangan yang terus meng-ongseng penggorengan.

Jinan duduk dibangku yang disediakan, tidak lama seorang laki laki datang dan memesan nasi goreng, juga menunggu dan duduk disampingnya.

"Ngapain mas malem malem di rumah sakit?" Tanya laki laki tersebut membuka pembicaraan.

"ah, emm... ini, nungguin temen yang dirawat mas, mas sendiri ngapain?"

"oh, saya pasien, sakit badan saya mas kalo tiduran terus, makanya cari angin"

hening.

obrolan tersebut tidak berlanjut. Jinan bingung harus memulai pembicaraan dengan apa. 10 menit dalam keheningan, si pedagang datang dan memberikan pesanan Jinan.

YATRAGATA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang