15

200 17 1
                                    

[Janu POV]

Awal kisah kita dimulai dari sebuah aplikasi dating. Tidak ada yang mengira dari kejadian tersebut kita menjadi dekat satu sama lain. Dimulai dari saling menanyakan kabar. Entah kamu serius atau sedang bercanda. Tetapi, jelas sekali entah mengapa hati ini sangat berbahagia.

Entah sejak kapan rasa itu mulai tumbuh di hatiku. kamu membuat ku tersipu dengan kalimat romantismu. Setiap malam kamu hadir di hariku walau hanya lewat pesan singkat, tetapi itu membuatku sangat bahagia. Ucapan selamat malam nya tidak pernah absen menemani malam-malam ku.

[author POV]

Akan tetapi apa semua itu masih akan Janu dapatkan setelah kejadian itu?entahlah Janu merasa sedih dengan itu semua, tapi apa yang bisa ia buat disaat semua ini adalah kesalahan yang ia perbuat sendiri.

Malam ini Janu duduk di teras kost an nya ditemani dengan bintang dan langit malam yang mendung. Suasana yang pas untuk dirinya yang sedang merasakan patah hati. Janu terus memandangi room chat nya bersama Hendra. Kata-kata yang Hendra kirim sangat menyakiti hatinya, tapi Janu sadar itu semua akibat dari perbuatannya.

Di saat Janu sedang melamun, ia tidak menyadari kehadiran temannya yang sudah duduk disampingnya.

"Lu kenapa Nu, ngelamun saja daritadi?" Tanya Cakra penasaran. Janu melirik sekilas ke arah temannya, setelah itu ia langsung menghadapkan kembali pandangan nya ke arah langit.

Cakra merasa bingung dengan temannya ini, tidak biasanya Janu diam seperti ini. Dia berpikir apa mungkin curhatan yang siang tadi tidak membuahkan hasil yang baik?, sedikitnya Cakra merasa bersalah karena telah memberi dare seperti itu.

"Mau ngeteh apa ngopi? gue bikinin" Cakra iseng bertanya, tapi hanya gelengan yang ia dapatkan. Cakra semakin yakin dengan dugaannya, tapi ia tidak mau memaksa Janu untuk bercerita mungkin saja temannya itu sedang kalut dan membutuhkan waktu sendiri. Cakra memutuskan untuk kembali ke kamarnya setelah pamit dan menepuk bahu kawannya. "Gue balik ke kamar dulu, jangan terlalu dipikirin" Peringatnya.

Tetap saja Janu bahkan mengacuhkan temannya, dia merasa hanya raganya yang ada di kost-an itu sedangkan jiwa nya melanglang buana. Pikirannya kosong, memikirkan satu hal pun terasa tidak jelas baginya. Kalimat terakhir Hendra membuatnya ingin menutup diri dari dunia luar, ia takut bahwa nanti akan kembali salah menilai orang ia tidak mau dibilang egois lagi. 

Malam semakin dingin, Janu memutuskan untuk masuk ke dalam dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat, sungguh dia ingin sendiri mulai sekarang.

~~~

Keesokan paginya pukul 7.00 dengan kantung mata yang menghitam Janu terpaksa bangun karena alarm nya berbunyi kencang. Ia teringat bahwa ini adalah hari pertama PTS, Janu terduduk diatas kasur sambil megusak rambutnya. "Gue beneran baru tidur jam 4 tadi." Gumam Janu frustasi.

Setelah mandi Janu duduk dimeja rias nya, betapa kagetnya saat melihat kantung matanya. "Daripada gue mikirin kantung mata gue lebih khawatir sama nilai IP, nanti gue bakal abis sama mama kalo sampe turun. sial kenapa gue harus ngaku disaat seperti ini sih." Janu pusing dia marah pada dirinya yang ceroboh mengambil keputusan tanpa memikirkan akibat yang lain.

Benar saja, pada saat ujian dimulai pun tidak ada soal yang bisa Janu pahami. Otaknya menjadi kepingan puzzle yang berantakan, benar-benar kacau. Kala itu merupakan hari terburuk yang pernah Janu alami.

Kita tidak tau, apa yang akan Janu lakukan ketika keadaan sudah serumit ini? Janu menjadi berandalan? pindah ke luar negeri? atau rutin mengunjungi psikiater? atau bahkan hal lain. Kita tunggu kabar dari Janu.

Aplikasi Dating Berujung Pusing || [Hyuckno] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang