11

196 19 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janu yang mendapatkan pesan itu tentu saja kaget, dia tidak tau harus menjawab apa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janu yang mendapatkan pesan itu tentu saja kaget, dia tidak tau harus menjawab apa. Kalau dia menerima ajakan tersebut Hendra akan mengetahui bahwa dirinya sebenarnya seorang lelaki.

Sepanjang malam Janu memikirkan hal ini, bagaimana dia harus menjelaskan tentang dirinya kepada Hendra.

Pamit dia memang untuk belajar tetapi saat ia duduk dan menghadap buku-buku yang dipikiran dia hanya satu, yaitu bagaimana ia akan menjawab pesan Hendra nantinya, dia tidak ingin menjawab pun juga tidak ingin lost contact.

Janu baru tersadar bahwa beberapa bulan terakhir semenjak menjadi mahasiswa baru, kehidupan bersama setumpuk buku itu pun mulai memudar, digantikan oleh pertemuan dengan orang yang awalnya sangat asing bahkan tidak tersusun itu terjadi. Ia telah menggantungkan seluruh hidupnya secara tidak langsung.

Janu mulai berpikir dia sudah benar-benar menyukai pria virtual ini. Mulai dari responnya saat dirinya bercerita, berkeluh kesah bahkan hanya obrolan biasa. Janu sangat menyukai nya. Tetapi Janu gelisah, tentu saja karena saat ini Hendra sangat ingin mendengar suaranya, sejujurnya Janu pun ingin mendengar suara Hendra.

Ia bimbang, dan memutuskan tidur untuk melupakan keresahan nya untuk sementara.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggap saja disitu ceklis 1)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(anggap saja disitu ceklis 1)

Hendra berpikir kenapa Intan tidak menjawab pesan terakhirnya, kalaupun dia tidak suka telepon kenapa tidak bilang saja.

Sejujurnya Hendra ingin sekali mendengar suara dia, sudah sejak lama Hendra penasaran dengan suaranya. Tapi Intan selalu saja menolak ajakan telepon darinya.

Hendra selalu memikirkan cara bagaimana agar Intan bisa diajaknya untuk berbicara lewat telepon. Hendra pernah meneleponnya dengan tidak sengaja, tetapi Intan langsung saja menolak panggilan tersebut. Harus bagaimana lagi Hendra agar bisa berbicara dengan pujaan hatinya itu.

Hendra sempat berpikir untuk menemui Intan secara langsung, tetapi dia tidak mempunyai alamat rumah nya. Dia bahkan memikirkan kemungkinan menyakitkan nya yaitu Intan tidak menyukainya.

"Apa gue harus ungkapin perasaan ini? gue udah ga tahan, Intan alasan gue nyari kerja sekeras ini setelah adek gue. Tapi apa Intan bakalan terima perasaan gue?" gumam Hendra.

Hendra menghela napas, memikirkan hal itu berulang-ulang sampai akhirnya ia tertidur.

Saran dan tanggapan kalian sangat dibutuhkan, terima kasih yang sudah baca cerita ku. Kalau suka cerita ini jangan lupa vote, komen and follow akun ku yaaa biar aku semangat nulisnya.

Aplikasi Dating Berujung Pusing || [Hyuckno] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang