SIDE STORY

173 15 2
                                    

Hari ini seperti yang sudah dijanjikan Nanda akan menemani Hendra melamar pekerjaan, maka dari itu toko nya ditutup lebih awal. Tidak lama kemudian Rian datang menjemput Nanda, karena belum ada kabar dari Hendra mereka berdua memutuskan untuk bersantai lebih dulu sambil menikmati secangkir kopi dan rokok di dalam toko Nanda.

"Duduk sini dulu Yan, Hendra belum ngabarin." Ajak Nanda. Rian pun masuk lalu duduk di tempat yang disediakan Nanda. Setelahnya Nanda pergi ke dalam kamar untuk mengambil gitar.

"Ya ini waktunya Malang bagian galau" Guyon Rian, pasalnya Nanda suka sekali menyanyi dengan lagu galau. Nanda duduk dan memangku gitarnya lalu mamatik rokok.
"Ga sih, waktunya Malang bagian kasmaran" Saut Nanda sambil mulai memetik gitarnya

"Wes tak pasrahke kabeh karo Gusti
Udane sore sing dadi saksi
Naliko kabeh iki tak lakoni ikhlas ati
Mugo Gusti maringi dalan sing tak pingini"
Nanda menyanyikannya dengan penuh semangat, apalagi didepannya adalah orang yang ia sukai, Nanda terus bernyanyi.

"Dadi siji tekan tuo sesandingan
Ojo mung iso ninggalke kenangan
Arepo mengko nyowo iki uwis ilang salah siji
Rabakal ono sing iso ganteni"

Rian yang biasanya duet dengan Nanda pun merasa biasa saja, lalu Rian melanjutkan lagunya.

"Pandongaku tekan tuwo, nganti sing misahke nyowo
Kangmas aku percoyo koe ra gampang keno godo
Bebarengan jogo ati, ojo ngasi ngelarani
Yo mung siji yo mung koe tekan mati" Sial, kombo yang menakjubkan mereka berdua adalah vokal terbaik setelah Hendra. Nanda dengan suara berat nya dan Rian dengan suara merdu nya.

Masuk kebagian akhir. Mereka menyanyikan nya bersama.

"Dadi siji tekan tuo sesandingan
Ojo mung iso ninggalke kenangan
Arepo mengko nyowo iki uwis ilang salah siji
Ra bakal ono sing iso ganteni
Seko aku karo koe iso dadi awakdewe
Maturnuwun wis ngancani selama iki
Tak temokke kabeh bahagiaku sing tak karepke
Karo koe kabeh wes dadi takdire
Karo koe kabeh wes dadi dalane" Rian tersenyum manis diakhir nada. Astaga Rian tidak tau kah kamu seberapa cepat jantung Nanda berdetak sekarang? Nanda khawatir Rian akan mendengarnya.

"Tumben lagu nya romantis banget, lagi suka sama cewe mana?" Goda Rian.
"Mata lu cewe, gue lagi suka cowo." Jawab Nanda sambil mengusak kepada Rian, tangan satunya digunakan untuk menyesap rokok nya.

"Cowo mana? ga pernah cerita ke gue." Rian cemberut tak terima sahabatnya menyembunyikan sesuatu darinya.

Nanda kembali menyesap rokoknya lalu mengeluarkan asapnya sambil melirik ekspresi Rian "lucu" batinnya, Nanda menarik nafas lalu, "Kenapa gue cerita ke orang yang gue suka? ga sekalian confess saja?" Nanda malah bertanya balik.
Rian yang tadinya asik minum kopi terdiam mencoba mencerna pertanyaan Nanda
"Maksud nya gimana cok?" Rian meletakkan kembali kopinya.

"Gue Nanda, suka lu pas kita kehujanan bareng sama payungan jaket gue. Sampai situ gue nyaman nya beda, gue pengen jadi satu-satunya buat lu. Udah gue pikir sampai gue sakit tetep suka lu. Rian tipe pasangan lu kaya gimana? apa gue bisa jadi pacar lu?"

Rian kaget mendengar pengakuan dari si Nanda. Dia merasa temannya ini tidak pernah menunjukkan sikap bahwa dia suka padanya.
"Tipes lu Nda?" Tanya Rian sambil mengecek kepala Nanda. Nanda tidak menjawab, dia merasakan jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Sejujurnya ia takut mendengar kalimat tolakan dari orang didepannya. Nanda terus menatap wajah Rian. Mereka diam satu sama lain, sampai akhirnya Rian membuka obrolan terlebih dahulu.

"Lu bercanda Nda?" tanya Rian yang masih tidak percaya dengan pernyataan Nanda.

"Liat gue Yan, apa gue kaya orang lagi bercanda?" Nanda bukannya menjawab malah balik bertanya kepadanya. Nanda justru mengambil tangan Rian dan meletakan nya di dadanya. "Kerasa ga? jantung gue berasa mau copot cuma liat lu" Ucap Nanda.
Rian sedikit terkejut dengan aksi Nanda lalu merasakan bahwa memang benar jantung Nanda berdetak tak beraturan, benar ia tidak melihat kebohongan dari lawan bicara nya ini. Ia menarik kembali tangannya.

"Gini Nda, gue sebenernya juga lagi suka sama orang tapi ga berani ngomong." Rian berkata pelan sambil menunduk, lalu sekilas melihat raut wajah Nanda berubah menjadi kecut, ia tersenyum kecil.

"Tapi siapa sangka orang yang gue suka malah confes duluan" Lanjut Rian. Jangan tanya Nanda bagaimana sekarang, sudah jelas dia terdiam seribu bahasa berpikir apa maksut perkataan Rian.

"Yan? gue? gue orang yang lu suka?" Nanda bertanya dengan wajah cengo nya, bagaikan dijatuhkan kedalam jurang lalu diangkat setinggi harapan orang tua.

Rian mengangguk lalu memukul kepala Nanda pelan, "Iya cok, siapa yang confess tadi? setan?" Jawab Rian sambil tertawa melihat ekspresi Nanda

Dengan segera Nanda langsung memeluk pacar barunya lalu memberikan banyak ciuman di pipi Rian. Sang empu hanya bisa pasrah karena memang Rian juga menyukainya.

"Gue sayang lu" Ujar Nanda tepat disamping telinga Rian. Sang pacar sempat bergidik geli dan tersenyum. "Gue juga sayang lu" Jawab Rian sambil mengelus rambut Nanda.

Tak lama notif dari Hendra pun muncul, mereka bergegas pergi ke rumah Mahen. Sebelumnya pasangan baru itu sepakat untuk merahasiakan hubungan nya lebih dulu, jika waktunya tepat mereka akan menceritakan pada Mahen dan Hendra.

Jangan lupa vote and komen yaaa, biar aku makin semangat update nya. Kalau ada typo minta tolong kasih tau aku. Sebenernya part ini di tulis oleh orang yang namanya Harsa (bbehuang). Udah yaa gitu saja papay semuanya, lopyuu sekebon buat kalian 🌷🌷🌷

Aplikasi Dating Berujung Pusing || [Hyuckno] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang