09

153 17 0
                                    

"Gimana nu hubungan lu sama dia?," Tanya Cakra asal.

Janu menatap Cakra heran yang tiba-tiba bertanya. Mereka berada dikantin, sedang makan bekal bersama. Biasanya Janu tidak membawa bekal dan lebih memilih pergi ke perpustakaan, lebih suka menyendiri daripada bersatu dengan banyaknya orang tapi kali ini tidak. Mungkin moodnya sedang baik hari ini.

"Ya cuma temenan," Jawab Janu sambil menyuap makanannya. Suasana kantin sedang ramai-ramainya hampir tidak ada bangku kosong yang tersisa. Mereka berdua makan di bangku paling pojok yang jarang ditempati karena jarak nya sedikit jauh menuju lorong kelas.

"Halah, kenapa ga jadian saja?," Tanya Cakra. Janu mendelik tajam mendengar ucapan temannya itu. Baru saja kenalan masa sudah pacaran, ini bukan lagi cinta monyet menurut Janu.

"Congor lu Cak kalo ngomong, gue saja ga tau orangnya gimana masa mau jadian," Jawab Janu sedikit tegas.

"Daripada lu jomblo terus, kasian gue liat nya kesana kemari sendirian," Ejek Cakra sambil tertawa ringan.

"Masalah nya gue pake identitas palsu cok," Lagi lagi Janu menjawabnya dengan ketus, sungguh menyebalkan teman jeleknya ini.

"Yaudah lu jujur saja sama bocah nya," Ucap Cakra sekenanya. Janu terdiam sambil mengunyah makanan dengan pelan, ucapan Cakra sedikit membuatnya kepikiran.

"Jidan dimana?apa dia lagi rapat organisasi?," Janu mengalihkan pembicaraannya saat baru menyadari kalau temannya itu tidak menempeli kekasihnya.

"Mungkin, chat gue ga dibales," jawab Cakra dengan raut biasa. Biasanya orang-orang akan merasa sedih karena pacarnya sibuk dan jarang meluangkan waktu untuk bersama. Tapi berbeda dengan pasangan Jidan dan Cakra, keduanya sama-sama saling menghargai dan percaya satu sama lain. Janu tidak heran juga, mereka menjalin hubungan sudah memasuki 2 tahun.

Lalu, dirinya kapan? Nanti. Tunggu saja, sebentar lagi dapat. Ya walaupun belum pasti juga.

"Sudah ngerjain tugas dari Pak Sigit?," Tanya Cakra. Janu mengangguk sambil terus memakan bekal yang hampir habis.

"Anying gue frustasi gegara tugas itu, bisa-bisanya lu udah Nu," Ujar Cakra sambil menggelengkan kepalanya heran dengan otak temannya ini. Tugas baru dikasih kemarin sudah selesai. Tidak salah lagi Janu emang titisan Albert Einstein.

"Liat Nu tugasnya," Pinta Cakra. Layaknya teman dekat selalu menyontek dengan PD nya.

"Buku nya ya ga gue bawa Cak, nanti ambil saja di kos," Jelas Janu, memaklumi watak teman _seperbayi-an_ nya ini memang suka menyepelekan tugas.

"Udah ayo cepet masuk, bentar lagi mulai ini kelasnya," Tegur Janu sambil membereskan kotak makanya dan memasukan ke dalam wadahnya. Cakra yang mendengar itu langsung merapihkan bekalnya juga lalu berdiri dan mereka berjalan bersama menuju kelas.

***

"Dek cepet berangkat ayo, keburu siang ini," Ucap Hendra keras. Hari ini Hendra berencana untuk melamar pekerjaan di beberapa tempat. Dia tidak mungkin terus-terusan menganggur, dia harus cepat-cepat mendapatkan pekerjaan agar bisa menggantikan ayahnya menafkahi keluarganya.

"Ayo mas, adek udah siap," Balas Hendrik yang sudah rapih, ia memberikan senyuman manisnya kepada sang kakak. Setelah berpamitan, mereka berdua bergegas menuju sekolah karena jam sudah menunjukkan pukul 06:25.

Sesampainya di sekolah adiknya hendra melepaskan helm yang dipakai adiknya itu. "Jangan nakal dek, belajar yang bener," Nasehat Hendra kepada adiknya. Setelah itu Hendra pergi dari kawasan sekolah adiknya menuju tempat dia akan melamar kerja.

Setelah mendatangi beberapa tempat Hendra tidak mendapatkan hasil apapun. Hendra mengusak rambutnya frustasi, dia harus kemana lagi setelah ini.

"Halah cok susah banget nyari kerja," Keluh Hendra. Lalu tiba-tiba terbesit dalam pikirannya untuk mengambil kursus komputer. mungkin belajar IT tidak buruk. Hitung-hitung menambah soft skill "apa gue melu kursus komputer saja ya, jaman sekarang kalo ga online ga masuk," Pikir Hendra.

Dengan segera ia pulang kerumah dan berganti pakaian santai, lalu buru-buru pergi ke rumah Mahen.

"Hen, Mahenn kambing nya Nanda makan tumbuhan lu ini cokk!!," Teriak Hendra sembari menggedor pintu, cukup absurd tapi itulah cara agar Mahen cepat keluar. Rumah Nanda dan Mahen memang dekat, berjarak beberapa meter saja. Biasanya kambing peliharaan bapak RT itu dilepas begitu saja.

Tidak berselang lama Mahen membuka pintu dengan sedikit kasar sambil menengok ke kanan ke kiri dimana kambing itu berada. Sedangkan oknum yang membuat keributan itu terbahak melihat reaksi Mahen. Itu sangat lucu menurutnya. Mendengar Hendra tertawa Mahen pun sadar bahwa ia telah di _prank_ oleh kawan sepermainan nya ini.

"Jancok banget lu. kenapa kesini? gue sibuk gabisa diganggu," Usir Mahen. Ia masih kesal karena perbuatan Hendra yang telah menjahilinya.

Lalu Hendra pun menghentikan tawa nya, "Sorry boss lagi nyari suasana, gue mau tanya info," Bujuk Hendra sembari memberitahu keperluannya datang ke rumah sohibnya itu.

Hai sudah sampai bawah saja, gimana ceritanyaa?seruu?
Jangan lupa vote and komen yaa biar aku makin semangat update nyaa.

Aplikasi Dating Berujung Pusing || [Hyuckno] (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang