Klininggg—
"woahh kita harusnya beli ini ga sih kemarin pas kesini? Eskrim disini enak enak soalnya—
"nakael?"
Mereka berdua yang sedang memilih eskrim tersentak saat suara berat memanggil mereka."gua tungguin di parkiran kok lu ga dateng dateng?"
Nakael dan Arachi menghadap belakang.
"eum.. eee.. "
"gua udah bilang kan? temui gua di parkiran, kenapa lu ga dateng dateng?" Ucapnya... Mereka semakin mendekat dan Nakael hanya bisa menggenggam tangan Arachi.
"kita di suruh Bastian Margo buat beli eskrim!"
Ucap Arachi dengan cepat setelah punggung mereka menyentuh kulkas pendingin minuman..
"Bastian? Margo?? lu siapanya mereka mau banget di suruh suruh?" Tanya Dexter.
"K-kita.. kita... Kita.."
klininggg—
"acil pacar gua"
"naka pacar gua"
Ucap dua orang sahabat yang berada di belakang Joshua dan teman temannya.
"OMG... " Ucap Nakael.. nakael menarik tangan arachi dan mereka pergi kebelakang Bastian juga Margo.
"bas.. tolong, kita mau di lecehin sama mereka.." ucap Nakael bisik bisik sambil menarik pelan belakang seragam Bastian.
"serius?" Tanya Margo...
Arachi mengangguk..
"kita ga punya waktu disini" Bastian menarik tangan Nakael pergi dari sana..
"makasih.. margo.."
"sama sama sayang.."
"HAH!??"
yang tengah bermesraan itu sampai kaget dengan kedua teriakan sahabatnya masing masing.
"kalian.. kalian pacaran?"
"mar? Lu kok ga bilang bilang gua mar?" Ucap Bastian yang memang sudah berteman lama dengan Margo.
Margo menatap Arachi sambil tersenyum. Ia merangkul Arachi.
"gua udah jadian btw, lu berdua lama sih jadiannya. Jadi gua sama acil duluan deh" bangganya.
"l-lu.. lu pacaran— maksud lu?" Tanya Bastian.
"ya lu berdua lama banget jadiannya, padahal kalo di liat liat couple goals banget hahahaha.. iya kan bear?"
Arachi mengangguk. "huhh babay nakaell, aku duluan hihihi"
"ih... Jahat banget!" Nakael pundung..
Acil memeluk nakael.
"tenang ajaa.. tapi nanti kamu nyusul ya sama Bastian"
Nakael menggeleng tidak mau.
"gamau! ih bastian jelek"
"dih? kayak lu engga aja"
"ih!? aku emang ga jelek ya!! kamu tuh jelek!"
"lu"
"kamu!"
"lu jelek"
"kamu jelek!!"
"nakael jelek!"
"Iiihh!! Bastian paling jelek!" Ucapnya dan mengambil tasnya.
"ati ati ada Joshua" Bastian meledeki Nakael, namun anaknya malah terdiam..
"Bastian bego! nakael takut banget tau sama Joshua!" Bisik Acil dan Bastian kaget sedikit.
"acil anterin pulang.. aku takutt" ucapnya dengan mata yang ber-air.
"eh—
"haaaa! Acil" nakael memeluk Acil.
"ha ha Bastian"
"hayoloh bastian, nakael udah nangis"
"ha ha ha hayoloh bastian"
"ha ha ha hayoloh bastian"
"AH ANJINGG!! iya iya ayo gua anterin pulang!"
Nakael menggeleng dan menjauh saat Bastian mencoba mendekat.
"gila gua ga secabul Joshua kali, ayo gua anterin pulang"
"gamau!"
"Astaga.. stres gua lama lama.. "
"hayoloh bastian.. Bastian panik" ucap acil yang memang jail itu.
"nakael.. ayo pulang, rumah kita sejalan kok" Bastian mencoba menggenggam tangan Nakael dan yap.. akhirnya dia mau.
Mereka sudah setengah jalan, dan tangan Nakael masih Bastian genggam..
Mereka berjalan berdua tanpa ada bahan pembicaraan, dan hanya ada keheningan..
"ayo naik bus" pecah Bastian.
"gaada uang.. uangnya abis di buat beli eskrim tadi" ucap Nakael.
"yah ilah.. yaudah pake duit gua dulu"
Mereka menunggu di halte hingga bus datang. ah.. tangan mereka benar benar menyatu..
"Bastian.."
"apaan?"
"kita beneran naik bus?"
"ya iya, lu mau capek jalan kaki?"
Nakael menggeleng. Ia baru mencoba naik bus karena memang tiap hari ia selalu di jemput dan tidak di perbolehkan naik bus sendiri.
Bus itu datang....
dan mereka naik.
Nakael duduk di paling belakang bersama Bastian.
"lu setakut itu sama Joshua?" Tanya Bastian dan Nakael mengangguk.
"takut.. takut banget, dia coba ngelecehin aku. Cuma emang gagal terus, dan kemarin.. kaki dia ketembak. Sampe akhirnya aku ngerasa selamat dari dia.." ucap Nakael panjang lebar, karena memang dari awal dia masuk SMA ini..
Joshua sudah mencoba melecehkan Nakael juga Arachi, dan untung saja gangguan dari mereka sudah semakin berkurang semenjak kaki Joshua tertembak.
"mereka ganggu lu terus terusan?"
Nakael mengangguk. "banget.. aku takut..."
"lu ga coba ngomong ke papa lu gitu?" Nakael menatap Bastian.
"udah kok, cuma kalo sama papa.. papa bakalan ngelakuin hal yang kejam ke mereka. Kasian orang tua mereka yang harus jadi korbannya...."
benar...
setelah lama berbicara, nakael mengantuk..
Ia bersandar di bahu Bastian dan tertidur disana.
yang di buat sandaran hanya diam. Ia juga membiarkan bahunya di jadikan sandaran oleh Nakael.
tangan mereka benar benar masih menyatu dan Bastian setia menggenggam tangan itu.
ini kali pertama Bastian berani menggenggam tangan seseorang, apalagi dirinya yang hampir tidak pernah main main di sekolahnya.
Aku melihatmu Nakaela....
tunggu aku..
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [NOMIN]
Teen FictionFIKSI di harapkan untuk bijak membaca BXB [Nomin] menceritakan seorang Nakael pemuda kelas 10 SMA yang harus merasakan Bullying oleh kakak kelasnya entah karena apa. Banyak luka fisik maupun batin yang Nakael rasakan karena pembullyan itu. ia tidak...