Drukk...
"pagi.." ucap Nakael saat baru masuk ke dalam kelasnya.
jujur saja hari ini adalah ulangan dan Nakael tidak tau harus bagaimana karena ia lupa belajar saking asyik cerita dengan papa dan maminya.
Nakael duduk di bangku dan sudah ada Bastian disana.
"lu ga mandi ya?"
Nakael berhenti.
"mandi kok! ih— makannya hidung jangan deket sama mulut, kan kamu jadi bisa cium bau mulut sendiri!" Ucap Nakael dan duduk di samping Bastian.
"lu bau anjir" ucapnya.
"sejak kapan seorang nakael bau!?"
Nakael menepuk punggung Acil dan menyodorkan baju lengan pendeknya itu.
"engga wangi" ucap Acil , karna memang wangi.
"ga yakin..."
"Ih bastian!" Nakael mendorong bangku Bastian namun ia tidak kuat.
Ting..
Ting..
"tugas kelompok!?"
Nakael menarik tangan Acil dan Acil sudah paham. Acil menarik tangan Margo juga kini Margo menarik tangan Bastian.
"berempat nih?? Saikk" ucap Margo.
"tugasnya apa tapi?"
"katanya tugas presentasi, kita sekarang bakalan ngadain yg namanya bazar gituuu dan pasti kita harus muter otak biar mereka mau beli makanan kita twrusss kita bisa balik modalll!" Ucap Acil...
"kita bikin apa ya?"
"gimana kalo sushi?? atauu kimbab?" Tanya Nakael.
"Kaya bisa aja buatnya—
Mulut Bastian di tutup oleh tangan Nakael.
"bawel deh gini gini aku bisa masak tau!" Ucapnya dan Aiko mendekati Bastian juga Margo.
"gabung kelompok yukkk! Saingan kita anak kelas sebelah tau :((" ucap Aiko dan mereka mengangguk.
"desainnya di rumah siapa kira kira?" Tanya rein.
"Heeeemm... Aku aja gimana? Untuk desain di rumah aku, tapi kalo masak di rumah el. soalnya perlengkapan masak di rumah el lengkap banget" ucap acil, dan mereka semua mengangguk.
"kira kira kalian bisa jam berapa?"
"heemm abis pulsek, pada bawa motor sendiri kan?" Tanya Noan.
"aku kan ga bawa motor, kamu kan tau sendiri motor aku di service.." Rein.
"iya aku tau sayanggg, kamu kan bareng akuu..."
"hoooo, aku jadi ga enak kalo di jemput supir" Nakael memikirkan suatu cara...
"gua sama acil aja dah"
"Gua sama aiko" ucap Bastian.
"nakael?"
"eh.. ee.. aku— aku naik mobil aja, aku ganti baju dulu di rumah.. rumah aku deket kok sama Arachi" mereka semua mengangguk.
"kelompok kita ganjil?" Tanya Noan.
"iyaaa, kita harus cari satu orang lagii"
"Nanti kayaknya di bagi lagi kok kalo ada yang kurang, siapa tau kelompok kita jadi genap" ucap Nakael.
Kriinnngggg.
Guru mapel yang mengirimkan tugas kelompok itu kini masuk ke dalam kelas dan meminta Nakael juga Arachi menuliskan nama nama kelompok yang sudah di tulis oleh murid murid di grup kelas.
Mereka kebagian kelompok 4, dan Tema makanan untuk mereka jual adalah dari sayuran dan minumannya harus minuman sehat.
Kelompok 4
1. Margo : ketua
2. Nakael
3. Arachi
4. Noan
5. Rein
6. Bastian
7. Aiko"eh.. kurang satu orang yah, siapa yang belum mendapat kelompok?"
mereka tidak ada yang mengangkat tangan...
namun...
"el.. itu Gabriel? el aku gamau sekelompok sama dia El...." Bisik Arachi saat ada seseorang yang mengangkat tangan.
"Gabriel? Bukannya kamu sekelompok sama—
"kan tadi ibu bilang ga boleh 1 geng satu kelompok, jadi saya sama yang lain kepisah. Saya doang belum dapet kelompok" ucap pria yang petantang petenteng itu.
"owalahh, maaf saya lupa hehehehe.. kamu sekelompok sama Margo ya.."
Mereka lanjut menuliskan nama nama kelompoknya.
Setelah selesai nakael juga Arachi duduk kembali di bangkunya.
"baiklah, ayo kita pindah ke lab.. dan di sana sudah ada urutan kelompok kalian di meja persegi untuk masing masing kelompok duduk.. jangan berisik kalau melewati kelas juga perpustakaan ya.."
Mereka berjalan beriringan keluar satu persatu kelompok.
giliran kelompok 4 yang keluar..
"e-eh.. Gabriel?"
Yang di panggil menoleh.. nakael begitu gugup. Gabriel adalah orang keras kepala yang susah di atur saking keras dan berandalan nya.
"kenapa?"
"ayo kita ke ruang lab, kelompok kita udah di panggil.." Gabriel bangun dan jalan di belakang Nakael..
"nakael."
Nakael terdiam..
"temenin gua bentaran mau kaga? gua pengen ke toilet, lu tungguin aja di depan. Gua gamau sendiri masuk ke lab nanti di kira orang kehilangan lagi" ucap panjang Gabriel dan Nakael mengangguk.
Ini pertama kalinya mereka berbicara panjang lebar, karena pertama kali sekelompok dengan Gabriel dan Nakael jarang berinteraksi dengan Gabriel yang selalu keluar kelas dan tidak gampang di tebak.
nakael selalu di dalam kelas, sementara Gabriel selalu susah di tebak dimana keberadaannya.
Nakael menunggu di depan toilet sambil mencuci tangannya.
cltekk—
"gass"
Mereka jalan ke lab.
"lu nanti sama siapa kerkom nya? Katanya di rumah Arachi?" Nakael mengangguk.
"Kayaknya aku sama sopir, aku ga bisa naik motor.. dan ga ada yang ngasih tumpangan ke aku" ucapnya sambil menatap kearah jalan menuju lab.
"ama gua aja mau gak?"
DUG!
"ga ngerepotin?"
Gabriel menggeleng santai.
"biasa aja kali"
"Mau mau! makasih ya gab" ucapnya dengan senang, karena Nakael tidak enak juga karena tidak ada tumpangan ia harus naik mobil di saat temannya panas panasan.
"riel aja, gua ga suka di panggil gab gab" nakael mengangguk..
"aku juga! el aja okeyyyy"
Gabriel mengangguk gagap.
Mereka masuk ke lab nya..
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER [NOMIN]
Teen FictionFIKSI di harapkan untuk bijak membaca BXB [Nomin] menceritakan seorang Nakael pemuda kelas 10 SMA yang harus merasakan Bullying oleh kakak kelasnya entah karena apa. Banyak luka fisik maupun batin yang Nakael rasakan karena pembullyan itu. ia tidak...