0.01 Misundersood

19 2 16
                                    


Jangan salah paham 

Ini kehidupan pertamanya dan ini kehidupan terakhirnya 

tak kan pernah ada di kehidupan selanjutnya bagi keduanya

***

Elysian terbangun dari tidurnya dengan keringat yang bercucuran, nafasnya pun terengah. Bukan pertama kalinya bagi Elysian mengalami hal tersebut, dulu saat ia kecil dirinya juga sering terbangun tengah malam dengan keadaan yang sama. 

Dan suara yang begitu jelas, tangisan pilu, pengorbanan jiwa yang tak pernah Elysian tahu; selalu mengikutinya. Rasanya begitu nyata, beberapa kali ia juga merasa seolah jantungnya tertusuk oleh sesuatu. Ia tak mengerti padahal saat melakukan pemeriksaan kesehatan semuanya normal tak ada yang salah dengan dirinya. 

“Terbangun lagi?” 

“Oh, ah… iya bibi belum tidur?” 

Bibinya hanya tersenyum dan memberi gesture bahwa dirinya akan segera tidur. Elysian membawa gelas berisi coklat hangat yang ia buat menuju lantai atas yang terbuka, tempat yang biasa digunakan untuk memanggang daging dan melakukan perayaan kecil. Ia duduk di salah satu sudut menatap bulan yang bersinar dengan sempurna, hari kelima belas bulan berputar. Dengan semilir angin yang tiba-tiba berhembus Elysian mendengar suara-suara yang berbisik lama-lama menjadi semakin jelas. 

Sang Pemburu 

Elysian sudah tidak terlalu terkejut dengan suara-suara itu, apapun bahasa yang mereka gunakan; Elysian selalu mengerti apa yang mereka katakan, semakin Elysian memberi atensi pada mereka yang tak Elysian lihat akan semakin mudah Elysian kehilangan kesadarannya. 

Dia Siren, jangan berbicara padanya, tutup mulut kalian dan pergi! 

Elysian terkejut dengan suara yang amat melengking dengan ketakutan; itu pertama kalinya Elysian mendengar suara yang melengking dan ketakutan. 

Siren. 

Yang dirinya tahu, makhluk itu adalah salah satu makhluk mitologi Yunani, yang sering digambarkan sebagai duyung versi menyeramkan dan selalu mendatangkan bencana. 

Sang Pemburu Kehehehe Kami akan membunuhmu Kehehehe Kami tak akan membiarkan kamu hidup kembali. Matilah! Matilah bersama kami kehehehehe

Elysian kembali dikejutkan dengan suara yang berasal dari arah belakangnya yang gelap, dan lebih terkejut lagi dengan kehadiran laki-laki yang memeluknya dan menebas yang ada dibelakangnya. 

Koimísou, i nýchta eínai akóma megáli, xéchase ósa den chreiázetai na akoúseis, thymísou ósa se efcharistoún, galázio fengári, o pio sklirós polemistís apó tin anoichtí thálassa

Ajaib, bak sebuah matra; kelopak mata Elysian memberat tanpa sempat melihat wajah sosok yang memeluknya. Siapa? sayangnya Elysian juga terlalu takut untuk terjatuh pada alam mimpi kembali hingga tanpa sadar tangannya mencengkram erat pakaian sosok di depannya. 

**** 

Maharani merawat bunga-bunga yang ada sambil bersenandung. 

“Selamat siang, Maharani.” 

“Oh… Elysian, akhirnya kamu datang. Aku kira kamu tak mau berkunjung lagi.” 

Hidden Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang