0.19 Pass(2)

6 1 10
                                    

Tanah ini bukan milik mu dan siapapun
Tanah ini adalah milik yang maha kuasa
Menetaplah wahai jiwa yang gelap
Terangnya cahaya di tanah ini
akan mendamaikan
jiwa mu

***

Teriakan dari jiwa yang tersiksa terdengar dari berbagai sudut, menembus gelapnya malam yang penuh dengan bintang dan cahaya rembulan yang teduh, sungguh malam yang damai bagi mereka yang tak mendengarkan akan tetapi malam yang memilukan bagi sebagian orang, isak tangis dan pernyataan mengapa harus mereka? mengapa mereka harus mengalami hal yang pedih berbaur bersama teriakan yang tak kunjung berhenti.

Sementara itu dua orang dari daratan yang berbeda saling mengacungkan senjata dalam jarak yang dekat, dua insan yang berbeda jenis ini menatap tajam satu sama lain.

“Ada urusan apa makhluk seperti mu menerabas ke tanah Samantara?” Yang perempuan menekan belati lebih keras meski tingginya kalah dari yang laki-laki, namun kekuatan yang dimiliki luar biasa.

“Bukan menjadi urusanmu nona muda”

Yang perempuan tak memberikan reaksi apapun, keduanya mundur dua langkah karena tekanan dari masing-masing, semilir lembut angin yang membawa tangisan mereka yang sudah tidak terlihat membelai keduanya.

Tiba-tiba segerombolan homang keluar dari berbagai arah, seolah kabur dari sesuatu yang lebih besar dari mereka. Tanpa berpikir dua kali yang perempuan berlari menuju sumber keluarnya para homang diikuti oleh yang laki-laki.

Sekumpulan asap hitam yang mengelilingi sebuah tempat begitu memekakkan, aura jahat yang begitu kental; sekte sesat yang melakukan pemanggilan arwah.

Pertarungan tak bisa dihindari, mereka yang tidak berasal dari tanah yang subur itu harus dikeluarkan, Samantara harus kembali damai. Guncangan yang sama juga terjadi di tanah Jawa.

***

Adeen menyeruput kuah ramen yang tersisa di mangkuknya.

“Tadi aku ketemu mantannya nenek Gayatri.”

pernyataan dari Adeen membuat Elysian tersedak kuah ramen.

“Yang mana?” Milo bertanya dengan santai

“Emang nenek punya berapa mantan?”

“Satu.”

Mendengar jawaban Milo, Elysian dan Adeen saling melempar pandang; Adeen melemparkan beberapa tisu ke arah Milo dengan menggerutu.

“Ganteng gak?”

“Ini lagi!”

“Loh kalo gak ganteng buat apa di gamonin sampe berapa tahun itu.”

“Emang gamon cuma gara-gara ganteng?”

“Seenggaknya ada hal yang pasti.”

Tak lagi membicarakan soal nenek mereka yang entah ada di generasi ke berapa, Adeen mengeluarkan permata jiwa yang didapatkan olehnya.

Batu permata yang telah menghitam, digunakan untuk pemanggilan arwah yang belum menyelesaikan urusannya di alam lain.

***

Gayatri Wulan Lesmana, salah satu nama penjaga permata jiwa yang paling ditakuti, katanya siapapun yang berhadapan dengannya akan menemui bencana paling dahsyat, katanya juga sosok Gayatri adalah perempuan penuh dengan kutukan dan luka akibat pertarungan yang tak bisa hilang.

“Terimakasih karena anda sudah membantu kami, tanah Samantara berhutang banyak kepada anda, jika boleh tahu siapakah gerangan nyai ini?”

“Saya Gayatri Wulan Lesmana.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidden Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang