0.14 Night Owl

2 1 4
                                    

Bisa jadi akhir adalah sebuah awal
yang tak pernah diketahui sebelumnya
atau
Kamu yang tak pernah ada dalam cerita di masa lalu?

****

Libur Musim Panas.

Musim panas tiba dan seperti di tahun-tahun yang sudah berlalu setiap musim itu tiba akan ada libur panjang. Elysian memutuskan untuk menetap di Jepang selama musim panas tahun ini tanpa agenda apapun, tak seperti teman-temannya yang akan melewati musim panas dengan berbagai kegiatan produktif; Elysian justru tanpa rencana dan tak ingin merencanakan apapun.

“Lusa, katanya mereka mau kesini kamu beneran gak mau ikut agenda Milo sama Adeen, El?” tanya bibi Haruka saat Elysian turun ke dapur untuk membantu membuat makan malam. Dia tak langsung memberi jawaban, mengikuti agenda Milo dan Adeen bukan hal buruk mengingat dirinya tak merencanakan apapun tapi ada hal yang mengganjal yang tak bisa dirinya ceritakan pada sang bibi dan dia ingin menyelidiki sendiri “Mungkin lain kali, aku mau ke Aokigahara.”

Gerakan tangan sang bibi yang memotong wortel terhenti setelah mendengar jawaban Elysian “Kamu gak ada masalah apapun kan? selama kamu disini gak ada masalah yang begitu berat kan? El…. kamu bisa berbagi apapun pada bibi.” ucap sang bibi dengan wajah yang benar-benar khawatir “Enggak kok emang murni pengen jalan di sana aja, maaf buat bibi khawatir tapi aku gak ada niatan buat bunuh diri.” sahut Elysian sambil tertawa dan cukup membuat sang bibi lega karena Elysian tak memiliki niat buruk meski pada akhirnya sang bibi memberikan banyak pesan pada Elysian.

Makan malam siap telah tertata dengan rapi, dengan televisi yang menampilkan berita; keluarga bibinya selalu makan dengan mendengarkan berita kadang topik itu dijadikan bahan perbincangan setelah makan.

“Milo sama Adeen kayanya mau ngabisin musim panas di sini. Lusa paman gak bisa jemput mereka gimana kalau kamu dan bibi yang menjemput mereka?” tanya sang paman disela-sela makan malam; Elysian hanya mengangguk tak keberatan jika harus bergantian menyetir dengan sang bibi.

****

“Kami pergi jalan-jalan dulu. El mau ikut?”

Elysian yang sedang mengunyah tanghulu bersama dengan Adeen; dia menggeleng atas ajakan Milo dan menyodorkan satu tanghulu pada Adeen “Buat bekal jalan-jalan.” ucap Elysian tanpa suara, dia paham betul bahwa Adeen masih enggan beranjak dari rumah sang bibi mengingat mereka baru saja sampai, namun entah magnet apa yang dibawa miliki oleh Milo, Adeen seringkali meng-iyakan ajakan yang lebih tua padahal kalau mau tinggal ditolak saja dan bisa juga meminta Elysian untuk mengatakan keberatan pada Milo.

Sepeninggalan Milo dan Adeen serta dua sepupu kecilnya Elysian beranjak ke kamarnya sendiri di lantai dua; tak ada yang bisa dirinya kerjakan karena semua tugas telah dirinya kerjakan dengan baik.

Vuelve a casa, vuelve a casa, oh hermosa luna llena, tu amor que brilla en la oscuridad de la noche siempre será eterno.
mira a los que te añoran
hogar oh hogar
Oh luna llena

Elysian membuka buku La Luna Illena yang dia dapat dari toko buku yang tak jauh dari toko bunga yang sering dirinya kunjungi. Bagian yang tak dirinya pahami, pulang lah wahai purnama; entah perumpamaan jenis apa, bukankah secara nyata sang purnama telah ada di atas langit? lihatlah mereka yang mencintaimu; entah kenapa dua kalimat tersebut mengganggunya. Sang purnama harus pulang kemana dan siapa saja yang dimaksud mencintai sang purnama.

Cintamu di ujung samudra tengah meringkuk
Harapannya kian hilang
Sinar matanya semakin redup
Ia semakin usang dimakan usia
Namun, penantiannya pada mu tak pernah pudar

Hidden Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang