You Know Nothing [M]

309 21 0
                                    

Warning!
Semi Mature Content!
Mentioning About Murder!

°

°

Kamar tidur dengan penerangan lampu temaram itu menjadi saksi bisu untuk dua adam berstatus kakak dan adik tiri yang tengah saling berciuman mesra. Tautan bibir kedua pemuda bernama Seokjin dan Namjoon itu terjalin dengan begitu panas, dan yang lebih tua teramat menuntut dikala dia memagut brutal ranum berisi sang adik; mengacak-acak isi mulut Namjoon selagi bertukar saliva.

Tindakan agresif Seokjin jelas membuat Namjoon begitu kewalahan, sehingga si manis hanya bisa pasrah saat menerima ciuman ganas di bibirnya yang sudah agak kebas karena hisapan rakus serta gigitan penuh damba.

Sang kakak lalu melepaskan bilah bibir tebal Namjoon ketika dia menyadari jika pemuda jelita itu mulai kehabisan napas. Sayangnya, Seokjin tak lantas membiarkan Namjoon mengatur napas dengan normal ketika dirinya beralih ke leher jenjang sang adik; mengecupi lamat-lamat bagian itu, sebelum kemudian menghisapnya kuat-kuat demi menciptakan memar sewarna darah beku.

Pengaruhnya membuat Namjoon tercekat dengan napas yang agak tersendat saat berjengit terkejut, dan berakhir menggerung lirih karena tersiksa oleh gigi-gigi tumpul milik Seokjin yang berlanjut melukai permukaan kulit lehernya.

Hyung ...” Namjoon menggeliat kecil akan seruan rasa panik dan gelisah ketika dirinya menyadari satu tangan besar sang kakak ikut merayap masuk ke dalam baju tidurnya.

Seokjin sendiri abai pada teguran kepayahan dari yang lebih muda disaat dia begitu sibuk menggerayangi bagian leher serta perut rata Namjoon. Sebaliknya, suara lirih dari Namjoon itu kian meningkatkan gairah membara di dalam dirinya. Pun menjadi gelap mata saat dia mendengar suara yang serupa dengan permohonan putus asa dari bibir sang adik—dimana hal itu teramat menggelitik telinganya, hingga menciptakan suatu kesenangan tersendiri untuk Seokjin.

Sinyal-sinyal menyenangkan itu lantas menuntun Seokjin untuk berbuat lebih beringas pada tubuh indah yang ada di bawah kuasanya saat ini.

Rintihan kecil lalu mengudara dari Namjoon kala Seokjin terlampau kencang menggigit kulit di bagian pangkal lehernya; menghantarkan rasa ngilu dan sakit yang luar biasa, sampai-sampai membuat kedua mata si cantik berair.

Hyung ... kau menyakitiku ...” Adu Namjoon kemudian dengan suaranya yang parau, dan hal itu serta-merta berhasil membuat Seokjin tersadar bersamaan dengan isak tangis Namjoon yang terdengar lirih.

Seokjin lantas merutuki dirinya sendiri yang memang lepas kendali serta menjadi agak keterlaluan dengan Namjoon seperti tadi. Untuk itu, lelaki berparas tampan tersebut berakhir membubuhkan sebuah ciuman sayang di pelipis kanan Namjoon, serta tak lupa mengucapkan sebuah permohonan maaf akan penyesalannya kepada si empu yang ada di bawah kukungannya.

Tetapi, Namjoon tak menjawabnya melainkan balas memeluk erat tubuh tegap sang kakak untuk meredam tangisnya di leher Seokjin, dan karenanya, Seokjin mengubah posisi tubuh mereka menjadi menyamping selagi dia dan Namjoon saling berpelukan dengan erat.

“Aku benar-benar menyesal, sayang. Maafkan aku,” tutur Seokjin kembali, dan itu direspon dengan anggukan pelan dari yang lebih muda.

Terus berpelukan lekat dalam waktu yang cukup lama, Seokjin lalu merenggangkan dekapan hangatnya ketika tangis Namjoon sudah berhenti. Mata sembab dan wajah sendu si manis dia dapati dikala pandangan mereka beradu, dan itu menjadikan Seokjin kembali merasa bersalah luar biasa pada apa yang telah terjadi beberapa saat lalu.

Tak bisa dicegah, Seokjin pun mengecup kening Namjoon yang lalu disusul oleh ciuman di pucuk hidung dan berakhir agak lama di bibir merah Namjoon dengan sebuah lumatan lembut.

Blessed be the Mystery of Love [JinNam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang