INVOLVED; HEARTLESS

145 14 2
                                    

.

.

.

JinNam & MinYoon!

.

.

.

Sepasang kelopak mata yang bengkak itu terbuka perlahan, membuatnya lalu menampilkan dua buah iris mata jernih yang kosong. Kelereng berwarna coklat muda tersebut kemudian menatap sayu ke arah tirai jendela yang merembeskan sedikit cahaya mentari---namun hal itu tak cukup untuk memberi penerangan pada kamar yang remang-remang dan mengintimidasi suasananya.

Dingin, itulah yang dirasakan oleh pemuda pemilik lesung pipi tersebut.

Maka, tangan kurusnya bergerak untuk menaikkan selimut tebal itu hingga dapat menutupi keseluruhan tubuhnya yang meringkuk mencari kehangatan di dalamnya.

Langit sudah terang-benderang di luar sana, tetapi kenapa dingin tetap saja menggigit?

Apa ini karena tubuhnya yang kurus juga ringkih?

Apa ini karena dirinya tidak mengisi lambung selama dua terakhir?

Atau bagaimana?

Sayangnya, lelaki manis itu tak mendapatkan jawaban atas segala pertanyaannya, selain hanya terus merasa kedinginan serta ketakutan.

Setitik likuid bening lalu mengalir dari sudut mata indahnya karena sesak yang merajam jantungnya---ditumpuk pula dengan beban batin yang tak kasat mata.

Lantas, pemuda tersebut memejamkan matanya kala serangan nyeri menyambangi kepalanya yang mulai bertalu-talu. Selain itu, getar kecil ikut menggerogoti tubuhnya layaknya tremor bersamaan dengan tangis yang menderas.

Lalu, tiba-tiba saja pintu kamar utama itu dibuka, dan pelakunya adalah seorang laki-laki bertubuh kecil. Kaki kurusnya yang berbalutkan celana hitam panjang itu lalu melangkah pelan mendekati ranjang besar di ruangan tersebut setelah dia menutup pintu kembali.

"Namjoon," panggil si kecil kemudian pada entitas di balik selimut.

Pemuda bernama Min Yoongi itu lalu menghela napas akan perasaan berat ketika dirinya tak mendapatkan sahutan dari yang bersangkutan.

Menaruh nampan berisi makanan di atas nakas di samping tempat tidur, Yoongi lalu duduk tepat di tepi ranjang. Ditatapnya nanar selimut putih tebal yang tengah menyembunyikan sosok Namjoon itu, dan Yoongi langsung menyadari jika Namjoon rupanya tengah menangis lirih di baliknya.

Tanpa bisa dicegah, Yoongi mengutuk keras-keras di dalam hati, sebab dirinya tidak bisa melakukan apapun untuk dapat membuat adik kesayangannya itu merasa lebih baik.

Bahkan, dia sama kalutnya seperti Namjoon.

"Joon, makanlah," Yoongi kembali bersuara dengan lembutnya, "Kudengar kau tidak ada mengisi lambung selama dua hari ini. Kumohon jangan menyiksa dirimu sendiri."

Padahal, kondisi Yoongi juga tidak jauh berbeda dengan Namjoon. Hanya saja, sebagai kakak, pemuda Min itu harus kuat guna bisa melindungi adik tercintanya.

Namun kembali, tak ada tanggapan apapun dari Namjoon.

Maka, ditariknya selimut tebal itu oleh Yoongi hingga dia bisa melihat wajah Namjoon yang tampak begitu menyedihkan.

Tatapan yang lebih tua sontak saja menyendu kala dia mendapati wajah memerah sang adik dengan mata kedua sembab yang terpejam. Rambut ikal Namjoon sendiri tampak layu, dan tidak seindah biasanya.

Blessed be the Mystery of Love [JinNam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang