PINGSAN [JackNam]

144 18 4
                                    

Warning!
.

.

.

Lokal!AU

.

.

.

Jackson Lay Wang
Randy Namjoon Alanta
Sean Sungjae Parvez

.

.

.

Jackson dan Namjoon---sepasang sahabat karib tersebut---mengalami kesialan di Rabu pagi kala itu. Kedua pemuda tersebut telat datang ke sekolah dan ketika mereka sampai di depan gerbang, benda tinggi itu sudah menutup akses jalan menuju gedung sekolah.

Namjoon yang berada diboncengan motor ninja milik Jackson pun buru-buru turun, dan bergegas menghampiri gerbang sekolah yang sudah dikunci dari dalam.

Sayangnya, saat itu tak ada satpam yang terlihat berjaga di pos.

"Pak! Tolong bukain gerbangnya!" teriak Namjoon kemudian seraya mengguncang-guncangkan gembok berukuran sedang yang menyantol di bagian slot gerbang.

"Aduh, Pak Hosu ke mana, sih?" timpal Jackson yang masih duduk nangkring di atas motor gedenya itu.

Dengan wajah cemberut, Namjoon pun berbalik, dan berkata, "Gara-gara ban motor Lo kempes Gue jadi telat, nih!"

Jackson mendengus geli ketika itu, "Duh, Namjoon, salahin orang yang nebarin paku di jalan, dong. Lagian, emangnya Lo aja yang telat, Gue juga, nih."

Mendelik sinis, Namjoon yang kesal memilih berujar, "Tau, ah."

Dengan itu, Namjoon lalu pergi dari hadapan Jackson---total mengabaikan panggilan dari sang sahabat karena hati yang tengah dongkol.

"Woi, kok Gue ditinggal, sih!" seru Jackson kala itu. "Bukannya makasih malah nyelonong gitu aja," lanjutnya yang mendumel, sebelum kemudian melajukan motornya ke arah Namjoon pergi.

Kemudian pada momen-momen selanjutnya, terlihat Jackson dan Namjoon yang kini sudah berada di halaman belakang sekolah.

Keduanya berniat memanjat tembok tinggi yang membatasi area sekolah dan jalan kosong itu guna bisa masuk ke kelas.

"Ayo, Namjoon, Kamu pasti bisa," Namjoon menyemangati dirinya sendiri ketika dia melihat dinding kokoh yang tinggi di hadapannya.

Jackson refleks memutar bola matanya pada saat itu, sebelum kemudian dia mengulurkan tangannya kepada Namjoon, "Ayo, Gue pegangin," tawarnya kemudian yang berbaik hati.

Namjoon---yang tampak sudah tidak terlalu kesal itu pun---menyambut tangan Jackson untuk kemudian beranjak menaikki sebuah tong besi berukuran besar. Jackson sendiri menyusul sang sahabat, dan dia setia memegangi Namjoon ketika pemuda manis itu kembali naik ke atas tong besi yang lebih tinggi.

Lalu, ketika keduanya sudah sampai di puncak tembok, Namjoon tampak membulatkan matanya ketika mendapati curamnya jarak antara dirinya dan tanah di bawah sana.

"Aduh, tinggi juga, ya," kata Namjoon dengan ekspresi yang terhenyak.

"Gue duluan kalo gitu," Jackson pun bersiap di posisinya, sebelum kemudian dia melompat turun ke bawah dengan amat mulus.

Blessed be the Mystery of Love [JinNam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang