Bad Boyfriend [1]

195 26 4
                                    

🥀🥀

Sudah satu minggu berlalu sejak Seokjin tidak terlihat batang hidungnya dan Namjoon total kehilangan senyumnya.

Tak ada kabar sama sekali dari sang kekasih, bahkan Taehyung---adik Seokjin---tak mau memberitahu Namjoon tentang apa yang telah terjadi ketika dia sengaja bertandang ke tempat tinggal kakak-beradik tersebut.

Kelumit hati yang resah dan gundah jelas terus menghantui Namjoon, dan itu membuat si empunya tak punya gairah untuk menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasanya.

Mencari keberadaan Seokjin di klinik hewan tempat pria itu bekerja pun tak menghasilkan apa-apa, selain hanya ada kabar yang mengatakan jika sang kekasih sudah tak lagi bekerja di sana sejak tiga hari yang lalu.

Karenanya, kini Namjoon menjadi buntu. Seokjin yang juga tak mengangkat panggilannya itu berhasil membuat Namjoon jadi uring-uringan sendiri. Hal tersebut diperparah oleh fakta jika Seokjin bisa mengabaikannya sedemikian keji sampai berhari-hari seperti ini.

Pikir Namjoon, apa hubungannya dengan Seokjin hanyalah angin lalu semata?

Sebab, pemuda jangkung itu lagi-lagi menyakiti hatinya dengan tingkah laku kelewat acuh seperti demikian.

Selalu, hanya Namjoon yang akan selalu berjuang lebih keras jika dibandingkan dengan Seokjin. Hanya Namjoon pula yang selalu mencinta dengan sebegitu besarnya, tetapi tak pernah mendapatkan balasan serupa yang layak.

Meski begitu, Namjoon enggan menerima fakta bila Seokjin mungkin memang tak begitu mencintainya seperti apa yang dikatakan anak-anak lain.

Tidak, Namjoon tidak ingin meyakininya sama sekali, dan terus berharap jika ketidakacuhan Seokjin selama ini hanya didasarkan pada sikap dinginnya semata, dan itu tidak ada sangkut-pautnya dengan urusan asmara.

Lalu, di perjalanan pulang menuju rumah selepas kegiatan kuliahnya telah usai, Namjoon dikejutkan dengan sebuah tarikan kuat yang menyergap tubuhnya ketika sedang berjalan di gang sepi, dan dalam sekali berkedip mata, tiba-tiba saja Namjoon sudah berpindah tempat di sebuah kawasan perumahan kumuh yang kebanyakan bangunannya sudah tidak lagi berpenghuni.

Kemudian---

"Seokjin?" Rasa takut Namjoon segera luntur ketika dia menemukan sosok Seokjin kala dia membalikkan tubuhnya---berhadapan tepat dengan pria tinggi yang telah dia tunggu-tunggu kabarnya sejak beberapa hari terakhir.

Ekspresi kebingungan Namjoon langsung saja tergantikan dengan air muka yang semringah. "Seokjin," dia refleks tertawa kecil akan perasaan senang, dan bergerak menghampiri Seokjin untuk memeluk pria itu.

Sayangnya, niat Namjoon itu malah mendapatkan penolakan dari Seokjin yang buru-buru mencegah Namjoon untuk tidak merengkuhnya, melainkan beralih menggenggam kedua tangan Namjoon dan menundukkan pandangannya guna menghindari kedua manik cerah milik Namjoon yang jelas kecewa.

"Seokjin ..." sorot mata Namjoon agak meredup karena sikap dingin Seokjin padanya; lebih-lebih lagi pria itu seakan enggan untuk menatap ke arahnya yang kelewat bahagia karena akhirnya mereka bisa berjumpa kembali.

Menjilat bibirnya sejenak, Seokjin yang masih menatap ke arah bawah pun berucap, "Namjoon, ada yang ingin kubicarakan padamu."

Dan tiba-tiba saja, Namjoon merasa tidak enak pada hati, lantaran bahasa tubuh serta sikap Seokjin saat ini terlihat sangat janggal.

Rasa-rasanya, seperti sebuah fakta yang menyakitkan akan memukul Namjoon setelah ini.

"A-apa?" pengaruhnya bahkan membuat suara Namjoon menjadi sedikit bergetar.

Blessed be the Mystery of Love [JinNam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang