Bab 3 - First Talk

111 28 11
                                        

Hey hey ho ho!! Author is back.. Maaf ya update nya lama, kemarin lagi gak mood soalnya, hehe..

Ending bab kemarin kaya sinetron ya? Biar nambah rasa deg deg aja. Okay, lanjut yuk:D

Next...

****
Mata mereka bertemu, mata Rayya dan mata Airin. Mata Airin yang indah menambah kegugupan Rayya.

"Kau siapa? Kau berkeringat banyak." suara Airin sangat lembut, enak didengar.

"Ehmmm.. Itu, aku..." Rayya berhenti sejenak, dan kembali menatap kedua bola mata Airin.

Rayya menarik napas sejenak, lalu melihat-lihat sekeliling. "Se-sebenarnya, ehmm, gua suka banget sama..." Rayya kembali melihat sekeliling, mencari alasan. "Sama meja lu, iya, gua-suka-banget-sama-meja-lu." Rayya berkata dalam sekali tarikan napas.

"Hahaha... Sama meja?"

"Iya, gila, meja lu tuh bagus banget. Masih mulus, kinclong, kayu nya belom bolong-bolong.

"Eh? Maksud gue, meja lu tuh beda sama meja kelas gua. Punya kelas gua, udah bulukan." Rayya berbicara panjang lebar, well-- salah tingkah.

Tawa gadis itu semakin pecah, entah mengapa, bagi Rayya suara itu sangat indah.

"Lu lucu banget, sumpah deh. Yaampun, hahaha." Airin berkata sambil tertawa lepas, tapi masih anggun.

"Ehmm.. Kaya nya gue harus ke kelas, deh, udah pengin bel. Byee!" Rayya berpamit.

Baru beberapa langkah, sebuah suara terdengar yang menghentikan langkah Rayya.

"Gue Airin, lo kelas apa?"

"Gue Rayya, kelas 8 D."

"Nice to meet you, Ray."

Rayya kaget mendengar hal itu. Bibirnya seakan terkunci, jadi ia hanya menjawab dengan senyuman. Lalu, ia kembali berjalan pergi menuju kelasnya sendiri.

****

Jam istirahat.

"Ray, tolong bilang kalo ini gak beneran." Dani datang langsung bicara to-the-point.

"Apanya yang beneran?" Rayya bertanya bingung.

"Lo ngapelin Airin, terus elu salting keringatan kaya orang bodoh. Itu bukan lo kan?"

"Tau dari siapa?"

"Helloww-- lu pas ke kelas dia kan rame. Gak cuman lu berdua doang di kelas itu keless.. Atuh banyak lah yang ngeliat."

"Udah lah biarkan, gua juga masih syok sama sikap gua tadi. Emang kaya orang bodoh, sih, haha."

"Daripada lu stress, mending kita makan batagor aja. Gua yang traktir es teh nya." Dani menawarkan, dan diiyakan oleh Rayya.

****

Mereka berdua berjalan ke kantin. Sepanjang jalan, Rayya bisa merasakan banyak mata yang melihat kearahnya.

"Ray, yang namanya Airin tuh yang mana sih?" tanya Dani.

"Yang itu lah. Nanti kalo ketemu, gua kasih tau."

Mereka berdua sedang berjalan, saat ada sura memanggil salah satu dari mereka.

"Rayyy..." suara yang lembut. Mungkinkah?

Rayya menoleh, seperti dugaan nya, gadis yang membuatnya salah tingkah. Airin.

"Eh, Rin, mau ke kantin?" tanya Rayya.

"Ohh.. Jadi ini yang namanya Airin. Hay, gua Dani." Dani memperkenalkan diri.

"Airin." jawab Airin, dengan senyum lebar.

Dilihat dari sudut manapun, Airin memang cantik, ramah, dan imut. Dia sangat murah senyum.

"Bareng aja, yuk!" ajak Dani. "Eh, tapi bukannya lu berdua baru ngobrol tadi pagi? Kok udah akrab gini?"

"Yaudah kalo Airin gak boleh akrab sama orang, mending balik ke kelas." Airin berkata dengan cepat, Rayya dapat menebak kalo Airin ini agak childish.

"Eh...eh.. Bukan gitu, yaudah ayolah ke kantin" akhirnya Dani mengalah. Dan mereka berangkat ke kantin bersama.

****

Mereka bertiga makan batagor. Dan sesekali mengobrol, well-- yang mengobrol hanya Airin dan Rayya.

Bukan, bukan, bukan dalam rangka PDKT. Tapi karena Dani terlalu fokus pada batagor.

"Rin."

"Ehm?"

"Lu inget gak, belom lama ini kan hujan. Terus lu gak masuk, itu lu kemana?"

"Kok lu tau gua gak masuk?" tanya Airin penasaran.

Karena gua merhatiin lo dari saat itu, batin Rayya. Gak mungkin dia ngomong gitu.

"Hey.." Airin ingin menyadarkan Rayya dari lamunannya dengan melambaikan tangannya.

"Ehh.. Sorry. Gue gak sengaja liat waktu itu. Lu malah ngejauhin sekolah kan? Itu le kemana?"

"Ohh.. Kerumah temen."

"Dimana?"

"Kampung melayu, haha, jauh ya?"

"Lumayan, emang rumah lu daerah mana?"

"Serpong. Rumah lu?"

"Sama di serpong juga." Airin dan Rayya tertawa kecil.

"Rin.."

"Apa?"

"Kapan kapan, gua juga mau kerumah temen lu itu dong." Rayya kembali menatap Airin.

Dan Airin juga menatapnya. Ia seakan kaget dengan permintaan Rayya, terlebih belum ada orang yang ia beritahu sebelumnya.

Aku harus jawab apa? Pikir Airin dalan hati.

--bersambung--

****
Gimana gimana?? Sebelumnya makasih buat yang udah baca dengan senang hati. Makasih banget.

Entah kenapa, kayanya agak gaje bab ini, tapi it's okay lah ya.

Bab selanjutnya gak tau bakal di update kapan. Tapi insyaallah sebelum lebaran bakal update lagi.

Okay, stay tuned untuk bab selanjutnya ya.. Bye bye^^


Make A WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang