BITTERSWEET - 13

2.6K 547 102
                                    

Jennie mengerutkan keningnya begitu mendengar suara tangisan yang cukup keras dari dalam kelas pagi ini, si ketua kelas yang cukup peka dengan keadaan sekitar itu mempercepat langkah kakinya untuk masuk ke dalam ruang kelas, secara tak terduga, dia malah melihat Rosie yang tengah menangis.

"Sudahlah, my baby Rosie... Semua orang melihat ke arahmu karena kau menangis, sudah sudah, aku disini."

Jennie jelas belum mengetahui apa penyebab gadis bermarga Park itu menangis pagi ini, namun yang jelas, Lisa yang duduk di samping Rosie memeluk Rosie dengan erat sambil mengusap-usap lengan sahabatnya.

"Tidak bisa, aku masih ingin menangis seharian, kau tahu Lisa.. betapa pintarnya dia, kenapa dia harus mati." Jennie menelan saliva nya, apa Rosie sedang berduka? Apalagi Jisoo yang berada di samping Rosie mengusap rambut Rosie sekarang.

"Aku tahu, namun bagaimana lagi? Dia sudah tenang di alam sana, dia pasti berterima kasih padamu karena kau sudah berjasa dalam hidupnya, Jisoo-ya.. bantu aku untuk berbicara, kenapa kau hanya diam?" Balas Lisa, Rosie sendiri bersandar pada tubuhnya untuk melampiaskan kesedihannya.

"Aku juga bingung, semuanya akan baik-baik saja, Rosie." Ucap Jisoo, "tidak akan ada lagi yang menungguku saat aku pulang, aku tidak bisa menerima kenyataan jika aku yang menguburnya tadi pagi." Lisa menghela nafasnya kala Rosie masih berceloteh, dia memeluk Rosie semakin erat meski kedua matanya kini menatap ke arah Jennie yang hanya berdiri memperhatikan mereka.

"Hatimu memang sangat lembut, aku tahu kau sedih namun tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihanmu seperti ini, dia sudah bersama yang maha kuasa." Ucap Lisa, dia sampai mengecup pipi sahabatnya, bermaksud agar Rosie mendapatkan kekuatan namun Jennie yang melihat aksi Lisa mengerutkan keningnya.

"Kenapa kau melihat kami seperti itu tanpa mengatakan apapun, Jennie?" Tanya Lisa setelahnya, "ah.. aku mendengar suara tangisan dari luar tadi, apa semuanya baik-baik saja? Ada apa dengan Rosie?" Tanya Jennie lembut setelahnya.

"Tentu saja Rosie sedang tidak baik-baik saja, itu bukan pertanyaan, Jennie. Apa kau tidak bisa melihatnya sedang menangis? Lagipula jangan ikut campur, ini urusan kami." Balas Lisa dengan nada ketusnya, Jennie yang mendengar itu langsung merasa kesal, kenapa Lisa kembali menyebalkan? Berbeda sekali dengan Lisa yang sangat lembut di rumahnya kemarin.

Lisa menghabiskan waktu cukup lama di rumahnya, di pukul lima sore, Lisa baru berpamitan pulang, mereka banyak berbincang, atau lebih tepatnya, Lisa banyak mengobrol dengan kakek dan neneknya, terutama kakeknya.

Lisa juga diajak oleh kakek kandung Jennie untuk melihat kebun di taman belakang, dan Lisa terkesima begitu melihat banyak sayuran yang lengkap meski ukuran kebun tidak terlalu besar.

Halmeoni membuat kudapan sore untuk mereka, Lisa sendiri cukup nyaman berada di tengah-tengah keluarga Jennie yang begitu sederhana, meski tetap saja, bagi Lisa, suasana di rumah Jennie terasa seperti pulang ke kampung halaman.

Jennie mengantar Lisa sampai ke perempatan rumahnya karena Jennie takut Lisa tersesat, mereka berbincang sebentar dan Lisa mengucapkan terima kasih atas jamuan yang keluarga Jennie berikan, dan Jennie juga mengatakan pada Lisa kapanpun Lisa ingin bermain, maka pintu rumahnya akan terbuka lebar untuk Lisa.

Yang mengejutkan Jennie adalah Lisa sempat menepuk kepalanya dengan lembut sebelum Lisa pulang, Jennie benar-benar tidur dengan nyenyak karena dia akhirnya bisa merasakan hal yang seharusnya dirasakan oleh anak-anak sesuainya, yakni, memiliki teman.

BITTERSWEET - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang