BITTERSWEET - 22

2.7K 530 150
                                    

"Apa kau yakin tidak akan keberatan jika harus mengantar jemput Jennie setiap harinya, Lisa?" Lisa yang tengah menikmati secangkir teh hangat yang direbus langsung oleh nenek kandung kekasihnya segera meletakkan secangkir gelas kecil itu di atas meja kemudian melihat Haraboji yang mengajaknya berbicara.

"Kenapa aku harus keberatan, Haraboji?" Tanya Lisa dengan lembut, pagi-pagi sekali, Lisa sudah berkunjung ke rumah Jennie untuk menjemput kekasihnya, liburan panjang mereka usai, hari ini, mereka akan kembali ke sekolah sebagai anak kelas akhir yang akan lulus dari sekolah kurang dari satu tahun.

"Bagaimanapun juga kau mengantar jemput Jennie menggunakan mobil mu, kau pasti harus mengeluarkan uang lebih untuk membeli bahan bakar, ditambah kau jadi harus mengorbankan waktumu setiap harinya." Lisa terkekeh saja mendengarnya, dia bingung harus menjawab apa.

"Haraboji serius, meski kau adalah kekasih cucuku sekarang, namun kau tidak memiliki kewajiban untuk ini, Haraboji senang jika orang lain yang begitu perhatian dan menyayang Jennie dengan setulus hatinya sekarang, namun.. Jennie bisa menggunakan sepeda untuk pergi ke sekolah." Lisa menyentuh tengkuknya, rasanya dia sedikit malu karena status hubungan mereka sudah diketahui oleh kakek dan nenek Jennie, untung saja mereka menerima dirinya dengan baik.

"Justru karena aku adalah kekasih Jennie, aku harus mengantar jemputnya setiap hari Haraboji, aku justru tidak tenang jika Jennie tidak bersamaku." Jawab Lisa setelahnya, dia yang datang lebih cepat karena sudah tidak sabar untuk bertemu kekasihnya memang harus menunggu sebentar pagi ini, Jennie sendiri masih berada di kamar, bersama neneknya yang tengah mengepang rambutnya.

Lisa sendiri sebenarnya tidak mengerti kenapa Jennie masih bersikukuh untuk tetap mengepang dua rambutnya untuk pergi ke sekolah, bukan Lisa tidak menyukai gaya rambut Jennie yang satu ini, namun bagi Lisa, kekasihnya seharusnya membuat perubahan agar orang lain tidak menganggapnya sebagai gadis yang culun lagi.

"Haraboji takut orang tuamu marah karena hal ini." Lisa mengerutkan keningnya, meski dia belum memberitahu tentang hubungan percintaannya pada kedua orang tuanya, namun entah kenapa, Lisa yakin jika orang tuanya pasti tidak akan marah dan menerima kekasihnya.

"Tenang saja Haraboji, yang terpenting Jennie akan aku jemput dan aku antar pulang dengan selamat." Ucap Lisa setelahnya, menyenangkan rasanya karena dia sudah difasilitasi sebuah kendaraan oleh orang tuanya, Lisa sudah tidak sabar menunggu kencan-kencan nya dengan Jennie setelah mereka pulang sekolah, rasanya pasti akan sangat menyenangkan!

"Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak, Lisa. Habiskan teh nya, jika kau ingin makan sesuatu maka tidak perlu merasa sungkan." Lisa tersenyum saat calon kakek mertuanya menepuk-nepuk pelan punggungnya, dia jadi merasa lebih nyaman berada di rumah Jennie karena hubungan mereka sudah direstui oleh kakek dan nenek kekasihnya.

"Lisa, ayo kita berangkat sekarang, kita bisa terlambat jika tidak berangkat sekarang." Jennie memakai jam di pergelangan tangannya sembari keluar dari kamar, diikuti oleh Halmeoni yang sudah selesai melakukan tugasnya yaitu mengepang rambut Jennie.

Lisa sedikit memiringkan kepalanya begitu melihat kekasihnya yang sudah siap dengan seragamnya, tak lupa Jennie menggunakan kacamata miliknya dan jaket berwarna biru putih yang biasanya selalu dia pakai, membuat senyuman terbit di bibir Lisa, kenapa kekasihnya begitu lucu?

"Hem, ayo kita berangkat kalau begitu." Lisa menghabiskan teh di cangkirnya terlebih dahulu kemudian bangkit, dengan gerakan refleks, dia mengambil tas ransel milik kekasihnya.

"Biar aku yang bawa." Ucap Lisa, Jennie rasanya salah tingkah sekarang namu berusaha untuk menyembunyikan karena bagaimanapun juga, kakek dan nenek kandungnya masih mengawasi mereka.

BITTERSWEET - JENLISA [G×G]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang