Part 03

16 2 0
                                    

Lav
_________

Aletta yang baru saja turun dari motornya, menatap dingin mobil yang ia kenali tengah terparkir di garasi rumahnya.

Dengan langkah lebar Ia berjalan memasuki rumahnya, penjaga yang ada di sana hendak menyapa Aletta namun ia urungkan saat melihat raut wajah tak bersahabat dari Aletta.

Brak

Pintu yang di buka dengan kasar membuat pria paruh baya yang tengah duduk santai di sofa rumah menatap gadis yang baru saja membuka pintu dengan raut wajah yang cukup tak bersahabat.

Pria paruh baya itu menatap Aletta yang berjalan ke arah dirinya dengan langkah lebarnya, "Selamat siang Nak." Sapa pria paruh baya itu menatap Aletta dengan senyuman manis.

"What are you doing here?." Tanya Aletta dengan tatapan dinginnya.

"Duduklah dulu Nak, kau pasti lelah setelah perjalanan sekolah pertama mu di negara ini." Balas pria itu dengan senyuman manis ke arah Aletta.

Aletta menatap geram ke arah pria paruh baya yang dengan santainya menatap dirinya, "Aku gak butuh basa-basi mu pak tua!!." Bentak Aletta menatap tajam pria itu.

"Bicaralah lebih sopan kepada kakekmu Aletta!!." Bentakan kasar keluar dari mulut pria yang baru saja turun dari lantai dua.

Aletta menatap dingin pria yang baru saja turun itu, "Apa kau yang mengizinkannya masuk?." Tanya Aletta dengan tatapan dinginnya.

"Kakek hanya ingin bertemu Laurent." Ucap pria itu dengan berjalan ke arah Aletta.

Aletta menatap geram ke pria yang merupakan kakeknya itu, "Bisa tidak jangan ikut campur urusanku pak tua!!."

Pria tua itu terkekeh sinis menatap Aletta, Ia meletakkan cangkir kopinya di kembali ditempatnya, Ia bangkit dari posisinya lalu kedua tangan dimasukkan kedalam celana dengan menatap kearah cucunya.

"Sejak kembali dari luar negeri kau jadi sangat berani ya cucuku." Balas pria itu menatap cucunya.

Aletta mendengus sinis menatap pria paruh baya yang ada dihadapannya, "Kau lupa, kau lah yang membuatku menjadi seperti ini, kau orang yang paling tau penyebab aku sangat membencimu, aku tidak akan pernah melupakan apa yang telah kau lakukan pada dia, ingat itu pak tua!!." Balas Aletta dengan berjalan meninggalkan ruang tamu itu.

Namun saat di ujung tangga ia berhenti sejenak tanpa berbalik atau menatap ke belakang, "Tuan Alexander cepat kau suruh pergi pak tua itu, atau aku tidak akan keluar dari kamarku." Ucapnya lalu berjalan menaiki tangga ke arah kamarnya.

Kedua pria itu menghela nafasnya kasar menatap kepergian Aletta, pria yang bermarga Alexander itu menatap pria paruh baya yang kembali mendudukkan tubuhnya ke sofa.

"Maafkan dia kakek, dia hanya masih belum bisa melupakan kejadian-kejadian yang sudah dia alami." Ucap pria tersebut dengan mendudukkan tubuhnya di sofa yang berada di depan pria tua itu.

"Aku memahami itu Nak, bagaimanapun ini semua terjadi karena diriku, dari kehilangan ibunya, kehilangan sahabatnya, kehilangan masa kecilnya, dan kehilangan orang yang paling berarti baginya pasti sangat berat bagi cucuku itu." Ucap pria tua itu dengan menghela nafasnya kasar.

"Kau benar kek, dia adalah gadis yang kuat walaupun dia pemarah dan cukup sadis." Balas pria itu.

"Aku hanya berharap kau tidak akan pernah meninggalkannya Nak, atau dia akan benar-benar hancur." Ucap Pria paruh baya itu dengan menatap harap ke arah pria yang ada dihadapannya.

Pria itu tersenyum tipis, "Bagaimana aku bisa meninggalkan nya, kalau aku saja hanya bisa hidup karena dia, tanpa dia mungkin aku tidak akan bisa hidup lagi sampai sekarang kek." Ucap Pria itu.

Where AlyshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang