Penjara
_____________Didalam mobil yang harganya miliaran terdapat dua pasangan yang saling terdiam tidak ada satupun dari keduanya yang berniat berbicara, dengan sang pria yang fokus menyetir dan sang gadis yang fokus menatap kosong ke arah jendela yang memperlihatkan beberapa bangunan yang mereka telah lewati.
Pria itu hanya menghela nafasnya kasar menatap kearah gadisnya yang tampak berantakan dari fisik maupun batinnya, membuatnya tidak berani untuk sekedar memulai pembicaraan hingga akhirnya mereka sampai di salah satu rumah yang bisa disebut mansion.
Pria itu memarkirkan mobilnya di teras depan rumah, ia menghela nafasnya menatap gadisnya yang sama sekali tidak bergerak atau beranjak sedikit pun.
"Sayang, kita sudah sampai." Ucap pria itu dengan menyentuh bahu gadis itu.
Gadis itu tersentak menatap ke arah pria yang ada di sampingnya, "Kenapa?" Tanyanya menatap ke arah pria itu.
Dengan senyuman tipis ke arah kekasihnya, "Kita sudah sampai sayang, keluar yuk pasti Mommy, sama Abang kamu sudah menunggu." Ucap Pria itu.
Gadis itu mengangguk kepalanya dengan tatapan kosong dan berjalan keluar tanpa menunggu pria yang ada didalam mobil, pria itu hanya menghela nafasnya panjang melihat tingkah kekasihnya.
"Sayang, are you okay?." Tanya wanita paruh baya yang melihat kedatangan putrinya.
Tanpa basa-basi gadis itu berhamburan ke pelukan wanita paruh baya yang merupakan ibunya, isakan demi isakan dan air mata seketika tumpah saat dirinya memeluk sang ibunda.
"It's okay, honey." Lirih wanita paruh baya mengusap kepala sang putri.
Dua pria yang berada dibelakang wanita paruh menatap khawatir gadis yang dipeluk oleh wanita paruh baya yakni adiknya.
"Mommy." Lirihnya dalam pelukan sang ibu.
"Aurel, Are you okay baby?." Tanya pria paruh baya yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.
Aurel yang tadinya berada di pelukan sang ibu sontak melepaskan pelukan tersebut dan berlari ke arah Bagas yang merupakan ayah dari Aurel, putra pertama di keluarga Wiliam.
"Don't cry honey, It's okay." Ucap Bagas dengan mengusap surai hitam milik putrinya.
Tatapan mata Bagas bertemu dengan tatapan sendu milik Briana yang merupakan istrinya yang kini tengah dipeluk oleh putra keduanya Andreas.
Disaat semua orang tengah mencoba menenangkan Aurel tiba-tiba seorang wanita paruh baya berlari ke arah Aurel yang berada di pelukan ayahnya, membuat semua orang yang disana sontak menatap kearah wanita tersebut.
"Maaf tuan nyonya, di depan ada polisi yang ingin bertemu nona muda." Ucap seorang wanita paruh baya yang merupakan pembantu di Rumah ini.
Deg
Dada Aurel berdesir mendengar ucapan pembantu nya itu, ketakutannya semakin tidak terbendung ia memeluk erat tubuh ayahnya dengan tubuhnya yang kian bergetar hebat.
"Biar Kenan yang ke depan Dad." Ucap Kenan dengan berjalan meninggalkan ruangan.
Aurel menatap ayahnya yang ada didepannya, raut wajahnya terlihat begitu panik, ketakutan dan frustasi bahkan Aurel tak segan menggigit jari-jarinya karena rasa panik yang memenuhi kepalanya.
"Dad, Aurel gak mau dipenjara, Aurel tidak melakukan itu." Lirih Aurel seraya menatap sang ayah.
Bagas menangkup wajah sang putri yang berkeringat dingin, dapat ia lihat ketakutan terlihat jelas di wajah putri bungsunya itu, "Sayang dengar daddy, Daddy gak bakal biarin siapapun menyentuh kamu, gak bakal ada yang bawa kamu kemana-mana sayang." Ucap Bagas memeluk erat putrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Where Alysha
Misteri / ThrillerGadis dengan kilatan amarah terlihat jelas dimatanya, Ia menarik kerah seragam sekolah gadis lain yang ada didepannya dan dengan kasar mendorong tubuh gadis itu ke tembok koridor, ia bahkan mencengkram bahu gadis didepannya. "Lo bawa kemana Alysha...