Olimpiade
_____________Aurel mulai melangkahkan kakinya memasuki ruangan guru, dengan wajah yang masih cukup berantakan karena terdapat jejak air mata yang membuat matanya sembab.
"Duduklah Aurel." Ucap sang guru menatap Aurel.
"Terimakasih, Bu." Balas Aurel dengan mulai mendudukkan tubuhnya di kursi didepan sang guru
Guru yang bernama Ibu Yuli itu menatap Aurel yang terlihat tidak cukup baik apalagi setelah kejadian tadi pagi, kejadian yang menggemparkan satu sekolah dan membuat pihak sekolah seketika mengadakan rapat darurat atas kejadian tadi pagi.
Bu Yuli yang merupakan guru matematika sekaligus Waka kesiswaan menatap sendu kearah Aurel, Ia mengambil kertas yang berada di meja sebelahnya dan menyerahkannya kepada Aurel.
Aurel menerima kertas tersebut dengan suka rela, Ia membaca kata demi kata yang ada didalam surat itu, Ia membulatkan matanya saat melihat kata yang cukup membuatnya terguncang.
"Apa maksud ini, Bu?!." Tanya Aurel dengan nada cukup meninggi.
Bu Yuli menghela nafasnya kasar, sudah ia duga Aurel akan mempertanyakan maksud dan tujuan dari surat yang diberikan pihak sekolah kepadanya.
Surat skors dan diberhentikan menjadi delegasi olimpiade, walaupun belum terdapat bukti bahwa Aurel bersalah namun CCTV tangga rooftop memperlihatkan dengan jelas Aurel yang keluar masuk rooftop sebelum kejadian itu terjadi.
"Karena adanya bukti CCTV dan rumor yang beredar di sosial media, jadi Aurel untuk semester ini kamu tidak bisa ikut olimpiade dan diskors selama sampai kamu diijinkan kembali masuk." Ucap sang guru.
"Bagaimana mungkin Bu, saya sudah meluangkan waktu untuk belajar olimpiade kenapa ibu memutuskan secara sepihak dan juga semuanya belum terbukti saya yang bersalah kenapa saya juga harus diskors." Bantah Aurel tidak terima.
"Ini sudah menjadi keputusan, kamu harus selesaikan dulu masalah konflik kamu itu, pihak penyelenggara olimpiade tidak memperbolehkan kamu ikut, jika kamu tetap memaksa ikut maka sekolah kita akan dikeluarkan dari daftar peserta olimpiade sampai empat tahun kedepan, dan kamu tidak bisa melakukan itu, untuk skors kamu bisa tanyakan langsung dengan bapak kepala sekolah." Ujar sang guru.
"Tapi ibu memang sudah memiliki pengganti saya, Olimpiade tinggal dua Minggu lagi kalau ibu lupa?." Tanya Aurel.
Bu guru tersebut mengangguk, "Ibu sudah mendapatkannya, dia anak satu kelas denganmu, namanya Aletta, dia sudah sering ikut olimpiade di ranah internasional jadi ini bukan hal sulit untuknya, apalagi ibu sudah mengecek kepintaran dia kemarin dan dia lolos dengan predikat terbaik, dia bisa menjawab soal dalam
Waktu singkat untuk soal dari anak kuliahan.""Jadi ibu memutuskan dia untuk menjadi kandidat pengganti kamu, sampai kamu membersihkan nama baik kamu." Ucap sang guru terus terang.
Brak
Aurel bangkit dari posisinya dengan menggebrak meja, Ia menatap tajam guru yang ada dihadapannya "Gak bisa gitu dong Bu!! Ibu gak tau aku siapa!! Aku bisa aja keluarin Ibu dari sekolah ini hari ini juga!!." Bentak Aurel.
Bu Yuli menghela nafasnya kasar menatap Aurel, "Aurel saya tau kamu memiliki kuasa di sekolah ini, tapi bukan berarti kamu bisa bersikap tidak sopan seperti ini, kalau kamu ingin protes bicaralah kepada kepala sekolah, sekarang kamu boleh keluar." Ujar Sang guru.
Tanpa basa-basi Aurel melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan Bu Yuli, dengan kasar dirinya menutup pintu ruangan tersebut, Bu Yuli hanya bisa menghela nafasnya melihat kepergian Aurel Ia memijit pelipisnya pusing dengan kejadian yang hari ini terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Where Alysha
Gizem / GerilimGadis dengan kilatan amarah terlihat jelas dimatanya, Ia menarik kerah seragam sekolah gadis lain yang ada didepannya dan dengan kasar mendorong tubuh gadis itu ke tembok koridor, ia bahkan mencengkram bahu gadis didepannya. "Lo bawa kemana Alysha...