bab 22

9 2 0
                                    

!!tulisan bergaris miring itu flashback!!
.
.
.
.

Marsell

"Kamu jadi ke Bandung mars?"

"Jadi ma, aku jadi ke Bandung, malem ini aku berangkat."

"Naik motor?"

"Iya, mah."

Sekarang gue lagi duduk diteras sama mamah, gue kembali ke rumah yang dulu, beberapa Minggu ini. Rumah yang menjadi hidup gue penuh dengan makna, dimana gue ga pernah ngerasain sendirian walaupun gue terlahir sebagai anak tunggal.

Harlan Bryan pramata, atau yang sering gue panggil haru, adalah salah satu tokoh dihidup gue yang begitu berarti. Bersama dari kecil, ngebuat hubungan persahabatan kita semakin dalam, bahkan udah hampir seperti saudara kandung.

Haru udah gue anggep seperti saudara kandung gue sendiri, udah seperti adik gue sendiri. Jarak umur kita yang cuma terpaut beberapa bulan, gue lahir lebih dulu dari Haru.

"Kalo seandainya ketemu, jangan pakai emosi ya, harus dibicarakan baik baik, kamu tau Harlan itu gimana kan?" Selain gue, mamah juga begitu mengenal Haru seperti anak kandungnya sendiri, malah kadang gue merasa kalau yang anak kandung itu bukan gue tapi haru.

"Iya mah, aku juga sadar, kesalahan aku yang kemarin. Rasanya kalau waktu bisa diputar, aku pengin narik semua kata kata aku yang ga pantas itu." Waktu tak bisa diputar ulang, seandainya gue bisa berpikir dulu sebelum berbicara, seandainya gue bisa berfikir dulu sebelum bertindak semuanya pasti akan baik baik saja.

Namun semua hanya ada kata andai, waktu yang sudah berlalu tak bisa diputar ulang.

Mars, adalah panggilan yang begitu bermakna untuk gue, biasanya orang orang cuma manggil gue mar atau sell, tapi mars adalah sesuatu yang berbeda.

Terkadang hanya orang orang terdekat yang akan memanggil gue dengan sebutan mars. Mars yang berarti pejuang yang hebat.

"Mah? Apa haru bakal maafin aku?"

"Kamu kenal hari udah berapa lama si?"

"Haru mungkin keliatan marah sama aku ma, tapi dia lebih marah ke diri sendiri, dia mungkin bisa maafin aku, tapi ga tau ke dirinya sendiri."

"Nah itu kamu udah tau jawabannya, mars. Sekarang kamu masuk gih tidur, nanti mamah bangunin kalau kamu udah mau berangkat."

🎵

Waktu antara malam dan pagi ini, gue lakukan untuk menempuh perjalanan dari Jakarta ke Bandung, gue harus berjuang. Berjuang meminta maaf kepada orang yang telah gue sakiti.

Gue ga mau mengakhiri masa ini, gue mau masa gue dan Haru itu tetap berjalan. Katanya semua masa ada orangnya, tapi gue harap kalau setiap masa gue, haru tetap ada.

Mimpi gue ada pada haru, mimpi gue juga ada di Fandy. Tanpa mereka berdua mimpi gue cuma akan menjadi angan angan.

Barang wajib yang perlu gue bawa, adalah gitar, kemanapun gue berada gitar adalah hal yang ga boleh tertinggal.

Menyusuri jalan yang masih sangat sepi pada pukul satu dini hari, musik juga mengalun tenang. Lagu berjudul yellow [Coldplay]

Coldplay, Bruno mars, dan Justin Bieber. Itu adalah lagu lagu yang akan menemani gue hingga sampai bandung.

Setiap lagu Bruno mars terdengar, gue selalu mengingat haru, haru begitu menyukai lagu lagu Bruno mars.

SIAPA SANGKA? 15.30 DIKARA WAKTU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang