Sasa telah selesai mengajar. Ia menunggu suaminya yang sedang di jalan. Ia memilih kembali ke kantor.
" Bu sasa udah nggak ada jam ya? " Tanya bu Sinta yang juga baru keluar kelas.
" Udah nggak ada bu, ini mau pulang " Jawab Sasa.
" Gimana bu, kehamilannya? Rewel nggak dedek bayinya? "
" Alhamdulillah nggak teler bu. Cuma minggu-minggu awal kemarin mual² terus. Sekarang udah agak berkurang " Jawab Sasa.
" Alhamdulillah ya bu, wajar kalau awal kehamilan bu. Dulu saya full trimester satu mual terus bu. Lemes terus. Beruntung kalau bu Sasa bisa fit gini "
" Hehe iya bu. "
Sasa merapikan buku-buku di mejanya.
" Bu Sasa mau pulang? " Tanya pak Ray yang juga bersiap.
" Iya Pak " Jawab Sasa
" Mau bareng bu? Ini saya juga mau pulang "
" Lah emang pak Ray tau rumah bu Sasa ? " Tanya bu Sinta
" Ternyata kita tetanggaan bu, beda berapa rumah aja " Jawab Sasa
" Wah bisa kebetulan ya " Balas bu Sinta
" Gimana bu, mau bareng? "
" Nggak usah pak, ini suami saya sudah di jalan. Bentar lagi sampai" Jawab Sasa.
" Oo yaudah. Kalau gitu duluan ya bu "
Sasa dan bu Sinta mengangguk. Pak Ray keluar dari kantor. Tinggal bu Sinta dan Sasa di ruangan. Karena yang lain juga masih ada kelas.
" Bisa kebetulan gitu ya bu, " Ujar bu Sinta
" Apanya bu? " Tanya Sasa tak mengerti.
" Rumah pak Ray, kok bisa tetanggaan sama ibu "
" Oo, ya nggak tau sih bu "
Terdapat notif di handphone Sasa. Ia melihatnya. Ternyata suaminya sudah sampai. Ia menunggu di depan.
" Eh bu, saya duluan ya. Ini suami saya sudah jemput " Pamit Sasa
" Iya bu. Hati-hati ya "
" Siap bu. Mari bu, assalamu'alaikum "
" Waalaikumsalam "
Sasa meninggalkan ruangan dan menuju ke tempat suaminya memarkirkan mobil. Terlihat suaminya sedang asyik mengobrol dengan pak Reksi salah satu dosen di kampus itu. Ia menghampirinya.
" Eh sayang, " Sapa Roy. Sasa tersenyum berdiri disamping Roy.
" Udah mau pulang? " Tanya pak Reksi
" Saya sudah nggak ada jam pak" Jawab Sasa
" Padahal asik bener ngobrol sama suaminya bu Sasa"
" Hehe, mampir ke cafe pak. Nanti kita ngobrol-ngobrol lagi" Sahut Roy.
" Kapan-kapan saya tak mampir"
" Siap pak. Di tunggu. Kalau gitu mari pak " Pamit Roy.
" Iya ya. Hati-hati "
Sasa dan Roy masuk ke dalam mobil mereka. Roy membukakan pintu untuk Sasa. Ketika pintu dibuka, Sasa terkejut dibuatnya. Rangkaian bunga yang indah berada di tempat duduk samping kemudi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Kamu Season 2
Romancedan pada akhirnya, Sasa dan Roy sudah sah menjadi pasangan suami istri. Problematika dalam rumah tangga pun sedikit demi sedikit hadir menjadi bumbu dalam kisah mereka. Akankah mereka mampu bertahan sampai akhir?