Roy telah sampai di depan halte kampus. Tempat yang sering di gunakan Sasa untuk menunggunya. Hanya butuh waktu 12 menit sudah sampai, semenjak ia saling bertukar kabar dengan Sasa via telepon.
Namun ia tak melihat sosok istrinya. Ia masih di dalam mobil. Ia menghubungi nomor Sasa. Tak ada jawaban.
Roy memutuskan keluar dari mobil. Dilihatnya ada tas yang sangat familiar olehnya. Ia mendekati tempat duduk itu.
" Ini kan tas yang di pakai Sasa tadi " Gumamnya.
Roy celingukan, karena tak menemukan empunya tas yang ada di tangannya.
Ia mencoba menelfon kembali. Terdengar dering nada handphone. Roy mencari suaranya, dan ketemu di bawah kursi tempat duduk.
Ia memungutnya. Handphone Sasa rupanya.
" Ini kan HP Sasa. Kamu kemana sih sayang " Roy mengusap wajahnya. Ia sangat khawatir sekarang.
Tak mungkin ia menghubungi Sasa lagi, karena handphone Sasa ada di tangannya.
Roy berniat mencari Sasa di dalam kampus. Barangkali ia masih di dalam. Meskipun sedikit tak percaya. Karena tidak mungkin istrinya dengan sengaja meninggalkan tas dan handphone di tempat umum.
Ketika akan melangkah, terdengar deru motor berhenti di dekat halte.
" Pak Roy " Panggil si empunya motor.
Roy menoleh. Terlihat Ray yang dengan tergopoh turun dari motornya.
" Pak Ray " Balas Roy.
" Bu Sasa kemana pak? Tadi ia menunggu bapak di sini " Seloroh Ray.
" Ini nggak ada pak orangnya. Tas sama handphonenya tergeletak begitu saja di sini " Jawab Roy.
" Argghh " Giliran Ray yang mengusap wajahnya kasar. Seperti mencemaskan sesuatu.
" Bapak tau sesuatu? Tau istri saya dimana? Karena nggak mungkin kalau dia bakal ninggalin tas sama handphonenya begitu saja di tempat umum " Kata Roy dengan begitu paniknya.
" Saya tadi sempet nyapa bu Sasa pak. Tapi saya langsung pergi aja. Karena toh bu Sasa sudah dijemput bapak. Saya kembali lagi karena saya ingat teror bunga yang bapak ceritain kemarin. Dan saya menaruh curiga pada mobil yang dari sore berhenti di depan kampus. Saya baru ingat semuanya hingga saya kembali lagi sekarang. Tapi bu Sasa nya sudah nggak ada " Jelas Ray sama paniknya.
" Tunggu. Apa maksud bapak istri saya di culik? " Tanya Roy memperjelas pernyataan Ray.
" Bisa jadi pak. Tapi saya juga nggak tau. Coba saya bantu nyari ke dalam kampus ya pak " Ray langsung bergegas menaiki motornya tanpa menunggu jawaban Roy.
" Oke Pak, minta tolong ya pak. Saya akan menelepon teman-teman istri saya. Barangkali ke tempat mereka "
Ray hanya mengangguk. Meskipun ia tak yakin Sasa masih di dalam kampus. Tapi apa salahnya mencoba. Sambil ia mencari informasi.
Sedangkan Ray sibuk mengubungi sahabat-sahabat Sasa. Namun semua nihil. Tak ada yang tau keberadaan istrinya. Ia mengecek handphone istrinya. Barangkali menemukan petunjuk.
Tak ada apapun yang mencurigakan. Chat terakhir juga dengan dirinya. Telepon terakhir juga dengan dirinya.
" Ya Allah sayaaang, kamu kemana. Maafin mas " Gumam Roy. Ia merasa bersalah karena tak menjemput Sasa tepat waktu.
Ia mengedarkan pandangannya. Tak ada cctv di sekitar halte. Semakin sulit jalannya untuk menemukan istrinya.
Roy tak tinggal diam. Ia menghubungi Anak buahnya untuk meminta bantuan, menyuruh mereka merapat ke tempat biasa berkumpul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Kamu Season 2
Romancedan pada akhirnya, Sasa dan Roy sudah sah menjadi pasangan suami istri. Problematika dalam rumah tangga pun sedikit demi sedikit hadir menjadi bumbu dalam kisah mereka. Akankah mereka mampu bertahan sampai akhir?