" Huuek" Sasa langsung berhambur lari ke kamar mandi. Roy terbangun mendengar suara istrinya yang mual seperti masuk angin.
"Sayang kenapa? " Tanya Roy panik. Ia mendekat ke arah kamar mandi.
" Huek huek " Terdengar lagi suara istrinya seperti sedang mengeluarkan isi perutnya. Ia memegang knop pintu kamar mandi. Tidak terkunci. Ia masuk ke dalam kamar mandi.
Istrinya masih di depan wastafel kamar mandi.
" Kamu kenapa sayang? " Tanya Roy dengan wajah khawatir. Ia memijat pelan tengkuk Sasa. Agar merasa lebih lega.
" Nggak tau mas. Semenjak bangun tidur lagi mual. Tapi muntah juga nggak ada yang keluar " Jawab Sasa.
Roy memeriksa suhu tubuh istrinya. Badannya normal. Tak menunjukkan ia sedang demam.
" Nggak demam sih yank "
" Nggak tau, masuk angin kali mas. Atau aku salah makan ya? " Kata Sasa mengingat makanan apa yang masuk ke perutnya semalam.
Roy masih memijat tengkuk Sasa.
" Udah enakan belum? "
" Masih mual "
Sasa berjalan lemas kembali ke ranjangnya. Ia duduk di pinggir ranjang.
" Ke dokter yuk sayang " Ajak Roy.
" Nggak ah mas. Palingan masuk angin. Dibuat istirahat juga enakan nanti" Tolak sasa.
Namun ia kembali merasakan seperti ada yang akan keluar dari dalam perutnya. Ia berlari lagi ke kamar mandi.
" Huuueeek " Ia memuntahkan isi perutnya. Namun hanya air saja yang keluar. Tak ada sisa makanan di perutnya yang ikut ia muntahkan. Meskipun begitu, rasa mualnya masih terasa hebat.
Roy mengikuti Sasa. Khawatir akan keadaan istrinya.
" Apa ini gejala hamil? " Dialog Roy dalam hatinya. Ia juga kurang pengetahuan tentang gejala awal kehamilan.
Roy kembali memijat tengkuk istrinya. Setelah mual Sasa mereda, Roy menggiring Sasa untuk duduk di ranjangnya. Roy menata bantal untuk sang istri.
" Kamu tiduran dulu sayang. Aku buatkan teh hangat ya " Roy merebahkan tubuh Sasa hingga ia bersandar pada tumpukan bantal yang telah di tatanya. Sasa menurut. Roy menyelimuti istrinya.
" Bentar ya, aku buat teh dulu" Pamit Roy. Sasa hanya mengangguk lemas.
Roy segera turun ke bawah menuju dapur. Membuatkan segelas teh hangat untuk istrinya.
Tak lama, Roy datang dengan membawa segelas teh hangat dan beberapa potong kue brownies kesukaan Sasa. Ia meletakkan nampan di meja samping ranjang mereka.
" Ini sayang, minum dulu teh nya " Pinta Roy menyodorkan segelas teh hangat pada istrinya. Sasa bangkit dari tidurnya dan meminum teh buatan Roy.
" Makan kue nya dulu ya " Tawar Roy menyodorkan sepotong brownies.
" Nggak mas, dibuat makan malah mual" Elak sasa.
" Perut kamu kosong sayang. Kita ke dokter ya "
" Kubuat istirahat aja dulu mas, barangkali nanti sembuh. Kalau memang belum sembuh nanti baru ke dokter"
" Okelah kalau itu mau kamu. Kamu nggak usah ke kampus ya. Biar nanti aku yang telpon bu sinta"
Sasa mengangguk. Ia kembali merebahkan tubuhnya di kasur. Menutup matanya berusaha membuang rasa mual yang bergejolak di perutnya. Roy menata selimut yang tersingkap dari badan sasa. Roy memijat lengan dan kaki sasa. Berharap bisa sedikit membantu meredakan sakit yang dialami sasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Kamu Season 2
Romancedan pada akhirnya, Sasa dan Roy sudah sah menjadi pasangan suami istri. Problematika dalam rumah tangga pun sedikit demi sedikit hadir menjadi bumbu dalam kisah mereka. Akankah mereka mampu bertahan sampai akhir?