˚˖𓍢ִ໋❄️˚𝕌𝕟𝕕𝕖𝕣 𝕥𝕙𝕖 𝕥𝕣𝕖𝕖

173 8 5
                                    

︵‿︵‿୨♡୧‿︵‿︵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

︵‿︵‿୨♡୧‿︵‿︵

❝ 𝕀 𝕒𝕝𝕨𝕒𝕪𝕤 𝕤𝕖𝕖 𝕪𝕠𝕦 𝕥𝕙𝕖𝕣𝕖, 𝕓𝕦𝕥 𝕪𝕠𝕦 𝕟𝕖𝕧𝕖𝕣 𝕤𝕖𝕖 𝕞𝕖. ❞

︶꒦꒷♡꒷꒦︶

***

Kageyama melangkahkan kakinya ke belakang sekolah dengan malas, sesekali menguap kecil. Suasana di luar cukup sepi, lantaran jam pelajaran memang masih berlangsung. Lalu kenapa Kageyama di sini? Tentu saja karena guru yang seharusnya mengajar tidak masuk.

Tepat di belakang sekolah, pohon maple besar tumbuh di sana. Itu selalu menjadi pemandangan yang bagus, terutama saat musim gugur seperti ini.

Berbicara tentang musim, tebak musim apa yang paling dibenci pria ini. Ya, itu adalah ketika tanah tertutupi oleh benda putih yang jatuh dari langit. Saat di mana suhu bisa menyentuh hingga enam derajat celcius.

Alasan? Tidak ada yang khusus. Kageyama hanya tidak suka lantaran dirinya yang kadang terjangkit flu, atau ruam merah yang muncul di beberapa bagian tubuhnya. Itu benar-benar mengganggu.

Iris navy Kageyama menangkap sosok itu lagi, pria berambut jingga yang terdiam di bawah kanopi lebat pohon maple. Dia bersandar, sembari memeluk lutut. Syal putih itu melilit leher hingga setengah dari wajahnya.

Angin musim gugur yang sesekali berhembus memainkan helaian rambutnya. Mata hazel bulat itu memandang langit yang bersih tanpa awan, seolah tengah menunggu sesuatu.

Kageyama berdecak pelan sembari membuang muka. Selain musim salju, ia juga tidak menyukai pria itu. Ini bukan kali pertama, sudah hampir sebulan Kageyama melihatnya selalu duduk di bawah pohon seperti itu.

Kageyama juga kesal lantaran si pemuda yang sepertinya tak pernah sekali pun melihatnya. Hanya Kageyama yang selalu melihat si pemuda, sementara dia sibuk dengan dunianya sendiri.

Selain itu, dirinya juga tak pernah mendapatkan tempat di sana, dirinya selalu keduluan oleh si rambut jeruk. Padahal Kageyama kan juga ingin bersantai di bawah pohon itu.

Jika hari-hari sebelumnya Kageyama hanya akan berbaring di rumput dan mengabaikan pria itu, maka tidak hari ini. Ia mengambil langkah untuk mendekat dari belakang.

"Hei."

Kageyama menyadari bagaimana tubuh pria itu sedikit tersentak sebelum perlahan menoleh. Dia sama sekali tak berbicara, hanya menatap lurus dengan sorot mata teduh.

"Kau ini ... selalu saja duduk di sini sendirian. Apa yang kau lakukan?"

Kageyama bertanya dengan nada sedikit ketus. Ia tidak mengerti mengapa pria berambut jingga itu selalu menghabiskan waktunya di bawah pohon maple, seakan terkurung dalam dunianya sendiri.

Hinata--pria itu--memiringkan kepalanya. "Kenapa bertanya? Itu bahkan bukan urusanmu."

"Hah?!" Kageyama jelas merasa kesal. Ia merasa telah membuang satu menitnya yang berharga hanya untuk bertanya pada pria ini. "Terserah kaulah! Dasar aneh! Aku tidak akan berbicara denganmu lagi!"

Hinata hanya menatap Kageyama yang kini berbalik dan pergi dari sana. Ini adalah pertama kalinya ia melihat pria itu. Cukup terkejut, lantaran tiba-tiba ada yang mengajaknya berbicara seperti itu.

"Aku ...."

Langkah Kageyama terhenti ketika mendengar pemuda itu bersuara. Ia menoleh, dan mendapati Hinata kembali menatap langit.

"Aku menunggu langit membawakan salju untukku."

Kageyama mengerutkan kening. Jadi yang selama ini pemuda itu tunggu adalah musim salju?

"Aneh."

To Be Continued

𝕃𝕒𝕤𝕥 𝕎𝕚𝕟𝕥𝕖𝕣 | 𝕂𝕒𝕘𝕖ℍ𝕚𝕟𝕒Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang