Mungkin saat ini, orang mengira kita hanya seperti lingkup pertemanan biasa, tetapi percayalah, di masa tua, persahabatan kita yang layaknya saudara akan menjadi legenda bagi orang-orang disekitarnya.
☆☆☆
Khansa terbangun dari tidur lelapnya karena alarm lagu 'look at me' milik Kai yang kembali terdengar. Anehnya, malah sang pemilik alarm yang tidak terusik sama sekali. Khansa ingin sekali mengamuk pada Kai, karena lagu dari salah satu girlband favorit lelaki itu telah mengganggu mimpi indahnya yang akan memeluk seorang Kim Jennie. Belum sempat Khansa mengacak-acak wajah tampan milik teman sekamarnya, Kak Rei sudah tiba di depan pintu yang terbuka dengan gayung berisi air di tangannya.
Sebenarnya mereka bertujuh memiliki kamar masing-masing kecuali dua orang bungsu penghuni rumah itu. Tapi sayangnya, ketika Khansa baru saja memejamkan matanya di dalam kamar lelaki itu, air hujan menetes dan mengenai wajah tampannya dari plafon yang bocor. Akhirnya sebagai upaya menolong sahabatnya, Kai mengajak Khansa untuk tidur di kamar dengan dominan warna monokrom miliknya.
Khansa langsung bangun dari posisi tidurnya yang terlentang untuk kabur dari siraman rohani dari Kak Rei. Khansa turun ke lantai satu dengan tangga lurus berwarna putih dengan penyangga di sisi kanan dan kiri. Baru saja menginjakkan kaki di ubin lantai satu, kegiatan Anan yang sedang membuat sarapan sudah menjadi tontonan di pagi hari.
Anan yang sedang memasak seperti tidak terganggu akan kehadiran adiknya. Khansa yang masih diam membisu sedikit terkejut ketika Bang Madi lewat dari sisi kanannya. Kehadiran Bang Madi dengan wajah baru bangun tidurnya dapat membuat Anan menoleh lalu terkekeh kecil setelahnya.
"Tumben baru bangun lo bang," ujar Anan dengan pisau ditangannya yang masih digunakan untuk memotong wortel.
"Tadi gue mimpi indah, ketemu adek, mama sama papa di surga," ungkap Bang Madi dengan senyuman yang tak pudar sedikitpun.
Belum sempat Anan membalas perkataan abangnya, ia terkejut akan tingkah Khansa yang tiba-tiba berlari dari tangga menuju ke kulkas. Bang Madi yang masih terbayang akan mimpi indahnya pun ikut membelalakkan matanya.
"Kaget gue anjir, lo ngapain sih Khansa?" tanya Bang Madi sedikit geram akan tingkah adiknya yang suka mengagetkan.
"Gapapa bang, lagi haus aja pengen minum" jawab Khansa lalu meminum air dingin yang diambilnya dari dalam kulkas.
Kak Rei baru saja turun dari lantai dua dengan Kai yang mengekor dari belakang seperti anak ayam.
Kai yang sudah tiba di sebelah Khansa merebut gelas milik lelaki itu lalu menegak habis air dingin yang masih tersisa. Khansa ingin sekali mengamuk pada sahabatnya itu, tapi karena baru bangun tidur, tenaga lelaki tengil itu baru terkumpul seperempat.
Bang Madi berdiri dari kursi yang semula didudukinya lalu berjalan ke arah kamarnya di lantai dua untuk mengambil baju ganti setelah mandi. Kak Rei yang berdiri di sebelah Anan dengan segala kebaikannya bersedia membantu memasak sarapan untuk mereka bertujuh.
Kai dan Khansa yang tidak tahu harus berbuat apa memutuskan untuk menonton TV di ruang tengah. Mereka berdua sudah berada di sofa dengan posisi Khansa yang memutuskan sedikit berbaring dan Kai memilih bersandar lalu menghidupkan TV yang semula mati.
Kai mengganti-ganti siaran TV berharap menemukan animasi yang biasa tayang di pagi hari. Pada akhirnya, tangan Kai berhenti menekan tombol remote di tayangan Doraemon. Keripik pisang buatan kedua sahabatnya menjadi makanan pembuka di hari itu.
Berbeda dengan kelima kakaknya yang sudah sibuk di pagi hari, kedua orang bungsu malah masih terbaring di atas tempat tidurnya. Awalnya tidak ada yang berniat bangun, tetapi karena Aji sudah sangat kelaparan, ia mengalah untuk turun duluan.
Lio yang menyadari kepergian adiknya lalu menyusul ke bawah dengan berlari. Tapi naasnya, ketika hendak menuruni tangga Lio malah terpleset dan jatuh ke bawah. Untung saja ia sudah lumayan dekat dengan lantai dasar jadi luka yang diderita tak terlalu parah.
Kaki Lio lebam karena terkena salah satu anak tangga. Yang pertama kali sadar bahwa Lio kecelakaan adalah Aji yang baru saja duduk di kursi. Aji dengan segera memapah badan Lio yang lebih kecil dari tubuh jangkungnya.
Tangisan Lio menarik atensi kelima sahabatnya yang lebih tua, mereka langsung berbondong-bondong menghampiri Lio yang semakin meringis dan menangis kesakitan. Khansa yang hanya melihat luka lebam pada kaki Lio saja langsung merasa ngilu.
Bagaimana tidak? luka lebam itu sudah menutupi seluruh bagian lutut kanannya dengan panjang kurang lebih 12 cm. Lio dibantu dengan Bang Madi dan Aji duduk di sofa dan diminta untuk meluruskan kakinya. Dia menumpukan kakinya pada satu kursi kecil lalu Kak Rei mengoleskan sedikit demi sedikit minyak kusuk dengan lembut agar Lio tidak semakin merasa kesakitan.
Kai ingin sekali menertawakan adiknya itu karena tingkah cerobohnya, tapi Kai memilih untuk mengurungkan niatnya dari pada dia akan disembelih oleh Kak Rei dan Anan yang masih menceramahi Lio.
"Lo kenapa aneh-aneh sih Lio?! kalau mau turun tangga jangan lari!" bentak Kak Rei dengan mata yang berkaca-kaca. Kenyataan bahwa dia sangat khawatir akan keadaan adiknya itu tak bisa dihindari. Dengan air mata yang tak terbendung lagi, Kak Rei bergerak memeluk tubuh Lio pelan dengan yang mulai bergetar karena menangis.
"Gue takut kehilangan lagi untuk yang kesekian kalinya, gue cuma punya kalian," isaknya pelan dengan tangan yang masih mendekap tubuh Lio erat. Lelaki yang dipeluk pun membalas pelukan itu dengan tepukan pelan di punggung sahabatnya itu.
Lima orang yang semula berdiri tegak di belakang Kak Rei pun mulai mendekat dan memeluk satu sama lain. Hangat dan kebahagiaan tersalurkan kembali dengan lengan-lengan yang saling merangkul.
Isakan tangis mulai terdengar semakin keras dan ramai, bukti bahwa semua orang yang sedang saling mendekap sudah menangis. Karena apapun alasannya, persahabatan mereka bukan hanya lingkup pertemanan biasa, melainkan sudah seperti saudara.
Fakta bahwa persahabatan mereka sudah menjadi salah satu dari tiga hal terpenting dalam hidup tak bisa lagi diganggu gugat. Seperti saat ini, hanya Lio yang terluka tetapi semuanya ikut merasa sakit menjadi bukti seberapa erat pertemanan antara tujuh orang yang berbeda latar belakang tersebut.
Sifat jail Khansa yang mendarah daging sudah mereka hapal luar kepala; sisi lain Bang Madi yang sudah menjadi topik pembicaraan sehari hari; Lio sang juara kebanggaan sekolah menjadi sangat manja pada kelima abangnya terkadang menjadi candaan; Anan dengan masakannya yang selalu menjadi hal yang dinanti; Kai dengan kisah cintanya yang sering membuat frustasi; Aji yang memiliki kepribadian yang sangat berbanding terbalik ketika di sekolah; Kak Rei dan nasihatnya yang selalu bermanfaat bagi orang di sekitarnya.
Hal-hal sesederhana itu tak pernah luput dari ingatan mereka. Karena di masa tua, persahabatan mereka akan menjadi legenda bagi orang-orang di sekitarnya.
Bersambung ke bab selanjutnya...
Menurut kalian, ceritanya bagus ga? aku harap cerita ini bisa menghibur ya! one time again, maaf ya kalau ada kesalahan dalam penulisan kalimat. Bantu vote juga okayy?!!
see youu guyyss 💌
KAMU SEDANG MEMBACA
Saudara Tak Sedarah
RandomRumah berlantai dua dengan 6 kamar itu adalah milik mereka yang memutuskan saling menjaga dalam suka maupun duka. Inilah mereka, 7 orang bersaudara walau darah yang mengalir di dalamnya tak sama. FYI: I chose Nct Dream members to be the visualizati...