13. Rumah

299 38 16
                                    

Enjoy❤️❤️❤️

*****

Kalau Aditya marah, boleh tidak?

Tapi, kenapa dia harus marah?

Karena Mentari terus-terusan membahas cerai?

Secara logika, itu memang satu-satunya jalan yang akan membuat semuanya tetap baik-baik saja sekarang. Dan Aditya bisa kembali menyiapkan pernikahannya dengan baik tanpa rasa bersalah dan pecundang seperti sekarang.

Iya, dia merasa pecundang karena telah menjadi cowok brengsek yang mempermainkan dua perasaan cewek.

Ck. Aditya pusing sendiri.

Masalahnya Aditya memang sekesal itu jika Mentari mulai menyebut kata cerai.

Eh, soal cerai atau soal Alvin ya?

Ya siapa yang tidak kesal, jika mengetahui Mentari justru kembali bersama Alvin. Padahal dulu dia bersikap seolah benar-benar ingin terlepas dari cowok itu.

Hhhhhh!!!

Ponsel Aditya berdering, panggilan dari Bang Beni.

"Halo, Bang?"

"Dit, gue udah nyari rumah yang waktu itu lo minta. Pihak mereka siapin 2 type rumah, udah siap tinggal. Lo pilih deh, mau yang mana. Mumpung jadwal lagi kosong, mending lo ke sana sekarang. Tapi sorry, gue ada keperluan lain, gak bisa nganter."

"Kalau gue sendiri yang ke sana yakin aman? Gak akan masuk berita apa-apa kan?"

"Ck. Aman. Mereka terpercaya kok. Banyak artis lain yang beli di perusahaan mereka, ada yang buat pribadi ada yang buat selir. Tapi aman semua."

"Ya udah, gue ke sana. Lo kasih tau aja pihak mereka, sama bagi ke gue nama yang ngurusnya siapa."

"Oke."

"Eh, Bang!"

"Apa lagi?"

"Kok lo tau ada artis yang beli buat selir? Berarti gak aman dong?"

"Aman kok. Gue tau karena dia pernah jadi artis gue. Udah ah! Banyak tanya lo."

Panggilan dimatikan.

*****

Aditya baru akan menekan bel, namun orang yang tinggal di balik pintu ini sudah lebih dulu membuka pintunya.

Dia Mentari. Menggunakan setelan santai berwarna cokelat yang tetap terlihat rapih.

Kenapa dia selalu terlihat menarik sih dari dulu?

"Raigan?"

"Hai, Tar."

"Lo ngapain kesini? Tau darimana gue gak kerja?"

Duh, Aditya harus jawab apa?

Dia sendiri tidak tahu kenapa mobilnya malah membawanya ke apart Mentari. Padahal arah yang dituju nya berlawanan. Salahkan mobil itu pokoknya!

"Eh, hp gue lowbatt. Gak sempet nanya lo kerja atau nggak. Jadi gue langsung ke sini. Senggaknya di sini lebih aman daripada gue langsung ke kantor lo."

Masuk akal.

"Terus mau apa? Oh, lo mau ajak gue ke KUA? Ayo, mumpu--"

Kan? Mulai kan?

"Bisa gak bahas itu dulu gak? Ada hal lain yang lebih penting, dan gue butuh bantuan lo."

"Hal apa?"

"Gue ada janji sama developer buat milih rumah hari ini. Gue gak bisa ajak Lyony, karena gue gak mau dia tau dulu."

Adlytari: Kisah Aditya, Lyony dan Mentari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang