22. How About Me?

477 44 13
                                    

Enjoy❤️❤️❤️

*****

Lyony menatap tidak percaya pada Pak Gino, petinggi manajemen yang selama ini menaungi Lyony dan Raigan. Baru saja dia mengucapkan hal yang benar-benar di luar nalar bagi Lyony.

Bisa-bisanya dia meminta agar Lyony dan Raigan saling menjaga jarak!?

"Pak, kok jadi gini ya? Perasaan dari awal aku terima film itu gak ada syarat aneh-aneh kaya gini?" Protes Lyony, sementara Raigan masih dalam diamnya.

"Gini, Ly. Sekarang kan udah waktunya buat promosi, antusias masyarakat bakal lebih tinggi kalau ngeliat chemistry dua pemeran utamanya berlanjut di dunia nyata. Karena itu, sementara masa promosi, kamu sama Raigan gak boleh dulu keliatan interaksi apa-apa sama masyarakat."

Lyony geram. Dia sadar, dunia entertaint memang penuh dengan kebohongan. Tapi kenapa dia sampai harus menutupi sesuatu yang benar adanya demi kebohongan itu?

"Udah, Ly. Gak apa-apa. Cuma berapa bulan juga kan?" ucap Raigan menenangkan.

"Tuh, Aditya aja paham. Tolong kerja samanya, Lyony. Apalagi ini film pertama kamu, kamu mau kan film ini sukses?"

Lyony hanya menghela nafas, kesal.

***

Aditya tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat segelas kopi yang tersaji di depannya sekarang. Lelah pulang latihan, di sambut sapaan Mentari, juga segelas kopi yang juga di sajikan Mentari.

Satu lagi, meski Mama Mentari sudah pulang, Mentari tidak mengubah bahasa aku-kamu nya.

"Tar, besok ada fan meet di resto and cafe gitu. Kamu dateng ya?"

"Besok aku kerja, Rai."

"Pulang kerja kan bisa. Ajakin aja itu si temen kamu, siapa namanya? Ka- Kal-"

"Kayla, panggilannya Kay."

"Nah, iya itu."

"Aku gak ada tiket. Gak sempet ikut war."

"Lupa kalau kamu punya orang dalem?"

"Ya udah, iya. Aku usahain. Tapi gak akan ada yang curiga kan?"

"Aman kok. Nanti aku kirim e-mail buat tiketnya."

"Oke. Kalau misal Kay gak bisa, paling aku sama Alvin." Mentari sadar tidak sih, nama siapa yang barusan dia sebut?

"Gak. Gak ada. Kalaupun Kay gak bisa, sendiri aja."

Mentari menatap Aditya sejenak, "Masih dendam sama Alvin?" Ya pikir aja?

"Serius, Tar. Sebenernya hubungan kamu sama dia itu apa? Gak usah bilang kalian pasangan, aku tau kamu bohong."

"Apa ya? Aku gak tau. Sejauh ini kita temenan aja. Lagian Alvin yang sekarang udah jauh beda sama Alvin yang dulu."

"Kamu sih, nganggap dia temen. Dia ke kamu?"

"Mana aku tau, Raigan! Tanya sendiri sana." Dih? Penting banget Aditya harus berbicara dengan Alvin? "Tapi, Rai,"

Aditya menatap Mentari lekat, menunggu kelanjutan ucapannya. "Pernah satu waktu, aku berpikir buat milih sama Alvin aja."

"Maksudnya?"

"Ya, selama bertahun-tahun aku cuma deket sama Alvin. Dia single, aku single. Dari pada aku nyari-nyari lagi dan otomatis aku harus kenal lagi sama orang baru, kenapa aku gak sama Alvin aja?"

"Gampang banget bilang gitu. Emang dia mau?"

"Gak tau juga. Tapi yang aku liat, Alvin selalu ada tiap aku butuh bantuan. Mungkin, kalau waktu itu Alvin gak lagi di luar, aku bakal maksa dia buat bantuin aku lepas dari perjodohan itu. Aku yakin dia gak akan keberatan." Aditya yang keberatan, Mentari.

Adlytari: Kisah Aditya, Lyony dan Mentari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang