10. Ucapan

281 38 5
                                    

Enjoy❤️❤️❤️

******

Setelah prosesi lamaran yang berjalan lancar tadi, Aditya memilih menyendiri di halaman belakang rumahnya.

Dari hasil perundingan, pernikahannya dengan Lyony akan berlangsung tahun depan. Satu tahun lagi, yang mungkin dulu terasa lama, tapi sekarang sangat singkat bagi Aditya.

Di tambah lagi, permintaan adanya acara pertunangan dari pihak Lyony. Meskipun privat, mereka tetap ingin adanya pesta pertunangan.

Lucu. Baru beberapa hari lalu dia meminta seorang anak gadis dari orang tuanya, bahkan menikahinya. Hari ini Aditya kembali meminta, pada orang tua yang berbeda, dengan gadis yang berbeda juga.

Betapa brengseknya Aditya.

"Ngelamun sendirian begini, ada setan lewat tau rasa." sindir Panji, yang tiba-tiba duduk di samping Aditya.

Tadi, sahabatnya itu menghubungi dan menanyakan perihal lamaran nya dengan Lyony. Dia menawarkan diri untuk datang, entah benar dia ingin menemani Aditya atau hanya modus agar bertemu dengan Bila. Aditya sedang tidak peduli dengan hal itu sekarang.

"Maksudnya lo setan nya?"

"Sialan! Udah gue belain ke sini padahal." Panji melemparkan sekaleng kopi kemasan pada Aditya. Untung Aditya sigap menerimanya.

"Makasih." Aditya mulai membuka dan meneguk minuman itu.

"Gimana rasanya madu 3 beneran?"

Sialan.

"Lo tau gue sebenernya gak mau."

Panji tertawa, "Lo sih, keseringan bawain lagu itu. Jadi ngalamin kan? Baru dua nih, udah ada calon buat yang ketiga?"

"Kalau lo ke sini cuma buat ledekin gue, mending lo pergi sih."

"Iya, iya! Baperan amat si bapaknya. Jadi, mau sampai kapan lo nutupin hal itu?"

Aditya mengedikkan bahu, "Gue bingung. Satu sisi gue gak mau sembunyiin apa-apa. Tapi di sisi lain gue juga gak siap kalau harus nyakitin Lyony. Tambah lagi, Salena juga minta buat gue tetep rahasiain ini."

"Senggaknya lo masih punya waktu selama satu tahun buat ambil keputusan tegas, Dit. Lyony, atau Mentari."

"Secara logika sebenernya gampang. Gue pasti pilih Lyony, yang emang sedari awal pacar gue. Tapi gue gak bisa, Ji."

"Kenapa? Lo masih ada rasa sama Mentari?"

Entah. Aditya juga tidak tahu pasti soal perasaannya pada Mentari bagaimana sekarang. Semuanya terjadi terlalu cepat sebelum Aditya bisa menebak isi hatinya sendiri.

"Bukan soal perasaan. Tapi pernikahannya. Pernikahan itu sakral, bukan hal yang bisa dijadiin mainan. Dengan gue cerain Salena, sama aja kaya gue permainin pernikahan, Ji."

"Dia nya sendiri gimana? Mau pertahanin pernikahan kalian?"

Mirisnya adalah tidak.

"Dia minta cerai. Katanya, dia sendiri yang bakal urus semuanya."

"Nah itu. Lo mungkin berpikir soal sakral nya pernikahan. Mungkin aja suatu hari lo siap buat ninggalin Lyony. Tapi lo kepikiran gak, kalau misalnya ternyata Mentari yang udah punya pasangan?"

Benar juga. Aditya tidak terpikir kesana.

"Tapi, Ji, kalau dia ada pasangan, kenapa orang tua nya mau jodohin dia sama orang lain?"

"Jangan tanya gue! Tanya bini lo sana."

Sepertinya, Aditya benar-benar harus menyempatkan waktu untuk berbicara banyak hal dengan Salena.

Adlytari: Kisah Aditya, Lyony dan Mentari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang