Enjoy❤️❤️❤️
******
"Kayanya kalau gue hitung ada deh lebih dari 50 kali sehari lo dengerin lagu ini, Tar. Lo gak bosen?"
Mentari melirik Kay yang meja kerjanya tepat berada di samping Tari, "Gak bosen, dan kayanya gak akan pernah bosen."
Lagu yang di maksud oleh Kay adalah lagu dari Aditya.
"Iya, gue tau lo ngefans banget sama Aditya, tapi kenapa lagu ini doang yang sering lo puter? Lagu dia kan banyak."
Mentari tersenyum tipis, "Ya gue suka aja sama liriknya."
"Gue bahkan ikutan hafal sampai ke tarikan nafasnya, Tar. Nih ya, sadarku di sepelekan aku di anggap kecil, tapi tak apa-apa.."
Mentari tidak berniat lagi merespon celotehan Kay. Dia ingin menikmati suara Aditya yang mengalun dengan lirik yang pernah Mentari usulkan dulu.
Iya, alasan Mentari sangat menyukai lagu ini di banding lagu yang lain adalah, karena lagu itu adalah lagu yang Aditya buat untuk tugas kuliah dulu, dan Mentari ikut andil membuat liriknya sedikit.
(read: Mentari & Semestanya, bab 23)
Sayangnya, dulu Mentari belum sempat mengetahui kelanjutan lagu itu.
Dia sendiri cukup terkejut ketika mengetahui Aditya merelease secara resmi lagu nya.
"Eh, Kay, besok lo ada jadwal gak?"
"Nggak, kenapa? Oh, gue tau. Lo pasti mau minta di temenin ngonser lagi kan?"
Mentari mengangguk semangat.
Iya, dia memang cukup sering mendatangi event-event yang mengundang seorang Aditya selama event itu ada di Jakarta dan tidak bentrok dengan pekerjaan nya.
"Gue mau sih, tapi kali-kali beli tiket yang VIP lah, Tar. Masa kita sering nonton tapi di belakang mulu? Kebagian hikmahnya doang tau gak?"
Jelas Mentari tidak akan melakukan itu. Karena Mentari tidak ingin Aditya menyadari keberadaannya.
"Sama ajalah. Paling depan itu ribet, susah kalau mau beli minum atau ke toilet. Udah lo ngikut aja, gue yang urus soal tiket."
"Iya, iya. Gue tau kok lo kerja itu sebagian nya buat nafkahin Aditya lewat konser-konser itu."
Terserahlah Kay mau menganggap apa pada Mentari. Karena bukan itu tujuan Mentari.
Hanya untuk sedikit mengobati rindu yang tidak akan pernah berujung temu.
******
Aditya mendatangi makam Raja. Biasanya, Aditya akan datang ke sini bersama Lyony. Tapi kali ini hanya seorang diri. Dia bahkan tidak memberi tahu Lyony terlebih dulu tadi.
"Ja, kalau gue minta izin buat ngelamar Lyony, lo bakal izinin gak?" ucap Aditya sambil menatap batu nisan bertuliskan nama Raja itu.
Setelah percakapan dengan orang tua nya dan Bang Beni sebulan lalu, Aditya jadi sering kepikiran soal hubungan nya dengan Lyony.
Bukannya Aditya tidak menyadari kalau Lyony seringkali merasa tidak yakin akan hubungan mereka, terlebih jika sudah membahas soal masa lalu Aditya. Dan Aditya tidak mau membuat Lyony terus-menerus berada di posisi itu.
"Tolong restuin kita ya, Ja? Sesuai janji gue dulu, gue bakal terus jaga Lyony semampu gue."
Aditya sudah memastikan semuanya tidak ada yang terlewat. Mulai dari restu orang tuanya sendiri, orang tua Lyony, dan juga Raja. Bahkan Aditya sudah konsultasi dengan Bang Beni juga pihak manajemen soal niatnya untuk melamar Lyony.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adlytari: Kisah Aditya, Lyony dan Mentari [END]
Novela JuvenilKisah antara dua matahari. Aditya dan Mentari. Dan seorang Lyony. Sequel Mentari dan Semestanya. Noted. Dilarang menyebarkan cerita ini di akun sosial media manapun. Ini karya fiksi biasa yang nama tokoh/tempat/waktu cuma karangan belaka. Tidak bers...