23. Tingkah Gila

485 48 18
                                    

Enjoy❤️❤️❤️

******

Awalnya, Aditya sempat cemas, takut Mentari berbohong dan batal datang di acara fan meet nya ini. Begitu masuk ruangan dan berdiri di atas panggung, mata Aditya mencari-cari Mentari di antara ratusan orang yang hadir di saja.

Tapi kecemasan nya itu menghilang begitu menangkap sosok bersetelan merah muda, dengan hijab yang berwarna senada juga. Masih pakaian tadi pagi saat berangkat ke kantor. Itu artinya, Mentari langsung datang kemari tanpa pulang dulu.

Acara berjalan lancar. Sesi tanya jawab juga sudah terlewati. Sekarang tiba saatnya Aditya menyanyikan beberapa lagu untuk para fansnya itu.

Katakanlah Aditya modus. Dia sengaja menghampiri meja-meja penonton saat bernyanyi, yang di mana maksudnya adalah untuk mendekati Mentari. Tentunya dengan gerakan senatural mungkin.

Ck. Dasar Mentari. Belum seminggu sejak dia di rawat karena minum kopi, sekarang istrinya itu sudah berani kembali meminum kopi. Rasanya Aditya ingin merebut gelas kopi itu.

Ah, Aditya ada ide.

Begitu lagu kedua yang dinyanyikannya habis, Aditya mengambil gelas kopi milik Mentari.

“Aku haus, buat aku ya kopinya?” tanya Aditya, masih menggunakan mikrofonnya. Aditya yakin, Mentari tidak akan berani memarahinya sekarang.

Ya, paling melotot sedikit. Tidak apa-apa, Aditya sudah kebal.

Teriakan dari fans yang lain memenuhi ruangan. Tapi Aditya yakin, tidak ada satupun yang curiga akan tingkah Aditya. Paling mereka hanya menganggap itu ke spontanan Aditya saja.

Mentari mengangguk, Aditya tersenyum. “Makasih.”

Dan Aditya berlalu, kembali menuju panggung sambil meminum kopi tanpa mengganti sedotan bekas Mentari.

***

Aditya menghentikan mobilnya tepat di depan seorang perempuan yang sudah menunggunya sedari tadi itu. Ya, Aditya menyuruh Mentari untuk menunggunya di dekat-dekat area resto, mereka akan pergi bersama ke rumah Aditya.

“Maaf ya lama, abis ngobrol dulu sama panitia.”  Aditya kembali menginjak pedal gas.

Mentari diam. Dia bahkan tidak melirik Aditya sama sekali. Apa dia marah karena menunggu terlalu lama ya?

“Tar? Mentari?”

“Berisik, Rai.” Nah kan, dia betulan marah.

“Maaf, Tar. Aku udah berusaha buat jalan duluan tadi. Tapi kan aku juga gak bisa ninggalin mereka gitu aja.”

“Berisik, Raigan! Gak ada yang permasalahin mau kamu pulang jam berapa.” Eh, kalau bukan itu, terus apa?

“Terus? Kenapa kamu diem gini?”

“Ya mikirlah! Ngapain kamu tadi ambil kopi aku seenaknya?” Oh, perihal kopi ternyata.

“Gak ada yang ambil seenaknya, Tari. Aku udah izin dulu tadi.”

“Izin di depan banyak orang biar aku gak bisa nolak, iya?”

“Ya udah sih, Tar. Itu cuma kopi. Kenapa sewot banget?”

“Bukan soal kopinya, Raigan. Tapi cara kamu. Kalau tadi ada yang curiga gimana? Atau gak aku di amuk fans kamu? Kamu mau tanggung jawab?”

“Pastilah, kamu istri aku. Lagian mereka gak sebar-bar itu. Ya, paling pada iri dikit sama kamu.”

“Pokoknya gak ada lagi interaksi-interaksi kaya tadi! Kalau gak aku gak akan mau lagi dateng ke acara kamu, apapun itu.”

Serem amat ancamannya. “Iya, Tari, iya.”

***

Lyony merasa tubuhnya sangat lelah. Padahal dia hanya mengisi acara pernikahan hari ini. Dan pulang jam malam begini bukanlah yang pertama kali baginya.

“Kalau cape tidur aja, Ly. Muka kamu suntuk banget, gak enak di liat.”

Lyony melirik Kak Nindy, manajernya, “Belum ngantuk, Kak.”

Kak Nindy terdengar menghela nafas, “Kamu gini bukan karena gak ketemu-ketemu Aditya kan?”

Bisa jadi sih. “Nggaklah.”

“Sabarin aja kali. Kalian dilarang ketemu kan cuma sementara. Sebenernya bisa sih, tapi kata Pak Gino mending jangan dulu, takut ada paparazi.”

“Iya, Kak, aku tau.”

“Lagian kan bentar lagi kalian nikah, kenyang tuh ketemu tiap hari. Sekarang puas-puasin kerja, selagi masih single.”

Lyony tidak merespon lagi ucapan Kak Nindy. Dia memilih membuka sosial media, mumpung nama Raigan juga sedang trending karena acara fan meet nya.

Meski hanya melihat video Raigan yang sedang menyanyi, Lyony bisa tersenyum. Lucu rasanya melihat Raigan yang selincah itu di panggung.

Sedang asyik menonton fan-cam yang muncul di berandanya, Lyony salah fokus pada sebuah video yang bertuliskan iri pada salah satu fans yang Raigan minta kopinya.

Lyony yakin matanya tidak salah. Apalagi fan-cam nya sejernih itu. Fans yang di maksud adalah Salena, sahabatnya. Iya, Lyony kenal betul dengan gaya hijabnya itu.

Sejak kapan Salena menjadi fans Raigan? Atau Raigan yang mengundang Salena? Tapi kok Lyony tidak tahu ya?

Lyony tahu, alasan kenapa Raigan mengambil kopi Salena. Pasti karena Salena yang baru di rawat di rumah sakit karena maag nya itu.

Raigan memang cowok yang baik. Dia selalu peduli terhadap orang-orang di sekitarnya. Lyony benar-benar merasa beruntung bisa bersanding dengan cowok seperti Raigan.

Dengan video itu, Lyony yakin masa lalu di antara mereka benar-benar selesai. Mengingat mereka bisa berdamai, meskipun masing-masing telah memiliki pasangan.

Hm, soal Alvin, apa dia benar-benar sudah berubah sekarang? Lyony jadi ingin berbicara berdua dengan cowok itu untuk memastikan. Bisa tidak ya?

***

Debar jantung Mentari semakin kuat begitu melihat keluarga Raigan belum ada yang tertidur satupun, lengkap menunggu kedatangan mereka di ruang tengah, padahal ini sudah hampir jam 1 malam.

“Assalamu’alaikum,” ucap Mentari dan Raigan bersamaan. Mereka pun menyalami dua orang paruh baya itu secara bergantian.

“Duduk dulu, Raigan, Salena.” Ucap Papa Raigan.

“Ada apa, Pa? Kayanya ada yang penting ya? Sampai belum pada tidur gini?” tanya Raigan, sementara Mentari masih diam, dalam hati dia menebak-nebak hal apa yang akan mereka bicarakan.

“Raigan, kamu tau kan selama ini baik Mama ataupun Papa gak pernah suka dengan kebohongan? Rasanya kami pun gak pernah ajari kamu buat bohong.”

“Iya, Pa. Ini ada apa sih, sebenernya?” Sepertinya Raigan juga sama penasarannya.

“Kemarin, Mama nemu surat ini,” Mama Raigan menyodorkan selembar kertas ke hadapan Mentari dan Raigan. Rasanya jantung Mentari ingin lepas saat itu juga, karena dia kenal betul kertas apa itu. “Bisa kalian jelaskan ini apa?”

Itu surat cerai mereka berdua. Kenapa bisa ada di Mama Raigan!?

***

Hai, Halooooo!!!

maafkan aku yang menghilang lama😭🙏🏻 jujur, ada beberapa hal yg bikin aku gak se-aktif dulu lagi di dunia wp. sedih, mengingat wp ini teman setia aku di waktu aku gabut dulu🥹

untuk cerita ini, aku usahakan bisa sampai tamat ya. tapi aku gak janji bisa cepet up lagi. kalau untuk kisah klasik, i'm so sorry, aku udah stuck parah😭

sekali lagi maaf, dan jangan serang aku yaa🙏🏻😭

Adlytari: Kisah Aditya, Lyony dan Mentari [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang