11. Proses Pembuatan Sabun

3.3K 94 0
                                    

Ibukota Mamuju, 19 Maret 1520 Masehi.
Suasana aktivitas di ibukota Mamuju kembali pulih seperti sediakala setelah perang melawan pasukan pemberontak. Baik masyarakat, pedagang lokal, maupun pedagang dari luar kerajaan kembali beraktivitas dengan normal. Aktivitas jual beli di pasar kembali ramai, terutama dengan kembalinya pedagang Tionghoa yang sebelumnya mengungsi selama perang.
Berita kemenangan heroik pasukan kerajaan Mamuju melawan pasukan gabungan pemberontak dan kerajaan Makassar telah menyebar di kalangan pedagang Tionghoa. mereka kaget dan menyesal tidak menyaksikan langsung pertempuran tersebut. Namun, mereka segera melupakan hal tersebut karena yang terpenting adalah aktivitas perdagangan di kerajaan Mamuju telah pulih dan mereka dapat kembali berdagang dengan penduduk lokal.
Di antara pedagang Tionghoa, terdapat satu orang yang paling terkemuka, yaitu Yang Feng. Pria paruh baya berusia 40-an ini memiliki jaringan perdagangan yang sangat luas, mencakup hampir seluruh wilayah di Asia Tenggara dan Asia Barat.
Yang Feng mendapatkan undangan dari kerajaan untuk melakukan transaksi besar dalam bahan yang diinginkan oleh raja. Dia sangat serius dengan undangan ini karena melihatnya sebagai peluang untuk bertemu dengan raja baru dan menjalin hubungan yang baik. Segera, dia bergegas ke istana kerajaan bersama pengawalnya serta membawa hadiah yang mungkin disukai oleh para raja.

----------------


Sesampainya di istana, Yang Feng bertemu langsung dengan Andika. Dia menundukkan kepala dengan hormat dan mempersembahkan porselen Jingdezhen yang indah.
"Yang Mulia, ini adalah porselen terbaik kami dari Tiongkok. Silahkan diterima," kata Yang Feng sambil menyerahkan porselen Jingdezhen.
Andika menerima porselen tersebut tanpa ragu. Dia memahami bahwa porselen ini bernilai 1-2 koin emas. Tampaknya, para pedagang Tionghoa memang pandai membangun hubungan yang baik dengan kerajaan di Nusantara. Mereka bahkan tanpa ragu memberikan benda termahal demi menjalin hubungan yang baik dengan penguasa.
"Yang Feng, saya terima barang ini dengan senang hati," balas Andika dengan nada tenang dan tulus. "Saya berterima kasih kepada kalian para pedagang Tionghoa yang sangat berkontribusi dalam perdagangan di kerajaan ini. Tanpa kalian, kerajaan kami akan kesulitan dalam melakukan perdagangan antar kerajaan."
Yang Feng cukup terharu mendengar ucapan Andika. Tampaknya, raja baru ini sangat menghargai mereka para pedagang Tionghoa.
"Yang Mulia, saya harap hubungan kami para pedagang Tionghoa dengan kerajaan bisa terjalin selamanya," balas Yang Feng dengan nada hormat.
Andika menganggukkan kepalanya. Dia memang berharap hubungan baik dengan para pedagang Tionghoa tidak berhenti sampai pertemuan ini saja. Sebab, mereka akan sangat berperan penting kedepannya dalam mengekspor produk yang akan Andika kembangkan.
"Yang Feng," kata Andika dengan serius, "Saya akan langsung ke intinya. Alasan saya mengundang Anda ke sini karena saya ingin membeli bahan yang sangat penting. Bahan ini hanya kalian orang tionghoa yang menggunakannya."
"Yang Mulia, bahan apa yang Anda inginkan dari kami?" tanya Yang Feng dengan wajah kebingungan.
"Bahan tersebut bernama soda abu," jawab Andika. "Kalian menggunakannya untuk melembutkan roti, mie, atau pangsit yang biasa kalian konsumsi sehari-hari."
Yang Feng terkejut dengan permintaan raja. Soda abu merupakan bahan yang hanya diketahui oleh orang Tionghoa dan kegunaannya hanya sebatas melembutkan makanan sehari-hari mereka. Bagaimana mungkin raja mengetahui bahan ini?
"Yang Mulia, apakah kerajaan ingin membuat makanan khas Tionghoa? Jika memang demikian, kami bisa membantu dan membuatkannya untuk Anda secara gratis," tanya Yang Feng sambil menawarkan bantuan.
"Yang Feng, Anda salah paham," balas Andika dengan tersenyum. "Saya membutuhkan soda abu untuk hal lain. Ini cukup rahasia dan saya berharap akan memesannya kepada Anda secara berkala dalam jumlah besar."
Yang Feng tidak ingin menanyakan lebih lanjut untuk apa raja membutuhkan soda abu, Jadi dia langsung bertanya.
"Yang Mulia, berapa banyak yang ingin Anda beli?"
"Saya ingin membeli 20 ton," jawab Andika dengan tenang. "Dan kedepannya, kerajaan akan terus memesan soda abu."
"20 Ton!" Yang Feng berseru dengan wajah terkejut dan kaget. Dia tidak menyangka kerajaan membutuhkan bahan ini dalam jumlah yang begitu besar.
"Yang Mulia, saya hanya bisa menjual 1 ton kepada Anda untuk saat ini," jelasnya dengan serius. "Di kerajaan ini, kami tidak memiliki banyak stok soda abu. Tapi saya bisa memenuhi permintaan Yang Mulia untuk 19 ton lainnya. Namun, perlu waktu 2-3 minggu untuk membawanya ke kerajaan ini."
"Tidak masalah, Yang Feng," balas Andika dengan tenang. "Saya akan langsung membayarnya dengan uang tunai. Berapa totalnya?"
"Yang Mulia, semuanya 30 koin emas," jawab Yang Feng dengan nada tulus.
Harga tersebut berada dalam jangkauan psikologis Andika dan dia merasa itu cukup murah. Dia memerintahkan pelayan istana untuk mengambil 30 keping koin emas dan langsung memberikannya kepada Yang Feng.
Melihat kerajaan langsung membayar penuh dengan koin emas, Yang Feng benar-benar gembira. Ini adalah transaksi besar dan sangat menguntungkan baginya.
"Yang Mulia, saya akan usahakan 1 ton soda abu akan dikirim ke kerajaan hari ini," janjinya. "Dan 19 ton lainnya akan saya usahakan secepatnya dibawa ke kerajaan ini dalam waktu 2 minggu."
"Tidak masalah, saya bisa menunggu dalam waktu itu," balas Andika dengan anggukan. Dia kemudian bersalaman dengan Yang Feng untuk menandakan kerjasama mereka.
Setelah Yang Feng pamit pergi, Andika langsung meminta Rukka untuk membeli bahan-bahan lain yang diperlukan untuk membuat sabun modern. Dia memberikan Rukka sebuah kertas lontar berisi daftar bahan yang perlu dibeli.
Rukka membacanya dengan seksama. Daftarnya berisi kapur tohor 10 ton, minyak kelapa 20 ton, ratusan percetakan persegi dari tukang kayu, dan berbagai peralatan lainnya dalam jumlah yang besar. Rukka tidak keberatan dengan semua bahan yang diinginkan raja. Setelah melihat keefektifan senjata api rancangan raja dalam perang, dia memiliki kepercayaan 100% bahwa produk yang akan dikembangkan raja pasti akan berhasil dan bermanfaat.
Rukka kemudian pamit dan pergi bersama para pengawal untuk melakukan pembelian bahan-bahan tersebut dalam jumlah besar.

----------------


Beberapa jam kemudian, puluhan orang terlihat bolak-balik masuk dan keluar dari istana sambil membawa gerobak yang berisi bahan-bahan yang tertutupi kain. Aktivitas ini membuat banyak orang penasaran dan ingin tahu apa yang mereka bawa. Namun, mereka hanya bisa menyaksikan dari kejauhan puluhan gerobak yang tertutupi kain masuk dan keluar dari istana.

----------------


Siang harinya, Rukka sedang mempersiapkan ruangan kosong di istana atas permintaan Andika untuk digunakan sebagai eksperimen tempat pembuatan produk. Para pelayan membawa bak berisi air, minyak kelapa, kapur tohor, soda abu, dan berbagai perlengkapan penting lainnya ke ruangan tersebut.
Setelah semuanya siap, Andika meminta semua orang untuk meninggalkan ruangan dan meminta pengawal istana untuk menjaga pintu dan melarang siapapun masuk. Para pengawal dengan sigap dan serius menjalankan perintah raja.
Ketika ruangan sudah hening dan sudah tidak ada siapapun di dalam, Andika memulai eksperimen percobaan membuat sabun modern pertama di dunia ini.

Kebangkitan Kerajaan Besar Nusantara (Hiatus Sementara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang