Manusia Sedikit Kata

208 25 1
                                    

Sesampainya Haikuan di rumahnya setelah mengunjungi orang tuanya, ia mendapat sambutan dari seorang pria tak dikenal yang berdiri di depan gerbang.

Haikuan menatap pria itu cukup lama dari dalam mobil. Orang itu juga datang bersama mobilnya. Ia tidak melihat ke arah Haikuan. Tatapannya mengarah langsung ke rumahnya.

Apa sebenarnya yang dilakukan pria itu di sini?

Mungkin karena sudah lama merasakan kehadiran Haikuan, ia menoleh.

Barulah saat itu Haikuan dapat melihat wajahnya dengan jelas. Mereka tidak pernah bertemu secara langsung, tapi Haikuan ingat kapan pertama kali ia melihat wajah itu.

Haikuan tidak mungkin salah ingat. Pria inilah yang foto-fotonya masih disimpan oleh Zhuocheng hingga saat ini. Oh, bagaimana ya menyebutnya? Mantan kekasih Zhuocheng?

Haikuan memutuskan keluar dari mobil untuk menghampirinya. Walaupun ia tau siapa pria ini, ia akan berpura-pura tidak kenal layaknya orang asing sungguhan.

Ketika sudah berhadapan, nyatanya tidak ada satu pun dari mereka yang berniat berbicara lebih dulu.

Haikuan mengamati pria itu dari atas sampai bawah. Dari jarak sedekat ini, ia dapat melihat lebam di wajah pria itu. Ada juga luka di ujung bibirnya. Sepertinya ia baru saja lolos dari pertarungan sengit.

I didn't expect we meet this early. Inget gue ga?”

Haikuan mengangkat alisnya. Apa-apaan pria ini, sok akrab sekali. Ia tidak ingat pernah bertemu langsung dengannya. Makin heranlah Haikuan ketika mendengar tawa pria itu. Baru saja akan menjawab, suara gerbang yang dibuka mengalihkan fokusnya.

“Mas! Kenapa belom masuk?”

Zhuocheng menjadi yang pertama kali Haikuan lihat ketika gerbang sudah sepenuhnya terbuka.

Haikuan hanya diam melihat Zhuocheng. Ia melirik pria asing di sampingnya. Dilihat dari kehadirannya saat ini, ia bisa menebak pria itu ingin bertemu Zhuocheng. Tubuhnya yang sebelumnya santai ketika berbicara padanya menjadi tegang ketika melihat Zhuocheng.

Pria itu bersuara, “Tangan kamu... jangan lupa diobatin.”

Haikuan yang sebelumnya hanya melirik, menjadi menatap keseluruhan wajah si sumber suara. Lalu, netranya menuju langsung ke tangan Zhuocheng. Tangan kanan istrinya saat ini berlumuran darah. Zhuocheng berusaha menyembunyikan tangannya di belakang, tapi gerakannya berhasil ditahan.

“Kamu kenapa?” Haikuan berseru panik sembari meraih tangan Zhuocheng untuk dilihat lebih dekat.

Namun, secara mengejutkan Zhuocheng menepis tangannya. Haikuan tentu terkejut mendapat perlakuan barusan. Ia mengamati pupil Zhuocheng yang bergerak rancu, seperti ada sesuatu yang dihindarinya.

“Zhuo.”

Pria itu memanggil Zhuocheng, tapi yang dipanggil terlihat sengaja menghiraukannya. Ia menarik tangan Haikuan dengan tangannya yang penuh darah dan mengajak suaminya itu untuk masuk.

Haikuan tidak punya pilihan lain selain mengikuti langkah istrinya. Ia bahkan melupakan mobilnya yang belum dimatikan di depan sana.

Haikuan menoleh ke belakang, melihat si sok akrab untuk terakhir kalinya sebelum ia dibawa masuk ke dalam rumah. Sesaat sebelum pandangannya kembali ke depan, seorang pria lain muncul dan berdiri di sampingnya.

Setelah pintu rumah tertutup, suasana di dalam mendadak asing bagi Haikuan. Zhuocheng masih berdiri di depannya, tangannya pun masih digenggam olehnya.

Setelah beberapa saat, Zhuocheng melepaskan genggamannya. Seperti tidak terjadi apa-apa, ia pergi meninggalkan Haikuan dengan segala rasa penasarannya.

[END] Nikah?!! (KuanCheng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang