Chapter 9 -- Heart

24 2 0
                                    

Ibu: "Hari ini pulang jam berapa, Ndu? Kalau bisa jangan malam-malam, ya."

Pesan dari ibunya cukup dibaca saja tanpa dibalas. Randu menaruh lagi ponselnya ke saku celana. Bukannya ia enggan peduli soal perhatian Prameswari itu. Ada sesuatu yang ingin ia raih lebih dulu. Yaitu, menjadi anggota UKM Band Mega Mendung. Terlepas dari pulang malam atau enggak nantinya, Randu harus berhasil memberikan penampilan memukau agar langsung diterima menjadi anggota.

Lagu The Changcuters berjudul 'London' menjadi pembuka acara Randu nge-band bersama Mega Mendung. Katanya, lagu ini belum menjadi penentu uji coba Randu soal permainan gitar melodinya, melainkan dalam rangka pemanasan lebih dulu, tetapi enggak tahu juga ke depannya.

Lengkap tujuh anggota yang hadir di studio musik 11. Mereka pun masih memakai seragam kampus--kemeja putih dengan logo kampus di bagian kiri dipasangkan celana biru dongker. Termasuk Randu, sehabis kuliah siang, lalu salat asar sebentar di masjid kampus, ia langsung pergi ke studio bersama Jaki dan Ben.

"Mulai, ya!" teriak Doni sambil bertepuk tangan. Ia enggak ikut bermain, hanya memantau bersama Faisal. Gita, Randu, Ben, Jaki, dan Arya yang unjuk gigi. Semua telah siap di posisi mereka. Untuk vokalisnya sendiri ada Arya dengan suara emasnya yang cukup menggetarkan hati para fansnya ketika tampil di panggung.

Dalam hitungan ketiga, Randu mulai memetik senar gitar sesuai kunci-kunci yang ia tahu dengan sedikit improvisasi. Apa yang baru saja Randu lakukan itu tanpa sadar membuat Doni tersenyum samar. Selama lagu dimainkan, Doni enggak cuma duduk diam sambil menikmati, ia berjalan ke sana kemari seolah memberi semangat satu per satu anggota, serta merekam penampilan 'Mega Mendung new generation' ini melalui ponselnya, alih-alih sengaja mengabadikan momen sebagai kenangan di masa depan nantinya.

Gertakan di drum yang dilakukan Jaki pada bagian reff membuat seisi bilik satu studio musik 11 semakin bersemangat dalam latihan. Enggak hanya Arya yang bernyanyi, lama kelamaan semua anggota pun ikut menyanyikan lagu legendaris tersebut.

Meskipun suaranya pas-pasan, entah kenapa Randu percaya diri dengan itu. Ia melantunkan lirik sambil memetik gitar melodi sedikit brutal. Namun, nada yang dihasilkan tetap stabil, sedikit kesalahan yang diperbuat. Mungkin, Randu akhirnya merasakan kebahagiaan yang selama ini ia cari. Karena bentuk bahagia enggak mesti tentang uang. Bisa saja soal hobi dan kesukaan, bukan?

"Keren banget penampilan kalian!" puji Faisal dan Doni bersamaan ketika permainan lagu ditutup oleh suara symbal.

Randu nyengir, ia merasa jiwanya kembali tenang ke tempat asalnya. Sesekali ia saling bersitatap dengan Jaki, lalu keduanya terkekeh. Begitupun Ben yang berdiri di dekat pintu masuk, sudut-sudut bibirnya terangkat. Ia ikut bahagia.

Faisal beranjak, kemudian berjalan mendekat ke arah Randu. Ia menepuk pelan pundak cowok berwajah agak tampan itu yang kini sedikit dipenuhi peluh.

"Enggak perlu buang-buang waktu lagi. Aku sama Doni resmi terima kamu jadi anggota Band Mega Mendung, Ndu," ucapnya mantap.

"Jujur, ngelihat kamu improvisasi gitar melodi selama hampir 15 menit lewat tadi, aku kagum. Dan, kamu emang berbakat, Ndu," imbuhnya lagi.

Perkataan Faisal barusan spontan mendapat anggukan dari Doni. Ia pun yakin kemampuan Randu di atas rata-rata. Nada yang dimainkan sedikit sekali salahnya. Belum lagi, jemarinya lihai memetik senar per senar secara cepat dan tepat.

Rasanya, setelah mendengar ucapan dari kedua seniornya itu, Randu ingin berjingkat, kemudian berteriak sekencang-kencangnya. Ia pun sempat mencubit lengan kirinya sendiri. Guna memastikan kalau semua ini bukan mimpi belaka.

"Beneran, Mas? Aku masih enggak percaya bakal diterima di Mega Mendung. Secara band ini udah terkenal di mana-mana, toh?" Seperti biasa, ketika dihadapkan oleh keyakinan, tentu Randu sempat mendadak diliputi keraguan.

SUDUT KAMPUS KALA ITU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang