30++ VOTE FOR NEXT CHAP
Baca chap sebelumnya ya agak gua edit akhirnya tapi gajauh beda si.
Aku terbangun dengan kepala yang sangat berat. dimana aku? bukankah terakhir kali aku sedang menangis didalam toilet? aku segera meyibakkan selimut yang membentang menutupi bagian dadaku kebawah
tunggu, kenapa pakaianku sudah berganti? tiba tiba pintu kamarku terbuka muncullah Niall sambil membawa sebuah nampan yang berisikan banyak makanan
"Niall?" aku mengerinyit dahi, mengapa dia ada disini?
"N apa yang terjadi? siapa yang memindahkan ku kesini? bukankah aku terakhirkali di kamar mandi? dan siapa yang meng...-"
"Shh kau terlalu cerewet" Niall tersenyum ramah sambil menarik bangku
"Apa kau yang membawaku kemari?"
Niall mengangguk ragu"Biar aku jelaskan" ia menarik nafas panjang "Ke..- kemarin aku berjalan melewati kamarmu dan mendengar suara air percikan air yang deras dan dan aku segera menggedor pintu mu tapi kau tak kunjung datang jadi aku mendobraknya ya begitulah" ia menggaruk tenguknya dengan canggung. kenapa ia mengucapkannya dengan terburu buru?
Aku mengerinyit dahi masih mmeproses apa yang ia ucapkan "Aku tak tau kau bicara apa yang penting kau yang membawaku kemari?"
"Yep bukan Liam, Louis apalagi Harry" tunggu Niall sangat mencurigakan sekali
"Apa maksudmu dengan kata 'apalagi Harry'?"
"Ya.-- ya saat dia tau kau pingsan dikamarmandi ia hanya diam dengan wajah tak peduli setelah itu kembali tidur"
Aku mencelos, sebegitunya kah? "Ap..-apa kau serius ia tak memperdulikanku?" lirihku dengan suara yang serak menahan tangis
Tiba tiba Niall mengelus punggungku membuat rasa nyaman tersendiri. Yang mana membuat tangisanku semakin pecah. Niall menarik badan ku merengkuhnya dengan nyaman.
Aku menyandarkan kepalaku kedadanya membuat aku merasa nyaman merasa terlindungi. Aku melepaskan keluh kesalku didalam dekapan Niall. Aku mengangap Niall seperti kakakku sendiri ia selalu melindungiku
Tangisanku mulai reda ia tak kunjung berhenti mengelus punggungku sedari tadi. aku menarik tubuhku "Maaf membuat bajumu basah" aku tertawa dengan suara seperti kodok
"Its okey. Mau bercerita?"
Aku mengangguk dengan pasti. Kupikir apabila bercerita dapat mengurangi rasa sedih dihati. Bukankah seperti itu? Aku selalu bercerita pad Edward apabila aku dalam keadan sedih seperti ayahku yang selalu pulang dalam keadaan mabuk. Membuatku terpukul.
Aku mulai bercerita dan memberitahukan fakta bahwa aku menyukai Harry sangat teramat. Ia sedikit kaget saat aku menceritakan tentang hal itu. Dan aku bercerita pula masalah kemarin malam alasan kenapa aku jatuh pingsan
"N apa kau pikir ia seorang Gay?"
"Ntahlah semua orang memiliki hak masing masing untuk memilih masa depannya bukan?" Ia menjawab bukan 'ya' atau 'tidak'
Aku mengangguk "ya kau benar. Bagaimana bisa aku menyukai seorang gay?" Aku tergelak ironis tetapi kali ini berbeda. Aku tak menangis lagi. Keberadaan Niall sudah seperti Ed membuatku lupa dengan masalah yang terjadi
Dan omong omong apa kabar Edward? Sudah seminggu aku tak log-in twitter. ya kau tau? Menjadi assistant band besar seperti ini bukan lah hal sepele belum lagi para haters yang memakiku di twitter membuat ku memilih untuk me log-out akun ku
Keheningan melanda. Aku sibuk dengan ponsel ku sedangkan Niall berdiam diri sedari tadi "Ja..-jadi kau mencintainya?" Niall bersuara
Alu menggangguk sambil tersenyum pahit "Hanya dia? Tidak ada yang lain?" Lirih Niall mengapa suaranya berubah begini?
"Ya kau benar hanya dia" tidak bukan Harry saja. aku mencintai edward pula.
"Apa kau tak bisa melupakannya dan mulai mencintai orang lain? Yang jelas jelas mencintaimu?" Suaranya berubah seumur umur aku tak pernah mengengar suaranya seprti ini. Suaranya menyedihkan.
"Apa...- apa maksudmu?" Aku mengerinyit dahi tak mengerti. Sebagian diriku ingin tahu apa maksud perkataanya tetapi sebagiannya lagi takut dan memilih agar ia tak melanjutkan kata katanya
"Ak..-- aku mencintai mu Ken. Apa kau tak menyadarinya?"
----
HAIHAHAHAHAHGua gangerti kenapa jadi gini ya jadi kalian anggep aja lah ngerti oke?
Mau nanya
Happy ending? Or sad ending? Komen yak kalo yang komen dikit gua jadiin sad yakk
P.s sorry for short chapter. Ily
KAMU SEDANG MEMBACA
•DIRECT MESSAGE• [hendall]
FanficTerkadang seseorang hanya ditakdirkan bertemu. Bukan memiliki.