part 9

1K 145 7
                                    

Seminggu berlalu dengan perasaan yang hampa, aku merasa seperti mayat hidup berjalan dengan sendirinya. Sedangkan pikiran ku memikirkan Edward.

Aku tau mungkin kau akan mengatakan aku berlebihan. Tapi Ed adalah cinta pertamaku. Cinta tanpa melihat fisiknya. Apakah aku salah? Salah mencintai seseorang yang tanpa kuketahui wujud dan sifatnya.

Tidak. Aku tidak menyalahkan Edward karna telah mencintai gadis selain aku. Ini seratus persen salahku. Kenapa aku bisa mempunya perasaan dengannya yang jelas jelas tidak memiliki sepercik rasa padaku?

Tak terasa aku sudah berada didepan coffee shop. Pun segera aku memesan segelas kopi kesukaan ku dan melangkah menuju bangku didekat jendela

Selang beberapa menit aku masih termenung. Memikirkan dia, Yang jelas jelas tidak mungkin memikirkan ku.

"Hai ken" aku tersadar dari lamunanku

"Oh hai Cara" aku tersenyum padanya. Sedangkan ia segera mengambil posisi duduk didepanku.

Oh ya dia Cara. Ya kau tau perempuan yang sempat membully ku. Ternyata benar ucapan Edward. Aku harus lebih terbuka dengan orang sekitar ku.

Tidak mungkin kan kau menunggu seseorang datang padamu? Terkadang kau harus memberanikan diri untuk lebih terbuka pada orang lain

K: ntahlah aku merasa tidak ada orang yang ingin berteman denganku. Aku bagaikan mahluk kasat mata

H: tidak, bukan orang orang yang tidak ingin berteman denganmu. Tapi mungkin kau harus lebih terbuka?

K: kau tidak mengerti, bernafas saja mungkin aku salah dimata teman temanku

H: kau hanya kurang berusaha percaya padaku:)

H: mungkin mulai besok kau harus menyapa orang sekitar mu

H: dan tidak ada penolakan

H: good night sweetheart:)

K: terserah Gnight too

"Kendall nichollas jenner!!" Aku membelakan mata. Siapa itu? Aku menatap kedepan.

"Cara kenapa kau berteriak huh?" Aku memutar mata dan segera meminup kopi yang berada didepanku

"Bodoh sedari tadi aku bercerita tetapi kau malah mendiamkanku, malah termenung menatap keluar" ia ikut memutar mata sambil membuat wajah sebal

"Memangnya kau tadi bercerita apa?"

"Tadi ada Harry fucking Styles masuk coffee shop ini" Cara mengatakannya dengan santai dan dengan muka datar. Tak tertarik sedikit pun


"Tunggu" aku mencerna ucapannya tersebut "Harry styles?!" Aku menaiki satu oktaf. Oh tuhan aku ingin bertemu dengannya "dimana? Mengapa kau tidak bilang padaku hah? Aku ingin bertemu suami ku" ini tidak bisa dibiarkan. Suami ku lewat begitu saja tanpa sepengatuhanku.

"Dari tadi aku memanggilmu bodoh. Tapi kau seperri memiliki dunia sendiri" ia mengatakannya dengan wajah yang datar

"Apa kau berfoto dengannya?" Aku menyipitkan mata tak terima

"Astaga ken tentu tidak aku bukan salah satu gadis konyol seperti mu yang berteriak dengan kencang saat melihat seorang Harry"

"Itu bukan konyol. Tapi itu fangirling" aku memutar mata tak suka

"Tapi..." Cara sedikit mengerinyit dahi seperti memikirkan sesuatu. Aku menatapnya menunggu kata kata selanjutnya yang ia lontarkan

"Tapi Harry sempat melihat kemeja ini" aku membulatkan mata "benarkah? Oh tuhan kalau begitu dia tahu bahwa jodohnya berada disini" aku tersenyum senang sekaligus bangga

"Terserah" Cara melanjutkan memakan sarapannya. Aku tersenyum melihat Cara. Walau pun dia seperti membenci ku tapi sebenarnya ia baik. Sungguh

"Dan dia bertanya 'itu temanmu?' Aku mengangguk mengiyakan 'terlihat sedang murung, apa yang terjadi?' Aku hanya berkata tidak tahu dan berharap ia segera meninggalkanku. Tapi dia tidak segera pergi menatapmu sebentar dan setelah ituu" ia terdiam sebentar mengacak acak isi tas selempangnya tersebut "tiba tiba ia memberikanku sebuah sapu tangan yang ternyata ada sebuah tanda tangannya dan berkata tolong titip ini untuk temanmu"

Aku tercengang. Aku tak menyangka seorang lelaki tampan bernama Harry ingin memberikan tanda tangannya dengan cuma cuma. Dan aku segera mengambil sapu tangan tersebut dengan tangan bergetar. Oke katakan aku berlebihan tapi siapa yang tidak grogi mendapatkan tanda tangan Harry Styles?

Aku melihatnya. Ini menakjubkan akhirnya aku mendapatkan goresan pena yang berharga ini. Sekian lama.

"Kau menangis?" Cara memegang tanganku

"Ini tangis bahagia" aku tersenyum. Ya sangat bahagia mendapatkan tanda tangan ciptaan tuhan yang tampan

Cara mengambil sapu tangan tersebut dan bergerak ingin menghapus air mataku, segera aku menahannya

"Kenapa?"

"Kau bercanda? Ini sapu tangan bekas pegangan seorang Harry Styles dan aku tak mau menghapus air mata ini dengan sapu tangan keramat ini" aku segera menghapus air mata milikku dengan tangan sendiri.

Hari ini sepu tanganya. Besok aku akan mendapatkan pelukannya mungkin? Ya kuharap

------

Sorry for short. Cos besok ku mau wisuda coy jadi kasih aee

Dan gua ulangin kalo lu tertarik sama cerita ini tolong vote. Itu patokan buat gua ngerjainnya cepet. K?

10+ votes next?

•DIRECT MESSAGE• [hendall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang