Terdiam, itulah reaksi pertaama ku saat melihat sebuah video yang terputar diponselku. apa ini lelucon? oh tuhan bilang padaku apabila ini hanyalah lelucon semata. aku tak sannggup apa bila ini terjadi, tidak bukannya aku melarang dua orang yang saling mencintai untung menjalin sebuah hubungan atau 'bromance' berubah menjadi 'romance' aku merespect terhadap orang orang yang menyukai sesama jenis seperti Miley cyrus atau Sam smith. tetapi bukan Louis dan Harry belum mengkonfirmasikan hal tersebut?
Tapi ini berbeda. mereka idolaku, aku mencintai mereka sepenuh hati melebihi aku mencintai diriku sendiri. Aku lebih memilih idolaku bersama lawan jenis. maksudku tuhan menciptakan Adam dan Hawa berpasangan. bukan Adam berpasangan dengan Adam. oke anggap aku seseorang yang tidak open minded. atau seorang fans yang gila, gila terhadap idolanya. anggap aku seorang fans yang egois, egois atas keinginanku sendiri.
Aku membutuhkan kepastian. ya kepastian. bukankah aku assistant mereka? mengapa aku tak langsung bertanya saja? bukan malah percaya dengan video video bodoh ini atau pikiran pendek milikku
Ya ya kau benar Ken kau harus bertanya, aku pun segera beranjak dari sofa dan menyapu pandangan mencari Harry. uh dimana kriting bodoh ituu
"Kau mencari siapa?" aku menoleh kearah belakang mendapatkan Niall berdiri dibelakang sofa sambil memegang semangkuk besar chips kurasa ia dari dapur. tunggu bukankan baru sejam yang lalu ia mengambil jatah makan malamku?
"Harry, ya Harry. apa kau melihatnya?" aku berjalan kearah Niall yang sedang menggerut kan dahi
"Ya aku melihatnya, ia tadi ada dikamarnya..--" aku segera berteriak kegirangan "Okey then thankyou Niall" ucapku girang sambil memutar badan menuju koridor kamar
"Hei Ken tapi dia sedang.." Niall berteriak dari kejauhan. masa bodo dengan apa yang ia ucapkan yang aku butuh kan sekarang hanyalah kepastian dari Harry.
Aku sedikit berlari dan sekarang aku sudah sampai didepan pintu kamar Harry. Dengan segera aku memutar knop pintu miliknya dengan gerakan cepat.
"Whoaaa" ucap Harry dengan nada terkejut sedangkan aku memilih untuk cepat cepat menutupi kedua mataku dengan telapak tangan
Aku tidak melihat apa apa!!
"Sungguh aku tidak sengajaa" teriakku histeris tetap menutupi kedua mata. Tak berani melihat apa yang ada dihadapanku sekarang
"Ken tenang saja aku hanya sehabis mandi. Kenapa kau berlebihan seperti itu?" Tanya Harry dengan jejak humor
Hanya? Hanya? Kau bercanda? Kau membuat jantung ku berpacu lebih kencang. Oke ini buruk sekali. Tidak, ini tidak buruk. Ini keberuntunganku untuk melihat badannya dengan bulir bulir air yang masih menempel. bahkan rambutnya jatuh terjuntai bak rapunzel di film disney.
Harry tertawa "kenapa kau menutup matamu huh?"
"Ap..-apa sudah?" Aku melebarkan jari jariku mendapat Harry yang sedang duduk manis diatas tempat tidur dengan pakaian yang sudah lengkap. Ya sudah Lengkap bukan hanya memakai handuk di pinggangnya tersebut seperti tadi. Membuat aku ingin me..- oke diam.
"Merindukanku huh?" Ucapan Harry menyadarkanku atas lamunan bodoh tersebut
"Apa? Yang benar saja" aku memutar kedua bola mataku sambil berjalan kearah tepi kasur bersebrangan dengan kasur yang ia duduki
"Ak.-aku ingin menanyakan sesuatu..." ugh kenapa tenggorokanku kering seketika? Apa ini efek melihat Harry seperti itu? Atau grogi untuk menanyakan hal ini padanya?
Ia masih terdiam fokus dengan ponsel miliknya untuk beberapa saat hening melanda. Dan oh tuhan aku benci keheningan
Aku berdehem pelan membuat ia tersadar dan segera mendongak "Ah ya aku lupa. Kau ingin bertanya apa?" Ia meletakkan ponselnya tersebut diatas nakas
"Jadi ak.." aku berdehem pelan kenapa aku grogi seperti ini?!?
Ia menaiki alis "apakaugay?" Aku menghela nafas akhirnya dapat menanyakan hal itu
"Apa? Kau bicara apa? Terlalu cepat bodoh" ia menggosongkan handuk yang ia genggam sedari tadi pada rambut basahnya tersebut
Aku memutar mata "apa kau seorang gay?" Aku mendekap mulutku sendiri saat menyadari pernyataan yang kulontarkan tadi. Astaga aku terlalu frontal harusnya aku basa basi dahulu.
Harry terdiam, berhenti menggosok rambutnya saat mendengar pertanyaaan ku. Bodoh aku tak seharusnya menanyakan hal itu. Aku menggerutu atas kecerobohanku
"Kau tak harus menjawabnya. Itu hanyalah pertanyaan konyol" aku tertawa hambar sambil melayangkan tanganku keudara berharap mencair kan suasana canggung diantara aku dan Harry
Ayolah kenapa suasana menjadi canggung seperti ini?!
"Tunggu" ia menunduk "aku seorang gay?" suaranya tajam menusuk ke ulu hatiku, membuat ku terdiam seketika.
Ia tertawa. Tawaan yang menyedihkan tawaan yang tak dapat ku deskripsikan membuat hatiku nyeri. Oh apa yang telah aku lakukan?
Ia memijat pangkal hidungnya masih dalam posisi menunduk "aku sudah berjuta juta kali mendengar pertanyaan itu..." ucapnya dengan nada dingin. Aku diam menelan ludah menunggu lanjutan perkataan miliknya
Ia mendongak dengan wajah yang sudah merah, setelah itu ia tersenyum pahit sangat pahit membuat hatiku berkedut sakit seolah olah aku dapat merasakan apa yang ia rasakan
"Harr maafkan aku, aku tak bermak..-" aku beranjak dari posisi dudukku "ak..- aku keluar. Maafkan aku atas pertanyaan bodoh tadi" aku menunduk dan segera berjalan kearah pintu
"Tak kusangka kau termasuk orang orang yang akan menanyakan hal konyol tersebut kupikir kau.. ugh" aku terdiam. Aku merasakan benjolan besar berada ditenggorokanku.
Ia menghela nafas berat "Aku kecewa padamu" tiga kata. Tiga kata yang dapat membuat ku runtuh seketika. Tiga kata yang membuat aku merasakan ingin mengulang waktu mengulang untuk tak jadi bertanya tentang hal itu
"Keluar" lirihnya pelan aku masih terdiam sendi sendi kaki ku seperti kebas tak dapat ku gerakkan aku masih merasakan benjolan tersebut semakin besar
"Aku bilang keluar Ken" ulangnya sekali lagi dengan penekanan setiap kata. Hatiku mencelos benjolan tersebut hilang seketika berganti dengan tetesan air mata yang mengalir deras dari mataku. Kakiku seketika bergerak dan segera berlari ntah kemana.
Aku membanting keras pintu kamarku. Segera berjalan kearah kamar mandi. Melangkah kearah bathup, Badanku runtuh seketika bak tulang tulang yang berada ditubuhku menghilang pergi kearah planet yang tak kuketahui. Aku terduduk dengan air mata yang deras mengalir
Aku tak ingin orang orang yang berada di rumah ini mendengar isak tangisku. Pun aku memutar keran air penuh menghasilkan bathup ini terisi air, badan ku sedikit demi sedikit mulai basah.
Aku terdiam untuk beberapa saat dengan air mata yang masih mengalir. Menahan raungan raungan keluar dari mulutku
"Harry apakah kau tau? Aku mencintaimu. Bukan hanyabsekedar fans terhadap idola. Dan kau ternyata seorang gay" aku mentertawakan diriku sendiri "oh Ken. Bisa bisanya kau jatuh cinta pada seorang gay. Apa yang kau harapkan? Harry berubah menjadi normal? Bodoh" aku tertawa miris. Air mataku semakin deras saat mengetahui kenyataan pahit tersebut
Kenyataan bahwa aku tak ditakdirkan untuknya
---
Halah. I know its such a bad storie. Gau gangerti ya kubingung ceritanya gimana ku pusing masalhnya kalo nulis idenya mrngalir dengan sendiri #anjay
Kalian lebih suka bahasanya kayak kemaren atau sekarang? Atau dua dua nya? Jadi selingan gitu.... jawab yaak
Oke vomments guys ily

KAMU SEDANG MEMBACA
•DIRECT MESSAGE• [hendall]
FanfictionTerkadang seseorang hanya ditakdirkan bertemu. Bukan memiliki.