"i realize why iam lost, its not because i dont have a map. its because i dont have destination"
Langit kembali kelam seperti tau keadaan hatiku saat ini. Hitam putih. Tidak ada warna yang menarik. Itulah yang dapat mengambarkan ku saat ini. Bagaikan robot yang bergerak tanpa memerlukan hati lagi. Hati ku sudah tertutup, tertutup sungguh rapat ntah dimana keberadaan kunci tersebut. Aku pun tak tahu. Memang terlalu melankolis perkataanku. tetapi inilah kenyatannya. Kenyataan pahit.
Sudah 5 tahun kujalani hidupku seperti ini. Berpura pura. Hanya itu yang dapat kulakukan. Berpura pura bahagia. Hatiku sudah keras. Teramat keras. Membuat aku tak mengenal diriku sendiri.
5 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Berjalan tanpa tujuan. I lost my destination.
'Kendall' satu nama yang selalu terlintas di benakku saat keadaan seperti ini. Apa kabar dengan dia? Kurasa dia pasti bahagia. Bersama keluarga kecilnya. Tidak harus bersama ku untuk membangun sebuah kebahagia. Ada yang lebih baik dariku.
Aku tersenyum melihat surat kabar yang sedang ku genggam 'Kendall Horan have a new babies!' itulah yang tertera di plot teratas dengan tulisan yang lebih besar dari yang lain. Didekatnya terlihat foto seorang wanita berambut hitam legam yang sangat ku kenal perutnya sedikit buncit. Aku tersenyum pahit melihat hal tersebut. Aku bahagia. Sungguh.
Aku tidak menyesal atas keputusanku 5 tahun silam. Dan sepertinya kendall pula. Ia bahagia sekarang.
Hapeku berdering membuatku tersadar dari lamunanku. Dengan cepat aku menggeserkan tombol hijau dan terdengar suara dari sebrang sana "Harry?" aku bergumam, malas untuk banyak bicara.
Terdengar deheman pelan disebrang sana "Apa kau malam ini ada waktu kosong?" lanjutnya. aku terdiam sebentar
"Siapa ini?" ujarku datar, terdengar gelak tawa disebrang sana. Aku memicingkan mata tak mengerti "Ini aku Selena" aku ber'oh' setelaht itu hening membentang diantara kita "So?" ia kembali bersuara
"Apa?"
"Kau kosong atau tidak" kurasa aku tidak memiliki kegiatan. hari ini hari sabtu. "Ya, kurasa..."
"Great. So lets get dinner with me please..."
"apa? Kemana pacar bodohmu itu" aku sedikit tertawa hanya Selena lah satu satunya wanita yang dapat dibilang cukup dekat denganku. Tapi tidak kami tidak memiliki perasaan satu sama lain hanya persahabatan biasa.
"Hei dia tidak bodoh" suaranya meninggi membuatku kembali terkekeh "Whatever so u come or nah?"
"Ya aku sungguh bosan disini"
"Okey kalau begitu jemput aku jam 7 tidak ada penolakkan see u there asshole" belum sempat aku berbica sambungan telfon sudah terputus. Sial.
***
"Hei kau telat 15 menit bodoh" omel Selena baru masuk kedalam mobilku. Ugh wanita ini tak tau untung
"Kapan lagi kau menemukan lelaki yang telat bukang seorang wanita" aku menginjak pedal gas mengarahkan keluar perkarangan rumah Selena
"Seharusnya lelaki menunggu wanita bukan sebaliknya" tangannya mengulur menekan tanda play di MP3 mobilku dan terputar alunan lagu style milik Taylor swift
"Kalau begitu aku lelaki yang berbeda" terlalu sering memperdebatkan sesuatu yang tak penting bersamanya. Menyebalkan memang.
Ia tidak membalas omonganku fokus dengan lagu yang ia dengar sama sepertiku lagu berakhir berganti dengan lagu yang baru
Aku tersenyum mengejek menatap Selena saat intro lagu yang terputar terdengar. Ia menatapku sinis dengan cepat tangannya ingin menghentikan lagu tersebut dengan cepat pula aku menahannya
KAMU SEDANG MEMBACA
•DIRECT MESSAGE• [hendall]
FanfictionTerkadang seseorang hanya ditakdirkan bertemu. Bukan memiliki.