chap 22

982 136 10
                                    

SORRY FOR LATE UPDATE

Jam menunjuk pukul 3 dini hari tetapi kantuk tak kunjung menghampiriku. Sedangkan Harry sudah terlelap sedari tadi disampingku. Ya disampingku malam ini.

Tidak, kami tidak melakukan hal hal yang tak ingin aku lakukan. Notabenya aku masih termasuk gadis yang masih suci. Dalam arti kata lain aku masih perawan. Apakah itu sebuah aib? Kurasa tidak. Aku menjunjung tinggi perinsip 'no sex before maried'

Dan sepanjang malam kami habiskan dengan mengobrol menceritakan satu sama lain. Dan oh aku masih mengingat jelas di saat aku bertanya apakah ia gay apa tidak.

"Kau bercanda? Untuk apa aku menyukai sesama jenis apabila aku dapat mencintai gadis manis seperti mu"

Untaian katanya dapat membuat pipiku bersemu merah hanya dengan mengingatnya.

Tanganku beralih mengelus rambutnya yang sudah mulai panjang. Mendapatkan wajahnya yang sedang terlelap seperti bayi. Ia sungguh lucu.

"Tampan bukan?" Ucapnya masih memejamkan mata,Aku berhenti mengelus wajah manis miliknya.

secara tiba tiba ia menarik badanku mendekat kearahnya. Mempertemukan wajahku dengan dada bidang miliknya. Jantungku seketika berdetak takkaruan.

"Har..-"

"Shh aku masih butuh waktu untuk tidur" aku hanya tersenyum sambil menganguk. Ia memlukku dengan erat. Setelah itu menempelkan bibirnya pada dahiku.

Senyumanku semakin lebar mendapati prilakunya padaku. Ia sangat manis. Dan aku tersenyum pula mengetahui kenyataan bahwa Harry tak sepenuhnya mabuk. Dalam arti kata lain ia masih mengingat hal apa saja yg kami perbincangkan.

Rencana awalku yang kurancang runtuh. Dan tergantikan oleh rencana tuhan yang maha tahu. Aku menyerahkan nasibku sepenuhnya pada tuhan. Entah dimana dan dengan siapa hidupku akan bermuara. Satu hal yang kutahu, tuhan pasti memberikan pilihan yang paling terbaik untukku.

Dan karna itu aku baru menyadari. Aku tak dapat mejauhi takdir. Walaupun sampai sekarang aku tak tahu takdirku bersama Niall ataupun Harry. Hanya sang kuasalah yang berhak tahu.

•••

Pagi ini untuk pertama kalinya dalam hidupku dapat sarapan bersama dengan Harry. Berdua saja.

"Woh makananmu sangat lezat" komentar Harry sesaat menyuapkan potongan pancake.

Aku sedikit tertawa mendengar ucapannya barusan "Harry itu hanyalah tumpukan pancake biasa. Tak ada istimewanya sama sekali" aku melanjutkan memotong pancake-ku

"Ntahlah tetapi rasanya sedikit berbeda dari semua pancake yang pernah kucicipi, pancake buatanmu lah yang paling lezat"

"Kau berlebihan. Komposisi semua pancake sama saja" aku memutar kedua bola mata sambil terkekeh

"Aku tau mengapa pancake ini lebih istimewa dari yang lain" aku menoleh kearahnya yang sedang tersenyum

"Karna aku sekarang sedang memakannya dengan seorang gadis manis yang sangat aku cintai. Membuat pancake ini terasa llebih lezat" ia mengedipkan matanya padaku. Membuat kedua pipiku bersemu merah tanpa alasan.

Ugh lelaki bodoh ini mempunya 1001 cara membuat pipiku merah dalam waktu seketika!

••••

Sarapan berlangsung dengan suasana menyenangkan hingga suara bedebuk pintu mengalihkan pemandanganku. Ternyata Louis sudah pulang, ntahlah aku tak tahu ia dari mana. Bukan urusanku. Ya Louis dan Harry tinggal disatu apertement tetapi beda kamar. Mereka cukup dekat. Kurasa.

•DIRECT MESSAGE• [hendall]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang