Chapter 7

95 70 0
                                    

DISCLAIMER

The characters, places, and events appearing in this work are fictitious. Any resemblance to real persons, living or dead, is purely coincidental.

 Any resemblance to real persons, living or dead, is purely coincidental

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Play the BGM for better experience!]
BGM by milly

Alyssa Magan © FIRSTYRN

.
.
.
.

CHAPTER 7

Sepuluh pagi dan kemeja Lare Jeth Ammar sudah kusut. Pada mulanya ketika pintu toko dibuka hanya ada seorang kakek bersama cucunya yang sedang menunggu untuk membeli persediaan selai di rumah mereka. Namun, selang tiga puluh menit kemudian orang-orang mengantre hingga berdesakan. Jhan Kurt yang awalnya membersihkan dedaunan kering di sekitar toko terpaksa harus meninggalkan sapunya untuk melayani pembeli. Seperti biasa mereka melakukan pembagian tugas bergilir dan tugas Lare hari ini adalah untuk memastikan pesanan pelanggan tetap toko dikemas rapi dalam peti kayu sebelum diambil sore nanti.

Lare berjongkok dan memastikan kembali barang-barang di hadapannya sesuai dengan daftar panjang nota pembelian di tangannya. Lelaki itu mencentang satu persatu nama barang yang telah diperiksanya. Bibirnya bergerak-gerak tanpa suara. Lima kemasan besar saus kuning, tiga toples paprika, lada hitam bubuk....

"Aku sudah berdiri di sini sejak lima belas menit yang lalu dan kau bilang pesananku belum dikemas?!"

Astaga. Ada apa lagi di sana? Lare menghela napas lelah. Ia memutar tubuhnya dan mendongak untuk melihat apa yang sedang terjadi dari balik rak penyimpanan barang. Dilihatnya seorang wanita dewasa muda memasang raut wajah penuh kekesalan. Sementara itu, si anak baru--entah siapa namanya ia tidak ingatberdiri dengan gelisah.

"Apa kau pikir ini masuk akal? Wanita tua itu barusan pergi dengan pesanannya padahal aku mengantre jauh lebih dulu daripada dia!" wanita itu kembali bersuara dengan nada yang semakin meninggi. Pelanggan lain terlihat memberinya ruang untuk melakukan... entahlah, apa yang dilakukannya? Aksi protes?

Ketika tak seorang pun pekerja toko berusaha meredam amarah wanita itu, Goran Barit meninggalkan meja kasir dan mulai menggantikan pekerjanya yang hanya terlihat kebingungan dan menoleh ke sembarang arah. "Maaf, Nyonya. Ada masalah apa di sini?" tanya pria itu dengan santun.

Jhan yang berdiri tidak jauh dari mereka mengelap tangannya sendiri lalu membalikkan badan dan berjalan ke arah Lare. Lelaki itu melewatinya sambil membawa nota pembelian dan mulai mencari benda yang tertera dalam nota tersebut. Sementara itu, Lare menegakkan tubuhnya dan menatap lelaki itu. "Hei, ada apa?"

"Anak baru itu mengacau," jawab Jhan sambil mengibaskan tangannya. Lelaki itu mundur selangkah sambil mencengkeram rak penyimpanan kemudian mendongak. "Hanya ini susu kambing yang tersisa?"

ALYSSA MAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang