Chapter 2

242 129 32
                                    

DISCLAIMER

The characters, places, and events appearing in this work are fictitious. Any resemblance to real persons, living or dead, is purely coincidental.

 Any resemblance to real persons, living or dead, is purely coincidental

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Play the BGM for better experience!]
BGM by cybiko

Alyssa Magan © FIRSTYRN

.
.
.
.

CHAPTER 2

Matar, 3rd Week

Semuanya bagus dan bersih. Tidak ada karpet, tirai, atau kaca jendela yang berdebu. Seseorang selalu datang dua kali dalam seminggu untuk membersihkannya. Bahkan, piring-piring pajangan yang dibeli dengan harga murah, digosok hingga Alyssa bisa melihat bekas air liur yang sudah kering di wajahnya terpantul di piring-piring itu setiap pagi! Oh, bukan, itu bukan sembarang piring seperti yang ada di meja makan. Benar-benar hanya untuk fungsi estetika, bukan fungsional. Bagian tengah piring dilukis dengan ornamen timbul khas budaya pesisir, sementara bagian terluar berwarna hitam dengan sedikit sentuhan warna emas. Tentu bisa digunakan berkaca.

Alyssa masih ingat ketika dua bulan lalu piring-piring itu sudah diletakkan begitu saja di atas nakas panjang yang berada di samping ranjang tidurnya. Mungkin bibinya yang melakukan, mengingat hanya wanita itu yang mengurus segala urusan rumah tangga, termasuk mempekerjakan pembersih bayaran. Alyssa tidak terlalu suka kebiasaan wanita itu yang menurutnya terlalu lancang, maksudnya, mencampuri urusan tata ruang orang lain. Tapi, Alyssa tidak terlalu mempermasalahkannya. Toh, mau disingkirkan pun bibinya itu pasti akan kembali memasang barang-barang lain.

Setelah memastikan bekas air liurnya bersih, Alyssa menyingkap tirai putih kerang yang menyembunyikan jendela kaca di baliknya. Hanya diperlukan waktu kurang dari seperempat detik, sinar matahari pagi menguasai seluruh ruangan pribadi Alyssa bersama dengan suara deburan ombak yang menghantam karang-yang tadinya tidak terdengar. Tinggal di tebing pantai sejak kecil dan tidak pernah berpindah tempat membuat telinganya terbiasa mengabaikan nyanyian laut. Siapapun juga akan seperti itu.

Tidak seperti Lare Jeth Ammar yang masih suka memandangi laut meskipun setiap hari melihatnya, Alyssa sudah bosan. Dia tidak perlu berpikir lama untuk membalikkan tubuhnya sesegera mungkin dan keluar dari kamar.

"Sudah bangun?"

Carla Magan --bibinya-- muncul dari arah dapur sambil merapikan dua helai rambut yang jatuh di atas dahinya ke tatanan yang seharusnya. "Ada kue keju di dalam," ucap wanita itu seraya menggerakkan kepalanya ke arah dapur. "Aku tahu kalian tidak suka kue manis. Tapi, kalian harus terbiasa sampai aku menemukan tukang masak yang baru."

ALYSSA MAGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang