Gavesha menatap bulan yang indah di atas sana. Bulan memang indah, dia di ciptakan untuk menggantikan matahari ketika malam tiba. Menerangi bumi di malam hari ada tugasnya.
Bulan tidak sendirian. Ada bintang yang senan tiasa menemaninya menerangi bumi di malam hari.
Meski terkadang bintang tidak terlihat, tapi percayalah bintang tetap menemani bumi meski di tutupi awan gelap.
Gavesha ingin seperti bulan. Indah memancarkan cahayanya.
Suara gaduh dari seberang membuat Gavesha yang tadinya menatap bulan sekarang berpindah melihat kearah sebuah rumah yang ada di samping rumah.
"Hai." sapa seorang pemuda yang menyebabkan suara gaduh itu. Pemuda itu terlihat berdiri kikuk di tempatnya.
Gavesha menatap bingung pemuda itu. Dari mana asalnya? Setaunya rumah itu sudah lama kosong tidak berpenghuni. Apa jangan-jangan pemuda itu hantu?
Ketakutan Gavesha bertambah ketika pemuda itu kembali melambaikan tangan bahkan sekarang tersenyum lebar. Seperti joker?
Sial. Gue harus lari. Batin Gavesha.
Benar ia harus cepat masuk ke dalam kamar, takut jika hantu itu berubah wujud menjadi mengerikan atau bahkan parahnya lagi membawa Gavesha ke dalam dimensi lain.
Akibat kebanyakan membaca novel membuat Gavesha membayangkan terjadinya penarikan jiwa ke dalam dunia jin.
Buru-buru Gavesha melangkah hendak memasuki kamarnya. Sebelum pemuda itu berbuat yang aneh-aneh.
"Loh kok kabur sih." Bingung pemuda itu. Arjuna namanya.
Arjuna menggaruk kepala bagian belakang. "Apa karena gue kelewat ganteng makanya dia kabur?" tanya Arjuna percaya diri.
Arjuna memang memiliki sifat yang begitu percaya diri. Dia suka menyombongkan fisiknya yang hampir sempurna itu.
"Tapi tu cewek cantik juga. Jadi gak sabar buat ketemu lagi." kekeh Arjuna.
Setelah tersadar dirinya hanya sendirian. Arjuna melihat sekitarnya yang sepi hanya suara jangkrik yang terdengar dan angin yang berhembus dingin.
"Anjir horor banget gila. Ngapain papi beli rumah di tempat kayak gini sih. Eh tapi gak papa deh, lumayan punya tetangga cantik."
Arjuna segera memasuki kamarnya. Pemuda itu mengunci pintu balkon dan menarik gorden untuk menutupi pintu kaca itu.
Berbeda dengan Gavesha yang sedari tadi mengintip apa yang di lakukan pemuda asing di rumah kosong itu.
Ketika Gavesha melihat pemuda itu yang terkekeh aneh, membuat gadis itu yakin bahwa pemuda itu bukanlah manusia seperti dirinya. Pemuda itu pasti hantu yang menghuni rumah kosong itu.
Tapi sejak kapan hantu memiliki rupa yang tampan? Pikir Gavesha.
Ah, mungkin itu topeng untuk menyembunya rupa aslinya yang menakutkan. Ya, pasti seperti itu.
Gavesha sekali lagi mengintip balkon tetangganya yang tidak terdapat makhluk aneh itu lagi. Kemana perginya?
Takut, Gavesha membalikan badannya. Gadis itu memeriksa seluruh bagian kamarnya takut-takut jika sosok makhluk tampan itu ternyata berpindah ke dalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisa Waktu
RandomCerita tentang seorang anak yang selalu menyembunyikan rasa sakitnya. Menyembunyikan pahitnya kehidupan, dan selalu berusaha terlihat baik-baik saja. Padahal, ia sedang menopang semua beban hidupnya sendirian. Membohongi orang-orang di sekitarnya de...