Suara gaduh dari arah balkon berhasil mengusik tidur Gavesha. Gadis itu mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk ke dalam retinanya.
Ah ia ingat, setelah kepergian Diva, Gavesha kembali menangis hingga akhirnya tertidur. Sekarang ini jarum jam menunjukkan angka dua belas artinya sudah tengah malam.
Tok tok tok
Ketukan pintu balkon membuat Gavesha menoleh menatap bingung pintu yang menghubungkan kamarnya dengan balkon.
Siapa yang mengetuk pintu balkonnya tengah malam seperti ini. Apa jangan-jangan maling?
Tanpa pikir panjang Gavesha mengambil sapu yang ada di kamarnya. Ia mendekat pada pintu, dengan hati-hati Gavesha membuka pintu.
Pintu sudah terbuka memberikan sedikit celah. Dapat Gavesha lihat punggung tegap seseorang yang terbalut hoodie hitam. Gavesha tidak tahu apakah orang itu cowok atau cewek sebab kepala orang itu tertutup tudung hoodie yang di kenakan.
Tanpa menimbulkan suara, Gavesha mendekat dan langsung memukul punggung orang itu menggunakan sapu yang ada di tangannya.
"Siapa lo hah? Berani-beraninya nyusup ke rumah gue."
"Auh ah anjir sakit, gila." maki orang itu.
Kali ini Gavesha mengangkat tinggi sapunya. "Sialan. Rasain ini."
"Arghhhhh."
"Mampus lo mampus."
"Stopp!!!!! Sakit banget bangsat."
Gavesha terus memberikan pukulannya tanpa peduli rintihan kesakitan dari orang di depannya.
Orang itu berbalik mencoba menahan aksi Gavesha yang terus memukulnya. Di kira tidak sakit apa.
"Ini gue Sha. Arjuna! Stop mukul gue nanti muka ganteng gue bonyok."
Ternyata Arjuna. Gavesha berhenti memukul. Wajah gadis itu memerah, nafasnya tidak beraturan.
"Lo? Ngapain lo di sini hah?" pekik Gavesha.
Tidak tahu apa? Dirinya begitu ketakutan ketika tahu ada orang yang menyusup ke balkon kamarnya. Bahkan degup jantungnya terus memacu cepat. Nafasnya tersedak sedak.
"Turunin dulu sapunya."
Ah ternyata Gavesha masih mengangkat tinggi gagang sapu yang hanya melayang di udara. Dengan kesal Gavesha melempar sembarang sapu di tangannya.
"Ngapain lo tengah malam ke sini?"
Arjuna menyugar rambutnya ke belakang. "Gue bosen di rumah."
Gavesha menatap cengong pemuda di depannya ini. Apa katanya? Bosen? What the hell pemuda itu bosen dan malah mengganggu waktu tidurnya.
"Ya terus ngapain ke sini?"
"Karena bosen makanya gue ke sini."
"Tengah malam gini?"
Arjuna mengganguk. Wah ingin sekali Gavesha menonjok tampang polos pemuda itu. "Tau gak sih, lo itu udah mengganggu waktu tidur gue."
Mendengar itu Arjuna meneliti penampilan Gavesha dari atas sampai bawah yang hanya mengenakan pakaian tidur. "Maaf deh. Gue bingung juga, cuma ke sini yang terlintas di benak gue."
Gavesha benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Arjuna. "Lo ke sini lewat mana?"
Arjuna mengisyaratkan matanya pada balkon kamarnya yang bersebrangan dengan balkon Gavesha.
"Lewat balkon?" tanya Gavesha memastikan.
"Iya."
"Caranya?" tanya Gavesha penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisa Waktu
RandomCerita tentang seorang anak yang selalu menyembunyikan rasa sakitnya. Menyembunyikan pahitnya kehidupan, dan selalu berusaha terlihat baik-baik saja. Padahal, ia sedang menopang semua beban hidupnya sendirian. Membohongi orang-orang di sekitarnya de...