9 - Penyelidikan

214 17 4
                                    

Saat ini dokter dan perawat sedang memeriksa kondisi El. Sementara Dhirendra dan Calista berada di luar ruang rawat menunggu dengan cemas.

"Hiks, El. Kenapa kau seperti ini nak. Mama tidak suka melihatmu kesakitan kaya tadi", ucap Calista dengan tangisan yang tak kunjung berhenti.

"Hey, tenanglah. Kondisi El akan baik-baik saja", balas Dhirendra sambil mengusap lembut lengan Calista seraya menguatkan istrinya.

Ia sejujurnya juga berada di titik terendahnya saat ini. Efek El seberpengaruh itu terhadap dirinya dan juga Calista. Anaknya itu merupakan kelemahan dirinya yang mampu menghancurkan hidupnya apabila bahaya mengancam keselamatan anaknya.

Tanpa berpikir lama ia bangkit dari duduknya dan segera menjauh dari Calista untuk menelpon Dion asistennya, sekaligus orang kepercayaannya.

"Cari penyebab kecelakaan anakku. Kumpulkan bukti dan laporkan sesegera mungkin. Aku mempercayaimu"

Setelahnya ia kembali menemui Calista sampai akhirnya dokter keluar dari ruangan El.

"Bagaimana kondisi anak kami dok?", tanya Calista dengan raut wajah khawatirnya.

"Begini, untuk kondisi tuan muda masih belum stabil. Dimohon untuk pihak keluarga bisa menjaga kestabilan emosinya. Karena efek jatuh dari motor itu membuat jantung tuan muda sedikit berulah yang membuatnya kesusahan bernafas. Mungkin terjadi hantaman juga terhadap dadanya saat kecelakaan itu. Untuk memastikan apakah kondisi jantungnya, maka harus dilakukan rontgen. Saya akan menjadwalkannya nanti", jelas dokter kepada Calista dan Dhirendra kemudian ia pamit dari sana.

Setelah itu, Dhirendra pamit kepada Calista untuk pulang ke mansion. Ada sesuatu yang perlu ia urus, katanya. Sementara Calista kembali ke ruangan El.

Di mansion, dengan gurat langkah emosi dia berdiri di ruang tamu dengan seluruh maid, dan pengawal yang sudah berbaris. Mereka sudah diberitahu oleh Edo, bahwa keteledoran mereka membuat tuan besarnya marah.

Edo pun turut hadir, karena walaupun ia diberhentikan sementara dari tugasnya menjadi pengawal El, namun ia masih diperintahkan untuk mengusut tuntas kasus kecelakaan El.

"Panggil satpam sekarang!", titahnya.

Setelah semua berkumpul, masuk ke sesi inti.

"Kau, kau, kau, dan kau tidak kumaafkan", ucapnya seraya menunjuk satpam dan ketiga pengawal depan yang tidak bekerja dengan becus semalam. Karena mereka yang ceroboh, lengah, membuat anaknya masuk ke rumah sakit.

Bugh!!
Bugh!!
Bugh!!
Bugh!!

Satu persatu keempat orang itu mendapat pukulan di perutnya. Itu belum seberapa. Masih ada hukuman lainnya.

Aura mematikan dari Dhirendra benar-benar dirasakan oleh seluruh pekerja.

"Dengar, saya tidak mentoleransi hal-hal yang membahayakan El. Entah itu kecil atau besar efeknya", ucapnya lagi.

"Peringatan untuk kalian semua. Kerjakan tugas kalian dengan benar. Jangan lengah. Kalian semua tahu, karena kelalaian ke empat orang ini, anak saya terbaring di rumah sakit. Dan saya paling membenci hal itu"

"Ini peringatan pertama dan terakhir. Apabila kejadian ini terulang kembali saya akan langsung eksekusi. Paham kalian?!!", ucapnya dengan ancaman yang tidak main-main.

"Bawa mereka berempat ke penjara bawah tanah. Jangan ada yang memberinya makan atau minum. Jika hal itu terjadi, maka bersiaplah menerima resikonya", titahnya yang langsung dikerjakan oleh pengawal lainnya.

Setelahnya ia menitahkan pekerja untuk kembali ke tugas masing-masing. Sementara Edo tetap berada di tempat karena ia perlu membicarakan perihal kasus kecelakaan El itu.

ELVIRO [DISCONTINUED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang